Menuju akhir.

1856 Kata
The Evil Symphony                   Lucas menggenggam tangannya erat. Kini tangan kananya tak gemetar sesering dulu. Obat yang diberikan dokternya bekerja dengan baik. Bukan untuk meneyembuhkan. Tapi setidaknya, lebih baik.                   Lucas tengah terduduk di tepi ranjang. Rachel tertidur seperti bayi. Bayi yang mengandung bayi, batin Lucas. Sekarang ia tersadar. Menjadi orang tua memang sebuah keajaiban. Benar kata Damian. Tuhan yang mengambil keputusan. Kandungan Rachel, sehat dan Lucas terus memantaunya baik baik.                 Ia beranjak pergi meninggalkan Rachel. Mencoba menggerak gerakan tangan kanannya. Melemaskan sarafnya yang terasa kaku dan tak bisa merasakan sentuhan senar.                   “Aku harus mencoba dengan yang lain .. “ bisik Lucas sembari membuka pintu rahasia studionya. Ia masuk dengan asal tanpa menutup pintu rapat rapat. Tangannya meraih kembali The Lady Tenant yang frustasi. Karena selalu di mainkan dengan sumbang oleh Lucas.                   “Kita bermain sumbang lagi malam ini .. “ ucap Lucas, berkomunikasi dengan Biolanya.                   “Atau, kita coba membuat lagu yang merdu .. “ bisik Lucas lagi memberikan usul. Tangan kananya benar benar tak bisa merasakan sentuhan dengan senar Biolanya. Benar benar membuat frustasi. Tapi, ide gila yang terngiang lumayan lama itu muncul kembali.                   “Haruskah aku melakukannya .. ? “ Lucas masih terus berdialog dengan dirinya sendiri. Sampai keputusan gila itu menyelimuti keseluruhan dirinya. Tanganya menaikan Biola dan lagu baru itu tercipta.                 Rachel menatap Lucas dengan lekat lekat. Ia mengikuti Lucas diam diam. Mencoba mencari tau, kemana Lucas setiap malamnya, saat ia menghilang dari tempat tidur. Sekarang, sosok itu ada di dalam sana dengan sebuah lagi asing yang dimainkan Lucas dengan tangan yang kesulitan.                   “Kamu sedang apa .. “ Rachel tak kuasa melihat Lucas yang meringis kesakitan saat berusaha keras bermain dengan tangan kananya. Lagunya begitu indah, tapi tak dimainkan sampai selesai. Lucas berimprovisasi.                 Lucas berhenti dengan kekecewaan. Tangan kananya tak bisa bertahan lama seperti sebelumnya. Termornya tak lagi sering, tapi rasa sakit masih tertinggal. Ia meletakan tangannya di atas meja. Mentap tangan kanan dan tangan kirinya bergantian.                 Rachel menatap wajah keputusasaan itu. ia juga merasakan rasa sakitnya. Tapi sosok Lucas yang tersorot cahaya lampu itu, meraih lagi Biolanya.                   “Kenapa kamu masih keras  kepala .. “ bisik Rachel lirih saat tangan Lucas mencoba bermain Biola kembali, lagi dan lagi. Tapi kini Biola itu berganti haluan. Lucas meagutnya di sebelah kanan. Tangan kiri itu terulur pasa setiap senar Biola. Sesaat Rachel tak atau apa yang akan di lakukan Lucas.                   Tapi lagi improvisasi itu kembali terdengar. Dengan lembut dan juga nada nada yang tegas. Membawa sebuah perasaan berbeda saat Rachel mendengarnya. Berbeda dari permainan permaian Lucas sebelumnya. Seolah, kini. Lucas menyertakan jiwanya di setiap nada yang ada.                   Tangan Lucas begitu lincah berlarian di setiap senar Biola. Menutup matanya rapat rapat dan melodi itu teralir sendiri dengan kemahiran Lucas. Yang tak Lucas sadari. Rachel melihatnya bermain menggunakan tangan kiri. Tangan kiri yang beitu lihai memainkan Biola. Sampai akhirnya lagu itu berhenti karena sudah berakhir. Lucas menyelesaikan lagu improvisasinya. Dengan tangan kirinya.                 “Lucas ...!! “ Rachel masuk saat lagu itu selesai dan Lucas meletakan Biolanya. Tanganya merenggut leher Lucas. Melingkarkan pelukanya. Membaurkan diri  ke dalam tubuh Lucas. Ia tau, visinya lengkap sudah. Sekarang Rachel mengingat sosok itu lekat lekat, bermetafora menjadi seorang laki laki tampan dengan aura mencekam. Pantas, aku tidak bisa mengenalimu, batin Rachel.                   “Itu kamu!! Anak laki laki itu kamu ... ! “ seru Rachel tercekit karena terlalu antusias. Cinta pertamaku, sosok yang aku cari selama ini. Itu kamu, batin Rachel.                   “Kamu yang selalu membuntutiku di taman belakang, menggangguku bermain Biola .. “ ujar Lucas dengan senyum tersungging di bibirnya. Ia sudah tak lagi bermain dengan tangan kirinya. Sudah terlalu lama. Sejak ia berusia lima belas tahun, ia selalu mengguanakan tangan kananya.                 “Kenapa! Kenapa kamu tidak mengatakannya padaku dari dulu .. “                 “Aku pikir, kamu tidak tertarik mendengarnya .. “                 Lucas sempat ragu. Sama seperti kebiasaan yang di tinggalkan. Bermain dengan tangan kiri setelah hampir lima belas tahun tak menggunakan tangan kiri untuk bermain Biola. Sama saja ide gila. Dan ide gila itu yang terus menghantui Lucas.                   “Kenapa kamu tiba tiba menghilang ...  kenapa kamu tiba tiba pergi .... “ Rachel mempertanyakan kepergian Lucas sebelum ia sempat menanyakan namanya. Bahkan sebelum orang tuanya memberitaukan namanya, mereka sudah terlebih dahulu pergi, meninggal dalam kecelakaan.                   “Aku tidak menghilang, aku pulang ke rumah untuk pemakaman Ibuku. Saat aku kembali lagi ke sana, kamu yang sudah tak ada. Kamu yang menghilang ... “                 Rasa khawatir, ketakutan setiap malam yang membuat Lucas tak bisa tidur dengan nyenyak. Saat menerka nerka dan memikirkan keberadaan Rachel.                 “Kamu menghilang dan membuatku khawatir, memikirkanmu setiap malam sampai tak bisa tidur. Sampai aku harus menyiapkan banyak teh camomile agar bisa tidur ... “                 Rachel terperanjat, ia teringat alasan Lucas selalu meminum teh camomile “ Kamu selalu memikirkanku setiap malam sampai tak bisa tidur .. “                 Lucas hanya mengangguk dengan pasrah, nyatanya. Setelah ia menemukan Rachel. Ia tak lagi meminum teh camomile itu. Kamu nyata, hidup di sisiku. Tak ada waktu untuk mengkhawatirkanmu. Yang ada hanya waktu untuk menjagamu.                 “ Jangan khawatir lagi .. “ bisik Lucas pada telinga Rachel, “Aku akan bermain Biola dengan tangan kiri lagi .... “                 Rachel melepaskan pelukannya, menatap tangan itu lekat lekat. Ia tau, Lucas adalah anak laki laki. Cinta pertamanya, saat Lucas melakukan gerakan kecil yang Rachel ingat betul. Kebiasaan laki laki kecil itu saat hendak bermain Biola. Melentikan jari jarinya ke udara. Seperti menghilangkan rasa sakit.                 “Dengan kamu jatuh cinta pada diriku yang ini, kamu menerimaku seutuhnya. Tempramenku, arogansiku, kesomobonganku. Tapi kamu sabar di dekatku. Karena itu, aku selalu mengurungkan diri saat hendak memberitaunya padamu ... “                 Rachel teringat sesuatu, “ Kamu pernah berniat mengatakannya .. “ sahutnya. Lucas hanya mengangguk dengan khidmad.                 “Tapi kamu kesulitan tadi .. “ ucap Rachel cemas saat ia melihat Lucas lumayan kesulitan bermain dengan tangan kiri.                 “ Aku akan membiasakan lagi dengan tangan kiri, kita akan konser bersama di Yunani nanti .. “ ujar Lucas seolah memastikan kebenaran setiap kata katanya. Aku tak lagi menggunakan tangan kiri. Mencoba bermain seperti orang kebanyakan. Aku kira, aku aneh saat seorang diri dengan tangan kiriku.   *** 000 ***                   Cinta terlalu rumit untuk di jelaskan. Aku pikir aku sudah melupakan sosoknya. Sosok yang membuatku jatuh cinta pada melodi. Tapi aku malah jatuh cinta padamu. Orang yang sama di masa lalu. Takdir seolah mempermainkanku dengan membuatku jatuh cinta pada orang yang sama. Sosok yang berbeda.                 Dulu, cintaku padamu mungkin sebuah anugerah yang patut di syukuri. Karenamu, aku mengenal keajaiban. Musik dengan kejaibannya. Bisa di rasakan tanpa harus memiliki rupa. Bisa di gambarkan tanpa kamu perlu melihatnya. Terimaksih untuk itu.    ku menemukanmu. kita karena  melihatnya. terimaksih  syukuri. karena ma. sosok i nanti .. "mpai a. kamu n. ihatnya bermain mengCintaku padamu sekarang. Bukan lagi sebuah anugerah. Aku pikir aku jatuh cinta pada orang lain, tapi tak perlu mencari hati yang lain. Karena ia menuntunku padamu. Sebuah takdir yang sudah di gariskan.   Rachel berdiri di depan ribuan orang orang. Konser pertamanya dengan orkestra yang luar biasa. Lucas sudah menatapnya lekat lekar. Memberikan kepercayaan diri miliknya pada Rachel.                   “Kamu luar biasa, bertalenta dan kamu bisa bermain denganku .. “ bisik Lucas pada Rachel. Sebentar lagi, lagu pembukaan akan segera berakhir. Dan permainan mereka akan segera di mulai. Dunia menyoroti konser tunggal ini. Karena, untuk pertama kalinya. Lucas mengungumkan Rachel pada dunia sebagai istrinya sekaligus pendamping permainanya.                 “Aku mungkin melakukan kesalahan .. “ pekik Rachel tertahan karena gugup. Tapi tangan Lucas menariknya kebelakang panggung tepat di detik detik lagu pembukaan akan berakhir. Rachel kebingungan dengan tindakan Lucas itu.                 “Kita, kenapa kesini .. “ tanyan Rachel dengan kebingungan. Tapi Lucas mengabaikannya. Ia terus berjalan sampai terhenti di kotak Biola yang tak tersentuh.                   Lucas membuka kotak itu dan mengeluarkan sebuah Biola klasik yang tak asing bagi keduanya. “Kalau kamu gugup, sebaiknya mainkan dengan Biola ini. Agar kamu tak mau menjadi bahan olok olokan .. “ Lucas menyerahkan Biola itu pada Rachel dengan nada dingin.                   “Biola, ayahku .. “ ucap Rachel setengah berbisik. Aku pernah menjual Biola ini pada Lucas, menjualnya dan menghentikan mimpiku untuk bertemu dengan cinta pertamaku. Menjual Biola ini dan menyesal karena tak pernah mencoba memainkannya. Tapi, ternyata Biola ini membawaku pada takdir bahagia yang di mulai dengan kepedihan. Sekarang, aku tak pernah menyesali keputusanku dulu.                   “Kenapa kamu terdiam ... ? “ Lucas tak tau kesalahan apa yang sudah di buatnya.                   “Aku akan bermain dengan sempurna .. “ ucap Rachel dengan tekad bulat. Membuat Lucas tersenyum senang.                   Di luaran sana, para penonton sudah tak sabaran dengan konser ini. Mereka sudah mencemooh Rachel karena bermain bersama Lucas hanya karena ia istrinya. Istri yang di akui Lucas pada dunia secara mendadak. Membuat semua perempuan patah hati, saat tau pemusik tampan itu sudah beristri. Sudah tertahan selama lima menit dan mereka belum muncul. Tapi alunan musik itu terdengar. Musik adalah sebuah keajaiban. Bisa kamu rasakan tanpa harus memiliki rupa. Bisa di gambarkan tanpa harus melihatnya. Dan keajaiban itu sudah menghipnotis semua indera pendengaran para penonton.   Alunan musik yang sangat familiar bagi Lucas dan Rachel. Nel cor piu nan nomi sento. Semakin di mainkan semakian memikat. Lucas membuat para penonton tercengan saat ia mencengkeram Biola dengan tangan kirinya. Bermain dengan tangan kiri. Kidal.   Belum lagi penonton selesai dengan keterkejutannya. Mereka di buat terkejut dengan permainan Rachel yang apik. Mereka bermain dengan perasaan. Rachel adalah tubuh yang di isi oleh jiwa penyair dan pemusik. Penonton juga bisa tau, Lucas memainkan instrumennya dengan berbeda kali ini. Ia membawa seluruh jiwanya pada lagunya. Bukan lagi sempurna seperti biasanya, ini terlalu rumit di jelaskan. Ia sudah menemukan pelangkapnya, dan sekarang Lucas merengkuh Rachel dengan sepenuh hatinya. Membawa jiwanya ke setiap lantunan musik yang ada. Dan sekarang, kutemukan lagi melodiku, terpupuk dalam rasa, terngiang dalam suara. Melodiku adalah dirimu, Rachel. Terimakasih sudah menemukanku.                 Cinta mereka tersirat penuh arti. Dion yang berdiri di sana bersama Lina tak sanggup lagi menahan debaran karena permainan mereka berdua. Ia berdiri dan memprovokasi penonton lainnya untuk bertepuk tangan.  Semua yang melihat Dion langsung berdiri dan memberikan apresiasi. Cemoohan yang sering Rachel dengar dari dulu, lenyap tenggelam dalam lantunan nadanya. Bakatnya diakui dunia, mereka mendengarkan musiknya. Merasakannya dengan hatinya. Ayah, aku bermain dalam sebuah orkestra sekarang, apa kamu melihatnya .. ? Rachel memejamkan matanya, bermain dengan sepenuh hatinya dan beralih ke arah Lucas. Tangan kiri itu terhenti. Lucas membiarkan Rachel bermain solo. d******i duetnya berakhir. Tapi Rachel tak melanjutkan permainnya. Ia beralih dengan lagu yang tak pernah penonton dengar. Lagu yang Lucas buat dengan improvisasi saat menggunakan tangan kirinya kembali.                   Lantunan lembut tapi juga tegas, dengan rasa kekecewaan tapi juga keikhlasan di dalamnya. Lagu saat Lucas putus asa dan menerima takdir. Lagu saat Lucas kembali menyertakan jiwanya saat bermain Biola lagi. Lagu yang penuh dengan liku liku, tapi memikat dan tak teralihkan seperti lingkaran setan. Lagu yang penuh dengan kekecewaan yang berakhir dengan penerimaan. Di dalamnya menceritakan sebuah kecantikan. Tentang arti memberi, melindungi, dan juga percaya.                   Kalau takdir ada untuk setiap orang. Entah di mulai dengan kesedihan di bumbui dengan ketakutan, dan di isi dengan kekecewaan. Tapi akhirnya, takdir itu di tutup dengan baik. Kebahagiaan. Seperti Caprice No. 24. Kisah cinta yang manis, penuh misteri, sendu tapi diakhiri bahagia. Begitu juga lagu Lucas.   EVIL SYMPHONY. Itu nama yang Lucas berikan untuk lagunya. Lagu dengan kecantikan, pesona, tapi juga kelam. Liku likunya rumit tapi mengalir begitu saja saat di dengar. Karena di seluk lagu itu, ia menyertakan jiwannya untuk menyampaikan pesannya. “ Rengkuhlah kasihmu, jangan sakiti dia. Karena jiwaku yang hanya separuh, sekarang lengkap karena kehadirannya “
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN