Rachel turun dari panggung bersamaan dengan Lucas di sampingnya. Konser mereka sukses besar. Memukai, elegan, dan berkesan. Banyak kejutan untuk dunia yang di berikan oleh mereka berdua. Mulai dari permainan Lucas dengan tangan kirinya. Rachel dengan talentanya yang baru terlihat oleh dunia.
“Kamu tau ..? “ Rachel meraih tangan Lucas yang terluka itu, tangan kanan itu tal lagi tremor seperti dulu.
“Apa .. ? “ Lucas menatap Rachel lekat lekat. Tatapan mereka terpaut sekarang.
“Karena kamu, aku bertemu dunia ini. Musik yang benar benar indah, “ jawab Rachel sembari mengehembuskan nafas lega. Impiannya untuk berada dalam sebuah orkestra terwujud. Pertemuannya dengan cinta pertamanya, terwujud.
Lucas terkekeh, dulu ia merasa dunianya kelam walaupun ia mengenal musik begitu lama. Semua itu ternyata, karena ia bermain tanpa jiwa. Tapi sekarang, ia bertemu jiwa yang penuh dengan syair dan lagu. Rachel melengkapinya.
“Dulu aku hanya tau kalau kamu adalah gadis kecil yang selalu mengganggu dan mengintip di balik pintu, pohon, bahkan tembok .. “ celetuk Lucas. Membuat Rachel memanyunkan bibirnya. Rachel kecil yang sangat penasaran. Siapa laki laki itu. kenapa ayahnya bermain dengannya setiap hari. Untuk apa. Kenapa.
“Tapi kamu tau Rachel .. ? “ Lucas menggunakan nada yang sama. Rachel hanya menggelengkan kepala tak tau.
“Karena sifat mengganggumu, yang selalu mengganggu pikiranku. Dari kamu kecil sampai sekarang ... “ Lucas terkekeh. Rachel memang selalu ada di otaknya.
“Kamu adalah perempuan pertama yang kucintai, sampai sekarang .... “ ujar Lucas penuh kejujuran. Mata kelabunya tak berkedip sedikitpun. Rachel membelalak dengan pernyataan Lucas. Ia kemudian mengerjap dan tersenyum.
“Kamu tau Lucas ... “ ujar Rachel. Mereka mulai permainan. Siapa tau. Rachel meraih wajah itu, “ Kamu juga, adalah cinta pertamaku .. “
Mata Lucas mengerling tanda keterkejutan dan tak percaya.
“Bukannya itu Jarvis .. ? “ pekik Lucas.
“Kenapa kamu berpikir seperti itu .. ? “ Rachel tak tau kenapa Lucas berspekulasi demikian. Memang Ia pernah mengira Jarvis adalah cinta pertamanya. Tapi Lucas tak tau tentang itu.
“Kamu yang mengatakannya sendiri .. “ ujar Lucas tak salah ingat, “Saat kamu mabuk dari pesta Jarvis dan meracau. Kamu memandang Jarvis seperti memandang lintang supernova .. “
Rachel menangkap nada kecemburuan sekaligus nada ketidak sukaan yang di sebabkan kesalah pahaman. Ia kemudian tersenyum geli, “Itu karena Jarvis bermain dengan tangan kiri, aku kira dia kamu ... “
Rachel masih terkikik pelan sedangkan wajah Lucas sudah merah padam karena malu, “Selama ini aku mencari kamu .... “
Aku cinta pertamamu, kamu cinta pertamaku. Adakah kisah cinta pertama yang seperti ini,? Desis Lucas di dalam hatinya.
“ Aku juga—“ Lucas menatap Rachel dalam dalam. Anugerah Tuhan paling besar di dalam hidupnya adalah. Menemukan Rachel kembali.
“Kamu tau Paman Alberth, dia juga menikahi cinta pertamanya ... “ celetuk Rachel. Saat teringat Pamannya yang menikahi Bibi Margareth.
“Seperti kita ... “ sahut Lucas dengan nada takjub. Ia sekarang ingat, Alberth adalah Luthief yang ada di sampingnya saat lelang.
“Kenapa kamu tidak lagi bermain dengan tangan kiri..? “
Rachel merungut, wajahnya tak senang saat mengingat Lucas yang gonta ganti dengan tangannya, “Itu menyusahkanku untuk menemukanmu sampai aku salah kira kalau Jarvis adalah kamu .... “
Sekarang, setelah Lucas bermain dengan tangan kirinya. Ia menjadi satu satunya pemain Biola kidal di dunia. Mungkin sudah dari dulu, kalau bukan karena...
“Dulu aku pernah terluka, dan aku tak sepenuhnya kidal. Aku bisa menggunakan kedua tanganku dengan baik. Tapi setelah terluka aku mendominasi tangan kanan .. “
Rachel mengangguk paham. Itu sebabnya, Lucas pandai dengan tangan kanan maupun tangan kiri. Ia yang berspekulasi kalau Lucas kidal. Tapi dia bukan kidal, dia hanya terlalu handal.
“ Dulu kamu bermain dengan sumbang, tapi sekarang. Permainanmu sangat memukau .. “ Lucas teringat permaian Rachel yang sangat sumbang. Dia selalu meminta ayahnya untuk mengajarinya bermain Biola walaupun nadanya sumbang.
“Jangan ejek aku--- “ jerit Rachel. Ia sangat malu mengingat kenangan masa kecilnya itu.
“Tidak apa apa, sekarang kamu sangat handal .. “ Lucas memeluk Rachel dengan tenang. Ia mengusap perut Rachel. Bayinya ada di sana. Ia sudah berjanji akan melindungi keduanya.
“Kamu pasti menjual jiwamu ke iblis, makanya sekarang permainanmu sangat menakjubkan. Dulu kan kamu sangat sumbang ..” Lucas terkekeh dengan leluconya itu. Cerita tentang Paganini ataupun Bethoveen yang menjual jiwanya pada iblis agar bisa membuat mahakarya.
“Bodoh ..” kekeh Rachel. Lucas masih membahas hal yang sama, bukan mengakui bakat. Dia malah selalu membawa bawa legenda di kalangan musisi itu.
“Aku bermain dengan jiwaku Lucas, membawanya mengalir di simfoniku ... “
Lucas mengangguk paham. Sekarang, saat ia membaurkan jiwanya pada permainannya. Semuanya terasa berbeda. Seakan semua pesan tersampaikan.
“Dan satu lagi, alasan kenapa aku bisa semahir ini sekarang---“
Rachel mendongakan kepalanya, menatap Lucas dalam dalam. Lucas juga menatap Rachel dalam dalam.
“Apa alasannya ...? “ tantang Lucas, setelah membawa jiwamu pada permainanmu. Apa lagi yang bisa membuat permainan Rachel sempurna?
“Karena, kakek moyangku ... “
Rachel menggangtung kalimatnya tak lengkap, Lucas menaikan sebelah alisnya karena tak sabaran.
“Karena, Stradivari. Adalah kakek moyangku ...” jawab Rachel dengan sumringah.
Karena Biolaku adalah milik Antonio Stradivari, karena nama Shancez di Biolaku adalah nama untuk anak bungsunya. Karena Ayahku, Shancez –