Imam & Makmum

1833 Kata
Pukul 04.40 pagi, Syauqi membuka matanya saat mendengar suara azand subuh berkumandang di ponselnya. Matanya melirik sekilas ke samping saat mendapati seseorang yang kemarin siang sudah sah menjadi istrinya. Sedikit pun ia tidak pernah bermimpi mendapatkan istri seperti Bella. Perempuan cantik itu tertidur menghadap Syauqi. Posisinya meringkuk seperti orang kedinginan, meski tubuhnya sudah di baluti oleh selimut tebal seperti Syauqi. Syauqi meneliti setiap inci dari wajah Bella. Cantik! Itu kata yang pas untuk Bella. Tapi kecantikan wajahnya tidak bisa mengimbangi kecantikan dengan akhlaknya. Miris! Tidak mau bergelut dengan pikirannya, Syauqi segera bangkit untuk melakukan ritual mandinya, karena pagi ini Syauqi akan kembali ke Jakarta. Ia membiarkan saja Bella menikmati tidurnya, sebelum Syauqi melakukan sesuatu setelah ia selesai mandi. *** Baju koko putih, kain sarung dan kopiah hitam di atas kepala membuat Syauqi terlihat sangat tampan. Laki-laki itu menatap pantulan dirinya di cermin besar yang melekat dipintu lemari, lalu matanya langsung tertuju pada Bella yang menggeliat seperti anak kecil dari cermin. Kaki Syauqi mengayun ke arah ranjang, ia berdiri disebelah Bella, helaan napas terdengar dari mulut Syauqi. Wajahnya tidak bersahabat kala berhadapan dengan Bella. "Bell, ayo bangun. Sholat subuh dulu!" ucap Syauqi seraya menggoyangkan bahu gadis itu. Tidak ada reaksi dari Bella, dan itu membuat Syauqi mendengus. Berpikir, jika Bella adalah gadis yang susah bangun. "Bell! Sholat dulu! Gak sholat gue aduin Papa lo!" kata Syauqi lagi, kali ini suaranya naik satu oktaf dan berbicara tepat disebelah telinga Bella. Syauqi bersedekap d**a saat melihat Bella membalikkan badannya, matanya sayup-sayup untuk terbuka lebih tepatnya ia malas membuka mata, namum ancaman Syauqi membuat Bella terpaksa mendengarnya. "Apa sih untungnya sholat subuh?" tanya Bella dengan nada paraunya, dengan mata yang terpejam. "Keuntungannya banyak! Udah buruan bangun!" jawab Syauqi seraya menyibak selimut yang menutupi tubuh Bella. Lagi dan lagi Syauqi memejamkan matanya sejenak saat melihat Bella masih menggunakan pakaian tadi malam. "Tahan!" "10 menit lagi deh!" tawar Bella dengan kembali menarik selimut lalu menutup seluruh tubuhnya. Syauqi mendengus kesal, ternyata susah gampang untuk membimbing Bella. "Gak ada 10 menit lagi, buruan! Sholat itu gak boleh di tunda!" "Yaudah 5 menit lagi ya, sayang!" rayu Bella dengan suara manja, dan tangan yang terangkat lima jari. Sengaja menggunakan kata sayang biar Syauqi luluh. "Gak mempan!" Dengan gerakan cepat Syauqi menyibak kembali selimut Bella dan detik itu juga ia menarik tubuh Bella untuk telentang, lalu mengaitkan tangan kanannya di pinggang Bella dan tangan kiri di bawah lutut Bella. Mengendong gadis itu. "Eh! Lo mau ngapain, gendong gue?" sentak Bella saat tubuhnya melayang dan kesadarannya terkumpul dalam waktu cepat. "Ngerendem lo!" "Lo gila ya? Ngerendem jam segini? Dinginnya minta ampun!" hardik Bella dengan tangan yang melingkar dileher Syauqi. Syauqi memilih diam, ia membawa Bella ke dalam kamar mandi, lalu meletakkan ke dalam bathtub yang sudah berisi air hangat. "Syauqi! Lo suami durhaka!" teriak Bella saat tubuhnya sudah basah termasuk pakaiannya. Matanya menatap tajam pada Syauqi yang masih berdiri disampingnya dengan senyuman hampir tidak terlihat. "Mandi, buruan! Habis itu ambil wudhu!" tekan Syauqi dan melangkah keluar kamar mandi. Namun, belum sempat Syauqi keluar dari kamar mandi, suara Bella menghentikan langkahnya. "Syauqi!" Syauqi memutar badannya 180°,menatap datar pada Bella. "Hm?" Bella tersenyum miring pada Syauqi, saat ide konyolnya muncul. "Mandi bareng yuk," goda Bella dengan tangan ke udara yang siap menyambut tubuh Syauqi. Sabar! Syauqi menghela napas panjang. Bella dengan otak mesumnya! Membuat Syauqi harus menahan diri. "Ayo kita mandi bareng!" kata Syauqi,terlihat senang dan berjalan mendekati Bella. Senyuman merekah tercetak jelas diwajah Bella saat melihat Syauqi berjalan mendekatinya. Bella pikir Syauqi tidak jauh beda dari laki-laki diluar sana. "Aww...!" ringis Bella saat Syauqi menyentil dahinya dengan santai. "MIMPI!" Bella mengusap dahinya, menatap tajam pada Syauqi, bibirnya mengerucut sebal. Ia merasa ditolak mentah-mentah oleh suaminya sendiri. Ini membuat harga diri Bella turun! Laki-laki itu lekas berlalu, dengan badai yang mulai menerjang. Bella benar-benar ingin menggoda imannya. "SYAUQI, GUE BAKAL WUJUDKAN MIMPI ITU!" *** Syauqi kembali lagi ke kamar setelah meminjam mukena milik Mamanya untuk bisa di gunakan oleh Bella. Namun, Senja malah membelikan mukena baru untuk Bella, katanya sebagai hadiah untuk Bella. Syauqi juga tidak tahu kapan Senja membelinya. Tadi, Syauqi juga sudah mengambil air wudhu lagi di kamar mandi dapur. Sajadah tergelar dengan rapi menghadap kiblat. Satu sajadah didepan untuknya dan satu sajadah di belakang dengan mukena berwarna putih bermotif bunga untuk Bella, istrinya. Mata Syauqi langsung fokus pada Bella yang keluar dari kamar mandi, tubuhnya kini sudah di balut oleh celana jeans panjang hitam dan tanktop berwarna putih yang memperlihatkan belahan d**a Bella, yakinlah itu membuat Syauqi meneguk ludahnya susah payah. Syauqi selalu mengucap astagfirullah saat sadar bahwa Bella sering sekali menggunakan tanktop. "Udah ambil wudhu?" tanya Syauqi seraya meredakan perasaannya. Bella yang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, menggeleng pelan. "Caranya ambil wudhu gimana?" Mata Syauqi membulat saat ucapan itu lolos dari mulut Bella. Syauqi tidak menyangka, bahwa Bella tidak tahu cara mengambil wudhu! Ya, Allah kuatkan Syauqi untuk memperbaiki Bella. Dengan helaan napas panjang, Syauqi berjalan mendekati Bella. "Ikut gue!" Syauqi membawa Bella ke dalam kamar kamar. Ia memposisikan Bella tepat di depan kran. "Lakuin apa yang gue lakuin!" perintah Syauqi tajam, laki-laki itu membungkuk dan Bella mengikutinya dengan pasrah. "Nyalain krannya!" dan Bella kembali mengikuti kata perintah Syauqi. Tenang, pelan, sabar itu yang dilakukan Syauqi saat mengajarkan Bella bagaimana cara mengambil wudhu mulai dari membasuh mulut, hidung, muka, tangan, kepala, telinga dan kaki dilakukan sebanyak tiga kali. Lalu berakhir dengan doa selesai wudhu. "Gitu ya ambil wudhunya? Alah gampang banget!" kata Bella setelah ia berdiri didepan sajadah, nada suaranya terdengar angkuh. Syauqi yang berada didepan hanya diam dengan wajah dingin tak bersahabat. Ia malas untuk menanggapi ucapan Bella yang terkesan meremehkan. "Pake mukenanya!" lagi, Syauqi kembali memerintah. Bella mengernyitkan keningnya, menatap mukena yang tergeletak di bawahnya. Tanpa ragu Bella mengambilnya, lalu membuka lipatan mukena tersebut. Laki-laki didepan Bella hanya menatap dengan bersedekap d**a, menunggu makmumnya selesai menggunakan mukena. "Udah nih!" kata Bella memperlihatkan bahwa tubuhnya sudah di balut oleh mukena. Syauqi mendengus kesal, melihat Bella yang tidak sempurna menggunakan mukenanya. Lihatlah, anak rambut Bella terlihat jelas di sela pelipisnya. "Itu rambut lo masih kelihatan, masukin ke dalam lagi!" titah Syauqi tajam. Bella mendengus, tapi tetap menurut. Ia memasukkan anak rambut ke dalam mukena. Hingga tidak terlihat satu helai pun. "Bacaan sholat hapal?" tanya Syauqi.   "Gerakannya aja gak hapal gimana bacaannya!" Bella menjawab dengan santai dan jujur. Jangankan gerakan bahkan Bella saja tidak tahu ada berapa rakaat setiap sholat. Ia tidak lebih dari gadis yang tidak tahu agama. Percayalah Syauqi masih sabar untuk menghadapi Bella. Ia menghembus napas kasar, saat mendengar bahwa Bella tidak bisa sholat. Tangan Syauqi mengusap wajahnya satu tangan, lalu menatap kesal setengah mati pada Bella. "Yaudah, sekarang ikutin gerakan gue. Bacaannya ikut juga dalam hati!" Syauqi kembali memerintah dan Bella mengangguk malas tanda mengiyakan. "Allahuakbar." Syauqi memulai sholatnya dan Bella di belakang sedikit mengangkat kepalanya yang menunduk untuk melihat gerakan apa yang di lakukan Syauqi. Perlahan Bella mengikuti setiap gerakan Syauqi dengan tenang dan pasrah. Ia juga ikut membaca dalam hati apa yang Syauqi baca saat sholat. Meski tidak khusyuk namun Bella bisa melakukannya dengan benar. Bahkan Bella tersentuh saat suara merdu Syauqi menggema di telinganya. Suara tegas nan lembut itu terdengar seperti nyanyian indah. Tidak bisa di pungkiri oleh Bella bahwa Syauqi itu berbeda dari yang lain. Permulaan! Itulah yang Bella pikirkan. Semua ini masih awalan. Ia juga teringat akan kata Senja, bahwa dirinya pasti bisa seperti Mamanya. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," Syauqi menoleh kekiri dan Bella mengikutinya. Melihat Syauqi berdoa dan Bella dengan segera menengadahkan tangannya ke udara seperti Syauqi. Ia bisa melihat bahwa laki-laki itu sedang berdoa dengan tenang. "Amin, ya rabbal alamin." Ada ketenangan yang datang pada diri Bella. Ia merasa sesuatu lebih baik dari sebelumnya. Matanya menatap punggung Syauqi, laki-laki itu sangat tampan dengan baju kokonya. Wajahnya tidak perlu di ragukan lagi. Dan Bella akui bahwa Syauqi memanglah lelaki idaman di kampusnya. "Salaman, Bella!" Suara itu langsung menyadarkan lamunan Bella, ia langsung menatap pada Syauqi lalu tatapannya jatuh pada uluran tangan Syauqi dan kembali menatap Syauqi yang bisa Bella lihat ada guratan kekesalan disana. Dengan cepat Bella mengambil tangan Syauqi dan mencium lembut punggung tangan suaminya itu. "Udah siapkan? Sekarang gue mau tidur lagi!" kata Bella tidak sabar seraya melepas mukenanya. Syauqi mendengus kesal sambil menggelengkan kepalanya melihat Bella yang tidak sabaran. "Habis sholat subuh gak boleh tidur lagi, Bella!" tekan Syauqi seraya melipat kembali sajadah dihadapannya. "Gue ngantuk, Qi!" balas Bella tidak terima, jika waktu tidurnya diambil. "Gue bilang gak!" Hanya diam dan malas menyahut itu yang dilakukan Bella. Bibirnya mengerucut sebal dengan melipat mukena asal-asalan. Merasa selesai melipat mukenanya Bella berdiri. Ia melihat Syauqi yang sudah berdiri, kemudian meletakkan sajadah di meja belajar. Tanpa ada penghalang lagi, Bella berjalan pelan ke ranjang yang sudah memanggil Bella untuk merasakan kenikmatan tidur lagi. "Jangan tidur gue bilang! Bagian mana yang gak lo ngerti dari kata jangan?" Bella tersentak saat tangannya di cekal oleh Syauqi, nada suara Syauqi terdengar seperti marahan dan bentakan. Bella tersenyum canggung, meski Syauqi dikenal sebagai laki-laki baik dan sholeh tapi ia yakin jika Syauqi mempunyai sifat lain. "Please kali ini aja ya, biarin tu ranjang ngerasain tubuh gue!" kata Bella merayu, wajahnya di buat semanis mungkin di depan Syauqi. Tangan yang dicekal oleh Syauqi perlahan Bella tarik dan beralih menggenggam jari-jari Syauqi. Matanya jelas menatap permohonan pada Syauqi. Sementara Syauqi, ia diam dengan wajah datar menatap Bella yang mulai menggodanya. Ia bukan laki-laki bodoh yang mudah terjerumus akibat perlakuan manis Bella. Tangan Bella di sana perlahan melingkarkan dileher Syauqi, setelah Bella melepaskan kopiah Syauqi dan meletakkan di nakas dekat sampingnya. "Boleh ya, gue tidur kan paginya masih lama," lagi suara lembut dan manja itu mengalun ditelinga Syauqi. Tangan Bella kini beralih membuka kancing baju koko Syauqi dengan sangat s*****l. Syauqi menahan napas saat wajah Bella ada didepan wajahnya yang hanya berjarak beberapa sentimeter. Ia bisa merasakan tangan Bella mengusap dadanya. Dan itu membuat Syauqi menegang, tubuhnya bereaksi dengan cepat. "Kalo gitu kita tidur bareng ya," bisik Bella dengan suara manja nan menggoda tepat di telinga Syauqi. "Lakuin hal yang menyenangkan gitu," lanjut Bella. Oh, ayolah Syauqi, jangan termakan akibat rayuan Bella. Ia hanya memanipulasimu! Cup! Sebuah kecupan singkat mendarat dipipi kanan Syauqi, membuat ia memejamkan matanya sejenak. Saat merasakan sensasi kecupan lembut dipipinya. Hanya sebatas kecupan. "Ya, Allah kuatkan iman hamba!!" Syauqi kembali pada kesadarannya setelah cukup lama terpaku akibat perbuatan Bella. Ia kembali menatap Bella dengan wajah datar dan dingin. "Makasih kecupannya. Tapi sayangnya, gue gak akan biarin lo tidur lagi!" sarkas Syauqi tajam bersamaan dengan Bella langsung melepaskan tangannya yang menempel di d**a Syauqi dan menatap nyalang pada Syauqi yang bersedekap d**a. "Ihhh... Gue kesel kesel kesel sama lo!" teriak Bella dengan memukul d**a Syauqi yang hanya terbuka tiga kancing atas saja. Ia merasa nyesal telah merayu Syauqi, dan mengorbankan dirinya untuk terlihat seperti perempuan penggoda. Syauqi sangat sulit untuk ditaklukan dan tidak mudah untuk di rayu! Laki-laki itu sekeras batu! Dan Bella berani taruhan jika suatu saat nanti Syauqi akan mengemis padanya untuk meminta jatah! Camkan itu! "SEORANG BELLA TIDAK PATUT UNTUK DI TOLAK!!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN