Bab 4

1069 Kata
Dengan penuh pertanyaan di malam itu, setelah menyelesaikan kata katanya. Lukman melihat notifikasi HPnya itu, “assalamu’alaikum” dengan salam pembuka penuh pertanyaan karena nomor baru di Hpnya, Lantas Lukman membalasnya dengan penuh santai dan menjawabnya dengan penuh pertanyaan,”wa’alaikum salam warahmatullaah” di lanjutkan di bawahnya “siapa ya, ini?”, Rahma dengan deg-degan takut Lukman memblokirnya,”maaf kak ini Rahma”, maafin Rahma ya kakkarena di hari itu Rahma membuat berantakan isi hati kak Lukman, meninggalkan di saat kk benar-benar menyayangi Rahma”. Lukman sotak membaca pesan singkat yang di kirim melalui watssap itu terdiam sejenak dan berfikir, “kenapa tiba-tiba dia Kembali di saat luka ini hampir sembuh dengan cara yang lama. Yang mati-matian saya melupakannya. Bukannya membalas pesan watssapnya, Lukman malah menuliskan sajak karena pesan dari Rahma itu, Mati-matian aku melupakannya Tersiksa aku di buatnya Rasa saying itu semakin menyiksaku Yang terus menghantui dalam hari-hariku Luka yang dia ciptakan menimbulkan luka yang begitu dalam Kesetiaan yang dia berikan hanyalah kepalsuan Kini aku tersiksa dengan kepercayaanku sendiri Dan dia harus Kembali di saat Lukaku sudah bisa terobati. Tak terasa tulisan itu tertulis juga di pesan dan nomor Rahma itu, sontak Rahma yang membacanya tersimpuh malu dan menangis mengenang perpisahan kepada Lukman itu, dengan sama-sama penuh keterpaksaan itu. Sontak Rahma tak melanjutkan pesannya kepada Lukman, dan tak membalas pesan tu. Lukman yang Kembali tergores dengan kenangan luka-lukanya dengan penuh kepedihan, luka yang hampir sembuh malah tersiram air garam. Perih memang, mengenang kenangan perpisahan itu, melepaskannya penuh dengan keterpaksaan dan mengikhlaskan, Lukman berat merasakan untuk melupakannya. Lukman juga ingin hidup tenang dan damai dengan melupakan Rahma, di malam itu juga Lukman langsung tidur dan tidak mau membalas dan membahas semua tentang Rahma. Rahma yang merasakan kesedihan di malam hari membaca kata-kata kesedihan dari Lukman yang di temani keheningan malam, dengan kesepian dan tetesan air mata yang membasahi pipinya, membaca pesan itu seakan Rahma yang membaca pesan itu merasakan kesedihan Lukman, yang membuat hatinya tersambar petir di malam hari yang cerah dan sunyi. Rahma seketika yang membaca kata-kata dari Lukman itu sudah tak ingin melanjutkan pesan dan menutup Hpnya tadi, kemudian menyiapkan untuk Kembali ke kota asalnya itu dan tidak ingin menemui Lukman, dan Rahma hanya ingin membuat Lukman Bahagia dan hidup tenang dan damai. Ke esokan harinya, di temani Mentari pagi yang cerah Rahma Kembali ke kotanya dan Kembali melakukan aktifitas dengan hari yang kelabu tanpa ada keceriahan, menyesal telah memberikan luka yang begitu dalam kepada Lukman. Namanya perjalanan hidup, semua tantang “kalua tak menyakiti ya di sakiti”, “kalua tidak di ke cewakan ya mengecewakan” itulah perjalanan hidup manusia, dalam hati rahma. Kemudian di satu sisi Lukman yang susdah lulus dan selesai dengan kuliahnya, Lukman merintis usaha dan melanjutkan menulis dalam karya-karya buku yang unik dan enak di baca, satu buku karyanya yang berjudul “Demi Rahma Aku sulit melupakannya”. Buku yang di tulis menjadi trending topik pembicaraan setiap orang, tulisan yang berisi sajak-sajak dan kata kata itu menjadi saksi buku ketulusan seorang pemuda yang Bernama Lukman. Jangan buat diriku mati oleh kerinduan, di hianati oleh perselingkuhan Aku bisa menahan seberapa berat rasa rindu di hatiku Tetapi aku tidak bisa memaafkan yang bernama perselingkuhan Karena itu sangat sakit dan dapat membunuh jiwa dan ragaku Semula engkaulah yang memperbaiki taman indahku yang rusak Yang hanya dijadikan tempat singgah bahkan tempat dimana menjatuhkan sampah-sampahnya Kemudian kata-katamu sedikit melukainya yang membuatnya sedikit berantakan Di susul dengan sikapmu juga sedikit membuatnya merasa tidak nyaman Tuan putri? Tuanmu itu sudah merasakan seribu kesakitan bahkan Busur-busur panah yang menancap di badannya sudah engkau obati Dan itu sudah hamper sembuh, janganlah engkau siram dengan air garam karena itu dapat menjadi lukanya kembali Sehingga lukanya akan sulit sembuh bahkan bisa membuatnya mati perlahan. Isi sajak dan kata-kata itu semakin menjadi tempat pembaca yang merasakan kesakitan dan sedihnya menjadi seorang pemuda yang merasakan kesedihan yang mendalam. Matahari yang terbit akan tenggelam dengan datangnya sore hari Bulan yang bersinar di heningnya malam akan redup dengan datangnya pagi Bintang yang menghiasinyapun akan suram dengan datangnya mentari Semuanya adalah hiasan dunia yang tidak kekal abadi Rasa trauma dan ketakutan itu akan terobati Dengan dayangnya saling menyayangi dan saling mencintai Semuanya akan terasa bahagia dengan cara saling mengusahakan Dan sama-sama memiliki memiliki impian dan di wujudkan dalam kenyataan Saling mengusahakan menentukan keberhasilan Benar! Manusia punya impian dan tuhan yang menentukan Cinta dan saying yang tulus itu akan di kabulkan dan di wujudkan Dan alangkah beruntungnya bila semua itu tumbuh dalam kebahagian. Setiap sajak dan kata-kata itu menjadi tempat Lukman mencurahkan isi hatinya, semakin menjadi-jadi, dan membuat kehidupan Lukman semakin tertata dan menjadi seorang yang di kenal sebagai pengusaha foto copyan dan penulis buku yang menjadi saksi dalam bukunya itu. Kedamaiannya semakin di dapatkan oleh Lukman karena semakin di kenal sebagai penulis yang biasa dan sedrhana itu. Hari demi hari Lukman yang terus Menyusun bukunya hari demmi hari itu Lukman yang sudah melupakan urusan cintanya itu ada seorang gadis yang mengetuk hatinya, Lukman terpesona oleh seorang gadis yang manis dan cantik. Hati yang di hadang oleh tembok cina, sekeras batu yang sulit di lunakan itu semakin menjadi melemahkan Lukman sebagai seorang pemuda yang trauma, tetapi Lukman sudah melupakan masalalunya yang sudah berdamai dengan dirinya, tetapi gadis yang menjadi incarannya itu menyamankan hati sebagai seorang Wanita yang membuat Lukman sebagai pemuda yang sudah sembuh dengan dirinya, Begitu pula gadis yang dudu di taman di sore hari it uterus memandangi Lukman sang penulis buku yang terkenal, di dalam pandangan bola mata yang hitam itu, sang gadis yang merasa di lihat di taman kota yang indah di sore hari itu, terus bertanya-tanya di dalam hatinya kenapa sang pemuda penulis buku yang terkenal it uterus memperhatikan dirinya. Dengan bukunya Wanita yang Bernama Nahda itu salah tingkah di buat Lukman, karena dia masih membaca sajak-sajak yang di tulis oleh Lukman sungguh membuatnya terharu dan merasakan betapa keras penderitaan yang Lukman rasakan. Pada saat Lukman yang memperhatikan Nahda membaca bukunya sampai di kata-kata Lukman yang menjadi saksi suci pertama kali melihat rahma, kecantikanmu membuatku tergugah Rona wajahmu mengetuk qalbu Perilakumu menjadi sebuah kekaguman diriku Menjadi sebuah tujuanku Bahagia bersamamu kemanapun kita berada Sejna memang indah Tetapi memberikan seribu makna yang indah Mengharapkanmu untuk Bahagia bersmaku adalah tujuanku Tetapi kenyataan mengajarkan untuk diriku tidak berharap memilikimu. Nahda yang belum percaya kalau itu sang penulis buku yang terkenal Kembali memandangi Lukman, yang menjelma menjadi seorang pemuda yang mempesona.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN