Badan Hany terasa sakit dan lelah. Ia melamun cukup lama di tempat tidurnya. Mengapa hari ini terasa sudah berat padahal ia baru bangun tidur. Ia menyalakan data seluler dan mendadak ponselnya menjadi ramai notifikasi. Lima puluh chat masuk dari Reza. Ia juga menelpon Hany berulang-ulang. Namun tidak ada satupun panggilan yang ia angkat. “Han,” panggil Ibunya yang tiba-tiba membuka pintu. “Itu di depan ada teman kamu,” timpalnya lagi. “Siapa?” tanya Hany bingung. “Kayanya mama baru lihat mereka. Cewek sama cowok,” ucapnya lagi. Hany sadar pasti itu Jeno dan Tia. Kemarin malam mereka sudah janjian untuk pergi menemui Misel. Tapi Hany tidak tahu mereka datang sepagi ini. “Bilang suruh tunggu Ma. Mau mandi bentar,” ucap Hany sambil beranjak ke kamar mandi. Sekitar lima belas menit H

