PART 64

968 Kata
Mendengar rintihan tangis, Naufal menghentikan langkah. Ia menilik ke dalam kamar Kila. Pintu Gadis itu tertutup rapat. Dengan ragu-ragu, ia mengetuk pintu. Gadis dengan mata sembab muncul dari balik pintu. Kila menarik lengan Naufal agar masuk ke dalam. Setelah itu, ia mengunci pintu. "Ada apa? Kamu habis nangis, Yang?" "Ng--nggak kok. Aku kelilipan." Kila mengangkat sudut bibir. "Bentar, aku punya sesuatu buat kamu," tangan Kila menarik laci. Ia mengeluarkan sebuah benda dari sana. "Buat kamu!" seru Kia semangat. "Lensa kontak? Buat apa, Yang?" "Buat mata kamu lah. Aku pasangin ya," Kila perlahan melepaskan kacamata Naufal. Ia mengambil lensa kontak khusus minus itu, lalu memasangkannya pada kedua mata Naufal dengan hati-hati. Jarak mereka begitu dekat. Sampai-sampai Naufal bisa merasakan kalau perut Kila sudah menonjol. Usai selesai, Kila mundur 3 langkah. "Nice! Kamu tambah ganteng kalau gak pake kacamata." "Oh iya, kamu sebelum ini pernah pake lensa kontak kan? Atau belum pernah sama sekali?" lanjut Kila bertanya penasaran. "Udah, sayang. Cuma waktu itu gak cocok. Jadi beralih pake kacamata." tutur Naufal membuat Kila panik. "Kok kamu gak bilang? Sini, aku lepas. Kasihan kamunya." Kila berusaha menyentuh mata Naufal, tetapi ia dicegah. "Gak perlu. Aku mau coba hal baru sama kamu. Kita berangkat yuk," Naufal menggandeng lengan Kila. Kila mematung terdiam. Ia harus ikut atau tidak. Perutnya semakin membesar. Kila takut ada murid yang mencurigainya. "Yang, kok bengong?" "Eng-nggak. Ya udah ayo. Kita berangkat," Kila berusaha untuk tersenyum. Di balik ke khawatirannya, ia belum siap memberi tahu Naufal. "Fal, rok aku udah gak muat. Hari ini aku gak pake ikat pinggang enggak apa-apa kan?" tanya Kila lirih. Naufal terhenti. "Nanti... habis pulang, aku beliin kamu rok baru." "Hayo! Pagi-pagi udah bisik-bisik kaya gitu!" tegur Yuni membuat Kila membuat jarak dengan Naufal. "Lo gak pake kacamata?" Heni bertanya dengan mulut penuh makanan. "Gak dong." Naufal menarik bangku, kemudian duduk di sana. Tak lupa, ia juga menarik kursi untuk Kila. "Perasaan Mama gak pernah beliin kamu lensa kontak. Kenapa kamu sekarang punya?" tanya Yuni sambil menaruh roti tawar di piring Naufal dan juga Kila. "Ki--" merasa kakinya diinjak, Naufal berhenti. Ia menoleh ke arah Kila. Kila menggeleng pelan. "Ada orang baik yang beliin, Ma." jawab Naufal akhirnya. "Siapa?" *** Mata semua orang kini terpana pada Cowok yang sedang berjalan di sekitar mereka. Pakaian tidak membuatnya mencolok, namun bagian mata lah yang membuat mencolok. Biasanya, Cowok itu selalu memakai kacamata seperti orang cupu, tapi sekarang? Sangat berbeda sekali. Di tambah lagi, gaya rambut Cowok itu diubah. "Most wanted di sekolah kita nambah satu!" "Ya amplop! Kenapa gak dari dulu kacamatanya dilepas!" "Dia kaya terlahir kembali tau gak! Lebih ganteng dan dewasa juga." "Fal, minta nomor telefonnya dong!" "Fal, jadiin gue pacar lo dong!" Berbeda dengan reaksi Cewek di belakangnya. Cewek itu menggerutu kesal. Ia menyesal telah membeli lensa kontak khusus minus dan juga sudah merubah gaya rambut Cowok itu. "Gue nyesel." Kila berjalan mendahului Naufal. Kupingnya sudah panas karena mendengar pujian demi pujian para cewek se-SMA Sebum. "Tunggu..." Naufal berusaha mengejar, tapi mendadak ada seorang murid perempuan menghadangnya. Naufal hanya bisa tersenyum kikuk. "Kak, jadi pacar aku yuk!" "Maaf. Gue udah punya," "Dan pacarnya itu aku." mendadak Lusi sudah ada di samping Naufal. Cewek itu melangkup lengan Naufal. Murid perempuan itu terbelalak, tapi hal tadi sudah ia duga sebelumnya. Lusi dan Naufal selalu bersama ke mana-mana. Mustahil jika kedua makhluk itu tak ada hubungan apa pun. Di kelas, Kila menenggelamkan wajah di lipatan tangan di meja. Mood nya sudah benar-benar buruk pagi ini! "Woy!" Dania mengguncang bahu Kila membuat si empunya kontan mendongak malas. "Apa?" "Lo belum tau?" "Tau apa? Naufal sekarang jadi most wanted? Itu, mah, gue udah tau." Kila hendak menenggelamkan wajahnya kembali. Namun, "Naufal sama Lusi pacaran!" Deg Layaknya habis disetrum oleh aliran listrik, Kila menegang. Ia bangkit meninggalkan Dania. Kalian pasti sudah tau, Kila akan ke mana. Baru beberapa langkah keluar kelas, Kila melihat Naufal berjalan ke arahnya. Dia langsung mendekati Cowok tersebut, kemudian menarik lengan Naufal untuk membawa Cowok itu ke suatu tempat. Koridor sekolah. Kila melepaskan genggaman. Ia berbalik badan, lalu menghadap Naufal. "Kamu.... beneran pacaran sama Lusi?" tanya Kila lirih sekaligus gemetar. "Enggak, sayang." "Tapi semuanya bilang kalau kamu pacaran sama dia!" "Lusi yang bilang kaya gitu di depan semua murid. Aku gak pernah bilang itu." "Tapi tetap aja. Kalau aku dekat-dekat sama kamu, nanti di pandangan murid lain, aku ngerebut kamu dari Lusi. Padahal enggak." mata Kila berkaca-kaca. Naufal tidak tega melihat itu. Ia menarik Kila dalam dekapannya. "Istirahat nanti, di depan semua orang aku bakal ngakuin kamu sebagai pacar aku." "Janji?" "Hm. Janji." ******** Biasanya.... bangku yang ditempati Naufal kosong. Hanya Lusi dan Kila yang mau duduk di samping Naufal. Tapi sekarang keadaannya berbeda. Seperti semut. Jujur, Abian merasa iri. Predikat most wantednya kini hilang. Tidak ada murid perempuan yang mendekatinya, kecuali Dasha. Namun, hari ini Dasha tidak masuk. Entah kenapa. Lagian juga, Abian tak mau tahu. Kila memandang jengkel Naufal dari kejauhan. Ia masih menunggu Naufal mengakuinya di depan semua orang sebagai pacar. "Lo udah tau sifat anak cupu itu sebenarnya kan?" Abian mendadak duduk di depan Kila membuat Kila tak bisa melihat Naufal. "Dia gak cupu. Dia lebih keren daripada lo." sahut Kila menohok. "Foto itu lo udah liat kan?" "Gue gak percaya." jawab Kila padat singkat. "Gue gak mau liat lo menderita. Naufal itu cowok gak baik. Lo harus tinggalin dia sebelum lo tersakiti." peringat Abian. "Bian, please. Jangan menghasut gue. Gue udah dewasa. Gue tau, mana orang baik, mana orang jahat. Lo... jauhin gue sekarang." "Gak akan." Abian bergerak mendekati tangan Kila, kemudian meraih tangannya. "Mohon perhatiannya sebentar!" teriak Abian membuat seisi kantin yang tadinya riuh seketika hening. "Kila sekarang jadi pacar gue! Buat kalian para cowok yang coba ngedeketin dia, lebih baik nyerah sekarang atau gue hajar sampe mampus!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN