Bab 3

1026 Kata
Lukman terus menuangkan perasaan itu dalam bentuk tulisannya, dalam kesedihan maupun dalam limpahan kebahagiaannya. Tak ada hujan, angin topan, dan seperti sambaran petir di siang hari Lukman mendapati kabar yang tidak membahagiakan hatinya, hatinya gelisah, tak nyaman, dan penuh luka saat itu juga, karena sayatan kabar bahwa rahma dan keluarganya akan pindah keluar kota, dan Rahma akan pindah kampus untuk menyelesaikan setudynya di sana. Saat itu Lukman yang duduk di bangku taman yang di sekelilingi bunga-bunga cantik dan rapi merasa gersang dandan taka da hehijauan yang cantik di matanya, Lukman hanya di temani kata-kata dan sajak-sajak puisi di bukunya, Hariku masih tentangmu meski kadang kau seakan tak ada Namun ku tetap berharap dalam kembara hidup ini kita akan berjumpa di dunia dimana kita berucap kan selalu bersama. semoga dalam sisa hidup yang ada akan datang sebuah harapan baru untuk diperjuangkan walau tak mudah untuk diwujudkan karena pada akhirnya jua,kita hanyalah ikatan yang tercipta karena akrab. Selama beberapa semesternya Lukman Bersama Rahma kenangan yang begitu baik, sabar dan penuh manja itu, melupakan kenangan itu Bersama rahma sungguh membuatnya tersiksa, bagikan tersayat dan penuh luka tetapi tidak berdarah. Melupakan kenangan itu sungguh berat Hatiku tersika olehnya Kenapa perpisahan itu terjadi saat kita sedang merajutnya Menjadi sesuatu yang terbaik malah menjadi duka yang dalam Dirimu yang kusayangi Dengan sepenuh hati Tanpa kupedulikan sana dan sini Ternyata ikhlas terdalam menjadi sebuah bukti, untuk melepasmu sebagai saksi. Kepergian keluarga Rahma yang begitu dadakan itu membuat Lukman sungguh terpukul, kasihan sekali nasib pemuda sang raja kata-kata itu, di isi sekripsinya yang penuh dengan sajak-sajak ciptaannya itu, membuat lulusnya lebih cepat. Tetapi beratnya hatinya belum bisa menggantikan sosok rahma di hatinya, sakit dan malang nasib Lukman yang di tinggalkan Rahma, gadis yang bisa mengetuk pintu hati Lukman yang begitu dingin itu, harus di tinggalkan Lukman begitu saja dengan penuh rela melepaskannya, tersiksa sekali batin Lukman dia terus berusaha tegar di hadapan rekan-rekan dan koleganya itu. Kata-kata, puisi, dan sajak-sajakyang menjadi kawannnya itu walaupun sudah selesai semua urusan kampusnya dia tetap menuliskan isi hatinya itu di selembar kertas demi kertas yang menjadi saksinya. Walaupun penuh luka Lukman mengikuti di iven-iven yang menyalurkan hobynya itu, perlombaan demi perlombaan Lukman mengikutinya dengan baik dan penuh dengan prestasi, sejak kepergian Rahma itu dalam penuh kesedihan, perlahan namun pasti, hari- berganti hari Lukman menjalaninya, bulan demi bulan yang menjadi saksinya, tahun demi tahun menjadi buktinya, pudar sudah Lukman melupakan kekasihnya yang membuatnya terluka itu. Kemudian Rahma itu juga tak ada kabar yang membuat Lukman kemudian mempercepat kesembuhan Lukman dari luka dan dukanya perpisahan itu. Senja itu memang indah Kenapa keindahan itu hanya sementara saja Yang membuat hariku semakin indah Tetapi kenapa kali ini membuat luka sedalam Samudra Luka batin itu sulit untuk di sembuhkan Trauma itu nyata dan sulit untuk di lupakan Bagaimana itu bisa ku sembuhkan dan ku lupakan begitu saja Sedangkan luka itu yang membuat seseorang yang benar-benar yang ku saying. Sajak yang di buat Lukman bagaimana bisa menjadi bagian hidupnya, nasib yang membuatnya semakin dekat dengan sajak, kata-kata, dan puisi yang di tulisnya. Pengalaman Bersama yang begitu dalam itu, membuatnya semakin Lukman menjadi pengalaman dan membuat Lukman terasa dinginn kepada sosok Wanita yang mengenalnya. Di hari wisudanya Lukman merayakan penuh kebahagiaan dan penuh suka cita, dengan nilai cumload (nilai terbaik) di prodynya. Rahma yang mengetahui hari ini Lukman wisuda, dia sedari kemarin yang sudah datang di kota batu keras ingin menghadiri hari kebahagiaan Lukman di wisudanya, ingin merayakan Bersama Lukman. Melihat kehadiran Rahma, Lukman terus melanjutkan hari kebahagiannya itu, sesampainya di kampus Rahma tidak berani mendekati Lukman yang merayakan dengan penuh kebahagiann itu. Lukman yang melihat dengan penuh kebhagian dari kejauhan sekilas melihat kehadiran Rahma tetapi Lukman menganggap mungkin salah orang, Rahma yang tak berani mendekati hari kebahagian Lukman itu Rahma mengurungkan niatnya untuk mendekati Lukman itu. Rahma yang tak mau menghancurkan hari kebahagian Lukman itu dia tidak menghampiri dan langsung Kembali ke rumahnya dan meninggalkan kampus begitu saja, yang membuat hari Lukman tidak jadi hancur di hari iti. Tetapi hari kebahagian itu, dengan melihat Rahma sekilas di siang tadi membuat Lukman berfikir, “apakah benar tadi Rahma?” kemudian sambal melamun Lukman memikirkan kejadian hari ini yang penuh dengan pertanyaan di malam hari ini, kepalanya berisik penuh dengan ribuan pertanyaan, yang membuat kata-kata dan sajak di dalam bukunya. Kehadiranmu selaksana senja yang indah Tetapi banyak meninggalkan kenangan yang sulit untuk di lupakan dan di ceritakan. Sajak yang tercipta membuat sayatan luka yang membacanya, menangis dan tak kuat sang pembaca dengan rasa yang di berikan kata-kata dan sajak Lukman. Aku masih di sini bersamamu Masih memikirkan tentangmu Dan selalu bersamamu Bahkan impian kebahagiaan ini hanya ingin bersamamu, Dunia memang benar hanya sementara Semuanya akan berakhir dan ada batasannya Tetapi kenapa dirimu sulit ku lupakan begitu saja Kenangan yang engkau berikan terasa ketulusa tetapi penuh senjata yang membuat luka. Malam itu Lukman yang di temani oleh gemerlapnya bintang dan di bawah purnamanya bulan sajak yang biasanya tercipta sekali lewat lalu tidur entah kenapa Lukman menuliskannya dengan penuh hikmat dan ada beberapa yang terciptanya. Ada bayangmu di hari Bahagia ini Akankah karena rindu yang tercipta hingga tak bisa bertemu dan menatapnya Kini diriku hanya di selimuti kesepian dan rasa sunyi Berdamai Bersama seribu luka yang di bungkus topeng Bahagia Sampai kapan aku terus berpura-pura? Luka dan kesepian yang kurasakan kenapa kini Kembali karena hadirnya wajamu di hari ini Tetapi keyakinanku aku terus bisa berjalan tanpamu Mungkin dirimu yang merasakan taka da yang dapat menggantikan sosok sepertiku. Lukman yang merasakan itu bukan hanya sekedar wajah Rahma sebagai fata morgana dunia yang seakan terlihat nyata, di tengah malam itu juga ada notifikasi nomor baru yang masuk di ponsel Lukman yang menjadi saksi, tetapi Lukman tidak langsung membukanya dia terus melanjutkan pemikirannya itu dan terus hanyut dalam pemikiran bahwa, kejadian yang dia lihat di kampus hari ini itu adalah Rahma, orang yang pernah singgah di hatinya. Lukman masih melanjutkan kata-kata yang terus dia ciptakan di dalam bukunya itu, Walaupun pada akhirnya nanti Ketulusan dan kesetiaan ini engkau balas dengan kebohongan Setidaknya kado yang aku berikan adalah kado yang terbaik Yang dirimu sendiri tidak mau menerimanya dan itu kau kembalikan kepadaku Dan kado itu akan menjadi satu-satuna kepunyaanku yang aku miliki.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN