Derita Ketulusan Seorang Pemuda

Lukman adalah seorang pemuda yang lahihr dan di besarkan di keluarga dari kalangan sederhana, selain itu Lukman terlahir dalam keadaan istimewa, dari ketiga saudaranya Lukman memiliki cacat bawaan lahir, Dia adalah anak Nomor Dua dalam keaadaan keterbatasan dalam berjalan Lukman di anggap tidak brguna, di anggap sampah, bahkan bukan hanya di keluarganya saja dalam pertemanannya Lukman juga dianggap orang yang menyusahkan bila dia meminta bantuan dari kawannya.Dalam hatinya hanya bisa berkata, “Ya Allah ini adalah ciptaan Mu yang paling sempurna” bahkan Lukman juga dalam memiliki keterbatasan dia juga memiliki banyak kelebihan dalam hal memahami sebuah bacaan. Dalam duia music, bahkan dunia sastra kata- demi kata yang dia tuangkan dalam sebuah kertas terkadang membuat sang pembacanya terhanyut dalam kata demi kata dan sajak yang dia ciptakan.Karena Lukman merasa kesepian dalam kesendirian di yambah Juga karena keterbatasan itu Lukman sering kali di abaikan , di acuhkan, bahkan di anggap sebagai dunia pelarian saja, dalam hal percintaan seperti layakya badut yang mengibur Wanita yang tersakiti oleh Laki-Laki jahat kemudian Lukman di anggap seseorang yang pantas di jadikan tempat curhat, tetapi jahatnya mereka kemudian pergi meninggalkan Lukman di dalam kesendiriannya lagi.Sungguh kasihan dan miris sekali Lukman di dalam kehidupannya, dia di keluarganya di anggap tiada di percintaannya pun sulit untu Bahagia. Ketulusan yang Ia berikan selalu kandas dan tenggelam begitu saja, tak adil memang tapi ini adalah realita dunia yang harus di hadapi Lukman sebagai lelaki Istimewa yang di berikan Tuhan.Dengan teman tongkat yang menyangga badannya, dia menganggap tongkat itu sebagai teman sekaligus saudara yang menemaninya dalam kesepian. Sajak-sajak, kata-kata dan goresan pena sebagai saksi dalam mengarungi kehiduapn yang keras tetapi dia harus kuat karena dunia tanpa uang sungguh kejam, ini yang dia lihat dan rasakan.Kegagalan dalam menjalani sebuah kisah asmaranya yang kandas pertama kalinya Lukman terus memperbaiki dirinya, Dia masih tegar dan terus menjalani kehidupannya, dan Lukman juga terus mendalami semua ke ahliannya.Sembari duduk di bangku kuiah Jurusan sastra Lukman terus mengembangkan dan merintis dengan sajak-sajaknya menjadi sebuah buku yang di impikan terbit di percetakan, di dunia musiknya juga Lukman lumayan di kenal di Kampusnya.Sampai dimana di satu titik Lukman mengenali gadis cantik di kampusnya yang Bernama Rahma, di awal perjumpaan dengan Rahma di kantin kampus, Lukman terlihat dingin, cuek dan acuh terhadap perhatian Rahma, karena Trauma sosok mantan Wanita yang sangat Ia sayangi dengan begitu hebat.Tetapi bukan menambah dan membuat Rahma semakin benci atau ingin tak mengenali Lukman, malah justru membuat Rahma semakin ingin mengenali Lukman.Hari demi hari perhatian Rahma yang semakin terliha dengan membawakannya bekal, yang membuat hati Lukman yang tadinya dingin, cuek dan susah untuk di taklukan membuat kawan-kawan Lukman heran, perhatian Gadis yang memiliki paras cantik bahkan menjadi idaman laki-laki satu kampus bisa takluk dengan Lukman, yang di anggap laki-laki cacat tak berguna, bahkan di anggap laki-laki buruk rupa di kampusnya.Rahma si gadis cantik dengan balutan hijab yang anggun , yang bisa mengetuk Hati dinginnya seorang Lukman yang di kenal dengan sajak dan nyanyian merdunya dengan gitarnya malah justru bisa meluluhkan hati idaman Wanita yang tercantik dan idaman di kampusnya.Tetapi inilah awal perjalanan bagus Lukman dalam mengarungi dunia perkampusan di semester empatnya, tetapi awal kehancuran mental Lukman juga dalam menjalani kehiduapn, tetapi Lukman belum menyadari dengan hadirnya Rahma ini akan menjadi kawan sekaligus pasangan yang mendukungnya atau justru menghempaskan Lukman kedalam kerasnya melupakan dan mengikhlaskan seseorang yang benar benar ia sayangi dan dia cintai.Hari demi hari Rahma terus memberikan rasa perhatian dan kasih sayangnya dalam menjalani Bersama Lukman, sampai Lukman menuliskan sajak dan di tempelkan dalam perlombaan kampus yang di persembahkan untuk Rahma.“bulan dan bintang adalah pasangan di malam hari yang serasi,Mereka seiring dan seirama seperti kita berdua,Mereka penghias paling sempurna dan serasi di dalam kesunyian malam,Saling mengisi dan melengkapi dalam setiap keterbatasan,Bulan tak melihat bagaimana kekurangan bintang dan bintangpun bersyukut atas kehadiran rambulan malam,Itulah kekuatan cinta dan kasih saying yang saling melengkapi,Yankata g menambah kesempuranaan dalam balutan keterbatasan yang Tuhan ciptakan.Teruntuk Rahma kekasihku,By Lukman”. Dalam menunggu pengumuman hasil dari perlombaan itu, Lukman tetap melaksanakan kegiatannya dalam menajalani kuliahnya di semester lima ini, hingga tiba dimana hasil pengumuman hasil dari perlombaan di kampus di umumkan oleh mc. Dalam menanti pengumuman itu Lukman berdebar-debar dalam jiwanya,”akankah aku termasuk dalam nominasi terbaik?” dengan di temani Rahma kekasihnya. Rahma yang harap harap cemas dengan perlombaan itu,”apakah kak Lukman memenangkan perlombaan ini?” sambal duduk di sebelah Lukman yang harap-harap cemas. Hingga tiba dimana mc mengumumkan hasil dengan di iringi music tegang,”nominasi kategori sajak terbaik di raih oleh!............Luuuuuuuukman”. Lukman tak percaya karyanya masuk kategori sajak terbaik, Lukman melakukan sujud syukur dansembari menitihkan air mata. Seakan belum mempercayainya bahwa dirinya mampu menulis sajak-sajak itu. Kemudian Rahma yang duduk di sebelah Lukman, sembari menunggu Lukman berdiri dari sujudnya Rahma belum mempercayai bahwa kak Lukman memenangkan kategori terbaik. “selamat kak selamat”, ucapan lembut si Rahma terhadap Lukman. Kemudian Lukman berdiri dengan tongkatnya lalu maju kedepan, pada saat itu penyelenggara memberikan kesempatan untuk berpidato. Lukman hanya mengucapkan,”sajak ini ku persembahkan untuk kekasihku dan kesayanganku” ucap Lukman lalu turun ke tempat duduknya sambal membawa trofynya duduk di sebelah Rahma. Rahma yang memerah pipinya tersipu malu ayas ucapan bangga Lukman di panggung tadi, kemudian rahma mengucapkan, “sungguh kakak ucapkan di panggung tadi semua sajak yang kakak buat hanya untuk rahma”. Kemudian rahma pulang dari kampus dengan keadaan senang gembira dan tanpa hambatan di di hatinya. Karena sajak yang di persembahkan itu hanya untuknya. Kemudian Rahma mengetuk pintu tidak seperti biasanya, sampai bibi yang ,emjadi pembantunya kaget mendengarnya, kmudian bibi bertanya kepa Rahma, “ sebenarnya ada apa non?.... sepertinya non senang dan gembira sekali?...” sambal bibi bertanya dengan rasa penasarannya. Kemudian rahma menceritakan semua yang terjadi di kampus pada hari ini, kemudian bibi yangmendengarnya ikut Bahagia atas apa yang terjadi kepada majikannya hari ini, kemudian bibi yang menanggapi dengan senyuman tipis berkata,”jangan sampai ketulusannya engkau berikan goresan luka atas perilakumu non!”. Rahma yang menengar perkataan itupun sontak tercengang, kemudian Rahma menimpali , “ InsyaAllah tidak bi wati tenang saja, aku bisa menjaga hati Lukman bi”. “sudah-sudah silahkan non mandi sanya bibi sudah menyiapkan makan malam untuk non”. Dengan arahan bi wati Rahma mandi dan santap malam Bersama dengan keluarganya, dan tak berselang lama Rahma tidur, karena kebiasaan keluarga itu setekah santap malam langsung Kembali kekamarnya masing-masing untuk Kembali istirahat di kamarnya masing-msing.