Bab 5

970 Kata
Taman kota yang menjadi saksi, senja menjadi bukti ternyata kekaguman Lukman terhadap Nahda, membuat Nahda jatuh hati kepada Lukman, tetapi satu sisi Nahda diam-diam memiliki kekasih yang Bernama Rendy. Tetapi Nahda yang hanya ingin menjadikan Lukman pilihan kedua, bisa di katakana Lukman sebagai cadangan Nahda yang sewaktu-waktu putus dari Rendy, Lukman bisa menjadi ganti dan yang mengobati lukanya. Nahda bermain api dengan menjadikan Lukman sebagai cadangan, tetapi satu sisipengalaman pisah dari Rahma menjadi sebuah pengalaman berharga yang di dapat dari diri Lukman, Lukman tidak semata-mata langsung menaruh hati kepada Nahda. Lukman mencari tau siapa gadis yang mengetuk hatinya itu, dia beranya kesana kemari tetang gadis ini mulai dari nama, alamat, setatusna sebagai apa, sudah memiliki pasangan atau belum. Lukman tidak mau gegabah terhadap perasaannya itu, pengalaman di tinggalkan menjadi sebuah pengalaman terbesar di dalam hidupnya. Setelah megetahui bahwa Nahda seorang gadis yang mengetuk hatinya itu sudah memiliki pasangan hidup walaupu itu baru sebatas pacar saja. Dari peristiwa itu ada sajak dan kata-kata yang tercipta setelah mengetahui Nahda memiliki pasangan sebagai pacarnya, Memilikinya sebagai duri Yang sewaktu-waktu bisa melukai Bahkan lukanya begitu dahsyat Yang membuat diriku hampir mati dan trauma untuk mengenal cinta Bila cinta sebagai penyiksaan Dan kasih saying sebagai kesakitannya Lantas kenapa orang mau menangung derita cinta Karena sejatinya cinta bukanlah penyiksaan tetapi pengabdian tanpa paksaan. Setiap kata penuh makna, sajaknya yang juga penuh ke istimewaan yang membuat sang pembaca takjub dan menyelami penuh dengan emosi. Kenapa rindu harus tercipta Kalua dia hanya memberikan luk yang tiada obatnya Rinduku yang tidak bertuan Hanya menjadi sebuah angan-angan Tidak ada yang peduli terhadapku Penderitaan semakin menjadi-jadi Bunga yang merkah kini sudah pupus di angan-anganku Yang membuat tramaku Kembali. Bagaimana tidak puisinya penuh makna,Lukman sangat terpukul Ketika menanyai Nahda, dia rela membohongi Lukman, dengan mengaku masih sendiri dan mengaku jomblo belum memiliki pasangan. Di karenakan Lukman banyak rekan dan kawan, dia bertanya-tanya kepada rekan yang memperdulikannya. Kebohongan terbesar adalah seseorang yang mengaku sendiri, tetapi hanya di buat untuk menyakiti, menyayangi penuh kebohongan sampai orang itu percaya di sayangi, setelah di sayangi dengan tulus dia di tinggalkan pergi. Kata-kata Lukman yang membuat rekan-rekannya tercengang, pertanyaan rekan-rekannya,”kenapa kebohongan di jadikan topeng untuk menyayangi?”. Lantas Lukman membuat secerca kata-kata yang membuat rekannya tambah tercengang, Terkadang perkenalan pertama sungguh manis Membuat terpesona bahkan terlena Kasih saying di jadikan kebohongan untuk meyakinkan trauma itu Ternyata dia yang berniat mengobati malah orang yang pertama kali menggoresnya Kembali Memang sungguh tragis nasib Lukman yang menjadi seorang pemuda cacat, hanya di jadikan sebuah pelarian atas masalah percintaan, sampai dia tidak percaya akan ketulusan seseorang. Ketulusan seseorang hanya menjadi sebuah saksi Kesetiaan menjadi pondasi Prinsip menjadi sebuah penegas Dan cinta menjadi sebuah bukti Rekannya Lukman lantas terkesima atas kata-kata Lukman yang duduk sambal menikmati sebuah kopi, sakit hatinya yang menjadi saksi hidupnya, dia hanya berdamai atas takdir Allah yang memberikan dirinya kesempatan hidup dengan keterbatasan hidupnya. Setelah dari menikmati sebuah kopi di caffe dekat rumahnya Lukman pulang kerumahnya dengan berjalan kaki, tak berselang lama sudah sampai di rumahnya dia sampai di rumah duduk di balkon rumahnya, menikmati sinar rembulan malam yang menjadi sebuah saksi dalam dirinya mencintai Wanita yang berani mengulik lukanya. Tak apa-apa kalau kau ingin merasuk jauh ke dalam benakku, menjadi kata-kata yang menjelma pondasi puisiku. Agar seusai letih di perjalanan waktu, hatiku pun segera pulih dari lebamnya. Tak apa-apa juga kalau pada akhirnya hujan menyapu segala ingatan yang ada. Karena di debarku, kau telah menjelma puisi paling luka, yang setia untuk selalu ada. Dan tak apa-apa, sungguh tak apa-apa, bahkan kalau boleh aku meminta, menetaplah di kedalaman d**a, tempat cinta sebenarnya berjumpa. Bahagia setia berdiam di sana, tanpa kata, tanpa terkatakan, tanpa puisi luka. Masih dengan berteman buku-bukunya, dengan bulan menjadi saksi dan bintang-bintang menjadi sebuah pelengkap di langit yang cerah. Menantimu hingga mentari terbit Lirih kusebut namamu didalam sujudku Mengharap hadirmu disini untukku Bait doa kulantunkan Memohon Pada Yang Maha Kuasa Dimana keberadaan dirimu Kapankah sekiranya engkau datang Mungkin lewat hembusan angin Ataupun lewat secercah cahaya Semakin aku mengejar bayangmu Semakin jauh keberadaan dirimu Semakin terasa hampa rasa di hati Sesungguhnya engkau telah menjauh Meninggalkan cerita yang belum usai Hari semakin terik tak jua kutemukan jejak dirimu Adakah salah dan khilafku sehingga Engkau pergi diamkan diri ini Datang dan katakan kepadaku Atau jatuhkan aku hukuman asal jangan biarkan aku sendiri lagi bagaimana Lukman bisa menyembunyikan kesedihanya yang di siksa akan sebuah cinta yang berjuang secara sendirian, melakukannya dengan kemandirian. Hariku masih tentangmu meski kadang kau seakan tak ada Namun ku tetap berharap dalam kembara hidup ini kita akan berjumpa di dunia dimana kita berucap kan selalu bersama. semoga dalam sisa hidup yang ada akan datang sebuah harapan baru untuk diperjuangkan walau tak mudah untuk diwujudkan karena pada akhirnya jua,kita hanyalah ikatan yang tercipta karena akrab. Semua kata-katanya malam hari itu menjadi sebuah saksi ketulusan Lukman mencintai seorang Wanita yang menjadi sebuah tonggak perjuangan hidupnya. Setelah Lukman melakukannya di dalam bukunya yang dia tulis dengan tinta hitamnya, bagaimana goresannya itu sesuai dengan hatinya yang memang terasa sepi belum mampu ada yang mengobati, luka-lukanya sungguh teramat dalam. Sedalam Samudra yang belum ada yang mengetahuinya, perjuangan dalam menuliskan bukunya adalah kisahnya sendiri, yang di tuangkan dalam sepucuk kertas yang lusuh. Llukman menutup tulisannya di malam itu penuh makna dengan goresan luka yang di ciptakan di hatinya menjadi saksi atas kata-katanya, selepas dengan penutup kata-katanya itu dia melaksanakan istirahatnya dengan penuh kenyenyakan dan penuh kenyamanan. Di bawah rembulan malam sebagai saksi bisuku Setiap perubahan yang aku berikan hanya untuk memperbaiki diriku sendiri Dirimu hanya selintas lalu memang pantas aku lupakan Dirimu tidak pantas mendapatkan ketulusan itu dariku Seseorang yang melakukan ketulusan Memang hanya mendapatkan kesakitan saja Tetapi aku ingat siapa yang menanam dia akan yang memanennya Terimakasih semesta dirimu memilihku sebagai orang yang tulus. Setelah menutup kata-katanya itu Lukman istirahat dengan nyenyak dan tanpa beban dalam hidupnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN