bc

Unfair Life

book_age18+
0
IKUTI
1K
BACA
dominant
goodgirl
dare to love and hate
twisted
bxg
icy
small town
victim
sacrifice
Neglected
like
intro-logo
Uraian

Livia dan keluarganya adalah orang baik. Namun para adik dari Ambu menjadi seenaknya semenjak nenek meninggal. Mereka bersikap seolah mereka itu yang paling benar, dan memiliki kekuasaan atas peninggalan nenek. Apakah yang akan mereka lakukan selanjutnya? Akankah keluarga Livia mendapati keadilan untuknya dan juga keluarganya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Kabar Bahagia
Livia sedang melamun di sebuah saung yang berada di pinggir sawah, sambil melihat suaminya yang sedang bekerja memanen padi milik keluarganya.  Guntur melihat istrinya itu sedang melamun, langsung melempari Livia dengan lumpur.  Livia terkejut dan hampir melompat. "Astaghfirullah aa! Kalau aku sampai jatuh kan engga lucu"  Guntur tertawa melihat tingkah lucu Livia saat terkejut. Lalu dia mendekati istrinya itu dan beristirahat sejenak. "Ya atuh kamu, aku perhatiin dari tadi melamun terus. Emang kamu lagi mikirin apa hm?"  Laura sibuk membersihkan lumpur yang menempel di pakaiannya, dan tidak menghiraukan suaminya karena merasa kesal.  Guntur tau bahwa istrinya sedang merajuk karena ulahnya, lalu dia memeluk Livia. "Sayang udah ah jangan ngambek-ngambek nanti aku sedih kalau kamu ngambek lama-lama."  Liviapun menghela nafas panjang dan kembali menatap suaminya. Dia melihat guntur sudah bercucuran keringat, dan kelelahan karena bekerja seorang diri. Kekesalannyapun berubah menjadi rasa kasihan, lalu diapun menyiapkan minum dan makan yang telah dia bawa dari rumah.  "Ini tadi aku masak tongkol balado kesukaan kamu sayang, semoga kamu suka ya."  Gunturpun mencicipi masakan istrinya itu, dan rasanya tidak pernah berubah. Masakan Livia memang selalu enak dan menjadi favoritnya selama ini. "Emmm enak sekali sayang, mantap pisan." ucapnya sambil memberikan jempol pada Livia. Liviapun merasa senang, karena Guntur tidak pernah mengeluh dengan apa yang dimasak olehnya. Dan justru Guntur terlihat sangat suka dengan masakannya. Mereka berduapun makan bersama di tengah sawah, sambil menikmati semilir angin yang berhembus ditambah pemandangan yang indah, menjadikan itu seperti momen romantis.  Setelah mereka selesai makan, Gunturpun kembali bekerja memanen padi, dan Liviapun ikut membantu suaminya. 2jam mereka memanen padi bersama akhirnya pekerjaan merekapun selesai. Livia langsung mencuci tangan dan kakinya di air yang mengalir jernih di sungai.  "A, nanti kita suruh orang aja buat bawa hasil panen ke rumah. Kasian kamu dari pagi kerja sendiri."  Gunturpun mengangguk, dan membawa segala peralatan seperti cangkul dan lain-lain, sedangkan Livia membawa perabotan kotor. ~~ Saat di rumah, Ambu mendapatkan telepon dari sebuah saudagar kaya yang akan membeli sawah mereka dengan harga tinggi. "Halo assalamualaikum bu, saya dengan Hari Prasetya. Saya dengar ibu sedang menjual sawah seluas 1hektare ya bu? " Lalu Ambupun mengiyakan pertanyaan laki-laki itu. "Iya betul pak."   Tidak lama kemudian, Guntur dan Liviapun datang. "Assalamualaikum Ambu." ucap mereka berdua. Ambupun menghampiri Guntur dan Livia, lalu memberitahu mereka jika ada yang menelepon dan bertanya soal masalah sawah. Dan memberikan ponsel itu pada Guntur, agar dia bisa mengatur semuanya. "Halo selamat siang pak, kebetulan saya menjual sawah dengan luas yang sudah bapak ketahui, dan meminta harga sesuai dengan harga yang memang seharusnya."  Hari pun mengangguk, dan kembali berfikir untuk kisaran harga yang telah di tetapkan. Namun, diapun langsung mengiyakan dan akan pergi menemui Guntur esok hari. "Baiklah, untuk harganya saya terima, dan untuk uangnya, saya akan kesana besok dan menemui anda pak."  Haripun menutup panggilan itu. Guntur, Livia dan Ambu pun memasuki rumah dan berkumpul di ruang tamu.  Mereka membicarakan tentang masalah renovasi rumah, jika sawah mereka sudah terjual. "Bu, rumah kita teh kan atapnya sudah banyak yang bocor, kalau memang dia jadi membeli sawah kita, lebih baik kita renov rumah ini agar kita semua nyaman."  Perkataan Gunturpun di iyakan oleh Ambu. Karena segala bahan disana masih terbilang murah jika di bandingkan dengan kota.  "Bener oge nya, Ambu juga pengen gitu rumah kita jadi bagus kayak orang-orang." Saat Guntur dan Ambu sedang mengobrol, tiba-tiba Livia merasa mual. Diapun segera lari ke kamar mandi dan muntah. Ambu dan Guntur khawatir akan keadan Livia. Lalu mereka berduapun menghampiri Livia. "Sayang kamu sakit?" Guntur memijat tengkuk istrinya. Livia tidak menjawab karena tubuhnya terasa sangat lemas. Akhirnya Guntur dan Ambupun membopong Livia menuju kamar. Gunturpun pergi menuju puskesmas dan memanggil bidan agar bisa memeriksa keadaan istrinya.  Hanya butuh waktu 15menit, mereka pun sampai di rumah. Bidanpun segera memeriksa Livia. Setelah selesai memeriksa, sang bidan pun tersenyum dan memberi selamat kepada mereka berdua. "Selamat ya Ambu, sebentar lagi Ambu akan menjadi seorang nenek. Dan kamu akan menjadi Ayah. Selamat Guntur."  Guntur dan Ambu terkejut dan sangat bahagia atas kehamilan Livia. Ambu sampai menangis karena sangat bahagia dengan berita ini. Sedangkan Guntur langsung memeluk dan mengecup keningnya. "Neng, ko engga bilang sama Ambu kalau Neng hamil."  Liviapun sama sekali tidak tau jika dia tengah mengandung. Karena dia tidak merasakan apa-apa selama ini. "Neng juga engga tau kalau hamil bu, soalnya neng engga merasakan apapun." Semenjak hari itu, Guntur melarang Livia untuk bekerja yang terlalu berat. Dia hanya mengizinkan istrinya itu untuk memasak dan mencuci piring saja. Begitupun dengan Ambu, dia juga menyuruh Livia agar tidak terlalu lelah dengan aktivitas yang dia lakukan.  Hari demi hari Livia menjadi sangat suka sekali makan, sehingga membuat berat badannya bertambah. Dan Guntur sangat bersyukur karena Livia tidak pernah mengidam yang aneh-aneh.  Sesekali Guntur mengajak bicara bayi yang ada di dalam perut istrinya itu. "Assalamualaikum de, sehat-sehat ya di dalam sana."  Livia mengelus kepala Guntur dan tersenyum bahagia. Dia sangat beruntung memiliki Guntur sebagai suaminya. "Makasih ya a udah mau hadir di hidupku, dan menjadi Ayah untuk anakku."  Gunturpun tersenyum dan memeluk Livia. Dia juga sangat beruntung bisa memiliki istri seperti Livia yang penyabar. "Sama-sama sayang, makasih juga ya untuk semuanya yang kamu berikan padaku."  Keesokan harinya, saat Guntur sedang menjemur padi di halaman, Haripun datang menghampirinya. "Kang Guntur."  Guntur merasa terpanggil dan menghentikan aktivitasnya. Lalu bersalaman dengan laki-laki itu. "Eh Pak Hari, mari Pak masuk. Kita mengobrol di dalam saja."  Fitriani melihat Hari memasuki rumah Ambu, dan diapun langsung menguping dari jendela. Ambu, Livia sudah berkumpul di ruang tamu dan menyambut hangat Pak Hari.  "Jadi langsung ke intinya saja ya Ambu, saya akan membayar semua yang sudah di sepakati, ini uangnya dan untuk sawahnya akan saya buat sebagai pabrik suatu saat nanti."  Ambupun menerima semua uang yang diberikan oleh Hari dan menyimpannya di brankas. Fitriani yang mendengar itupun langsung pergi meninggalkan rumah itu. "Hatur nuhun Pak, semoga saja selalu diberi kelancaran dan kemudahan untuk semua yang di rencanakan."  Hari pun segera bergegas pergi karena ada keperluan. Diapun di antar oleh Guntur menuju mobilnya.  "Terimakasih ya pak, jangan lupa mampir kalau lewat ke rumah saya."  Hari pun mengangguk dan segera meninggalkan Guntur seorang diri. Fitriani pun menghampirinya dan menanyakan hal-hal yang dia ingin tau. "Tur, ada apa kok Kang Hari sampai mau mampir di rumah kalian?"  Guntur yang enggan menjawabpun segera meninggalkan Fitriani dan menyusul Livia di dalam rumah.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Oh, My Boss

read
386.9K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.7K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook