Eksekusi rencana.

2436 Kata
The Evil Symphony                   Lucas masih tak habis pikir, kehamilan Rachel masih terus di elaknya sampai sekarang. Menganggap tak ada kehidupan lain di tubuh Rachel.                   “Aku berangkat dulu .. “ tutur Lucas berpamitan. Ia mencium kening Rachel dan tanpa sadar matanya berpaling pada perut Rachel.                   “Aku tidak akan berubah pikiran .... “ tutur Rachel, membuat mata Lucas mengerjap.                   “Aku juga takan berbuhan pikiran, dengarkan aku Rachel... “ ucap Lucas sembari menatap Rachel lekat lekat.   “ Kamu, segalanya bagiku.... Tapi anak itu, dia bisa merenggutmu dariku ... “ Lucas masih tetap pada pendiriannya. Anak itu tak boleh ada. Tak boleh hadir diantara mereka.                   “Lucas, aku juga masih dengan pendirianku. Anakku, yang tak kamu anggap sebagai anakmu, biarlah menjadi urusanku .. “ getir Rachel. Entah ini insting apa yang sedang ia rasakan. Rasanya, mendengar seseorang berniat menyakiti anaknya. Rachel langsung ingin melindungi janinnya. Tapi, orang itu Lucas. Ayahnya sendiri.                   “Aku berangkat dulu .. “ ucap Lucas. Mengakhiri pertengkaran mereka tiap pagi dengan mengalah dan pergi tanpa penjelasan. Lebih memilih diam dan pergi bekerja.   *** 000 ***                   “Dia selalu keras kepala ... “ keluh Rachel pada Nadin. Mereka sedang duduk di depan televisi sambil memakan buah buahan.                   “Kalian sama sama keras kepala, kamu dan Lucas sama saja. Itulah, kenapa kalian berjodoh ... “ celetuk Nadin dengan nada tak menggurui. Sejak hari pernikahannya dengan Wisnu di batalkan. Nadin menikah dengan Damian.   Wajah Wisnu merah padam karena marah dan di permalukan. Tapi pancaran kebahagiaan justru muncul di wajah Nadin. Sekarang, ia adalah wanita satu satunya yang di cintai Damian. Dengan pemahan cinta yang sama. Tak ada lagi definisi cinta yang lainnya.                   “Aku melakukan apapun yang di lakukan seorang ibu pada anaknya .. “ bantah Rachel. Mulutnya sudah penuh dengan buah buahan.                   “Ya, kamu memang sudah pantas menjadi seorang ibu .. “, komentar Nadin, ia kemudian menatap Rachel lekat lekat, “ Lihat caramu makan mangga muda itu, benar benar seperti hamil dua puluh tiga bulan ... “                   “Aku bukan gajah .. “ celetuk Rachel. Ia kemudian menyadari, ia sudah makan banyak sekali mangga muda tanpa alasan. Yah, tiba tiba saja menyukai mangga muda tanpa alasan.                 “Biarkan Lucas menepis segala ketakutannya Rachel, ini kali pertama kalian memiliki anak. Ke khawatiran pasti ada .. “                 “Dia bukan hanya khawatir, tapi dia tak menginginkan anak ini ... “ ucap Rachel sambil menerawang jauh. Setiap kata kata Lucas, tentang ia yang tak ingin ada anak di antara mereka berdua. Terngiang dan menyakiti Rachel.                   “Damian bilang, peluangnya lima puluh persen .. “ ucap Nadin. Ia tak tega mengatakan kebenaran ini pada Rachel. Tapi ia tak tega Lucas selalu di salah artikan. Lucas mengkhawatirkan hal yang nyata.                   “Kita tidak pernah tau .... “ ucap Rachel masih dengan mata menerawang, “ Yang pasti di dunia ini adalah ketidak pastian. Peluang hanya kemungkinan, bukan kepastian ... “                   “Aku takan mengerti ucapanmu ... “ ketus Nadin. Ia takan mengerti dengan kecerdasan Rachel yang berbeda tingkat dengannya.                   “Kalau begitu, anggap saja. Dulu kamu putus asa, karena kamu berpikir takan ada peluang untukmu bisa bersama damian. Tapi kepastian itu hilang, sekarang kamu bersama Damian ... “ goda Rachel. Membuat pipi Nadin bersemu merah.                   “Ah iya, sekarang aku paham. Yang pasti di dunia ini hanyalah ketidak pastian. Dulu aku pasti tak bisa mendapatkan Damian, tapi ketidak pastian memihakku ... “                 *** 000 ***                   “Bagaimana Shawn ..? Keuangan kita tiga bulan belakangan ini .. ? “ rapat darurat baru di laksanakan. Dan semua anak perusahaan Lucas tiba tiba mengalami defisit. Defisit dengan selang waktu bersamaan dan terus menerus seperti ini. Bukanlah hal yang bagus.                 “Kita harus segera bertindak Tuan, saya sudah menemukan seseorang yang menjadi dalang semua ini ... “                   Perlahan, Shawn mendekatkan dirinya pada Lucas. Membisikan hal yang bersifat rahasia itu. Mata Lucas terbelalak dengan sendirinya.                   “Dia terlihat masuk ke gedung ini sebulan yang lalu, tepat saat anda bertemu Nyonya Rachel di gedung ini .. “ ucap Shawn menjelaskan.                   “Dia punya alasan yang sangat kuat untuk melakukan ini padaku, aku terlalu meremehkan kemampuannya .. “  bisik Lucas. ia masih tak percaya. Seseorang yang selalu di remehkannya, mampu melakukan p*********n dengan cara yang terstruktur dan sistematis seperti ini. Mulai dari p*********n terhadap resort, berlanjut ke import dan eksport, sekarang, hal yang masih beratahan adalah divisi industri musiknya. Tapi, konser Lucas tertunda. Secara tak langsung, musuhnya sedang di atas angin sekarang.                   “Dia kesini dan untuk menemui Philip secara diam diam, tak lama Philip masuk ke mobilnya .. “ Shawn tak bisa berhenti menjelaskan. Semua informasi yang sudah ia dapat dengan susah payah ini.                   “Ah! Bulan lalu, Philip datang ke sini untuk pengajuan resort yang di pegannya. Itu pasti alasan untuk menemuinya ... “                 “Benar sekali Tuan, tapi tak sepenuhnya salah. Secara garis besar, Tuan Philip sudah di ancam lebih dulu ... “                 Ia kembali menerawang, Lucas memeperhatikan berkas berkasnya dengan hampa. “ Gunakan senajata terakhir kita Shawn. Hubungi Jarvis untuk masalah ini ... “                   Dengan cekatan, Shawn langsung undur diri dan menghubungi Jarvis sesuai dengan perintah Tuannya. Tak lama, datanglah Jarvis. Dalam bisnis, musuhmu bisa jadi kawanmu. Lucas pernah curiga kalau Jarvis yang melakukan semua ini. Tapi, ia salah. Sekarang, Jarvislah yang menjadi temannya.                   “Tuan Lucas .. “  sapa Jarvis dengan aura dingin.                   “Jarvis .. “ sapa Lucas dengan senyum seadanya. Ia tau, Jarvis mafia yang tak bisa di ajak basa basi.                   “Ingat rencanaku saat kita bertemu di pestamu ... ? “ Jarvis cepat sekali mengingat. Daya ingatnya sangat tajam. Terlalu tajam sampai ia tak bisa melupakan kenangan buruk. Jarvis tersenyum riang, ia ingat apa yang ia barter dengan Lucas hari itu.                   “Aku ingat, jadi....? Harus di lakukan sekarang ... ? “ tanya Jarvis menimang. Ia tau, Lucas bukan orang yang kegabah. Tapi, sekarang. Mungkin Lucas terlalu banyak pikiran dan ingin menyelesaikan semuanya secepat mungkin.                   “Lakukan secepatnya, aku juga mau menggunakan koneksimu. Bantu aku mencari investor asing yang mau berinvestasi mahal di Norwest ... “                   Jarvis memutar kursinya, duduk dan menimang nimang dengan teliti, “ Akan ku lakukan, tapi berikan akau saham norwest. Tiga puluh persen ... “ ucap Jarvis dengan tenang. Bisnis tetaplah bisnis.                   “Akan ku berikan semuanya padamu .. “ ucap Lucas tanpa ragu. Membuat Jarvis terperanjat dan mendekatkan kursinya.                   “Aku tidak becanda Lucas ... “ ucap Jarvis. Ia merasa di permainkan dengan tidak dianggap serius oleh Lucas.                   “Aku juga tak becanda Jarvis, aku ada di sini karena paksaan orang tuaku. Mereka sudah tak ada sekarang. Tak ada lagi yang bisa memaksaku. Tapi aku takan bisa melihat Norwest hancur begitu saja, anggap saja ini perang terakhirku ... “                   Jarvis nampak menimang. “ Aku ini mafia, bukan mencuri. Kalau aku terima semuanya darimu, sama saja aku dengan mafia atau bandit bandit di luaran sana ... “                   Jarvis menatap Lucas, pria itu benar benar bulat dengan tekadnya. “ Jadi begini saja, aku tetap hanya menginginkan tiga puluh persen. Sisanya tetap jadi milikmu, biar orang orang yang kita percayai yang menjalankan Norwest. Bagaimana .. ? “ tawaran Jarvis benar benar menggiurkan.                   Di sisi lain, Lucas memang sudah jengan dengan semua hal yang bersangkutan dengan bisnis, ia ingin bermusik untuk seterusnya tanpa terusik beban beban keuangan di otaknya. Melepaskan imajinasinya dan membuatnya menjadi simfoni yang bisa di dengar semua orang.                   “Aku setuju .. “  ungkap Lucas menyetujui. Ia bersalaman dengan Jarvis. Dan dengan ini, bisnis baru mereka di mulai.                 “Jadi kapan aku bisa memulai ini dengan anak buahku ... ? “ tanya Jarvis memastikan.                   “Malam ini .. “ ucap Lucas dengan mantap.   *** 000 ***                   Senja sudah bergulung dan tergelincir ke arah barat, membuat semburat sore yang sangat jingga. Warnanya sangat pekat sampai polusi itu tak terlihat. Sore ini benar benar indah. Gumam Rachel membatin. Matanya memperlihatkan pantulan langit sore yang padam. Menjelang malam.                   Tiba tiba ia merasakan perutnya kesakitan, sakit yang tak tertahan dan membuatnya meringis menahan rasa sakit itu.                   “Kamu kenapa ... ? “ ucap Lucas dengan paniknya, ia baru saja pulang.                   “Aku tidak apa apa .. “ Rachel berbohong. Sakitnya luar biasa, tapi ia tak menyangka Lucas akan pulang secepat ini. Ia berusaha keras menutupinya.                   “Kamu berbohong! Anak itu! dia penyebabnya ...! “ bentakan Lucas itu menggema di ruangan. Membuat rasa sakit Rachel teralihkan sesaat.                   “Jangan keras kepala Rachel, ikutlah denganku ke rumah sakit. Kita hentikan permusuhan kita hanya karena anak di kandunganmu itu ... “ ucap Lucas penuh dengan penekanan pada kata kandungan.                   “Aku ibunya, kamu ayahnya...” ucap Rachel menahan rasa sakit, ia tak tau kenapa ia tiba tiba kesakitan. Apa karena mangga tadi siang, tapi sepertinya bukan. Rasa sakitnya begitu menyakitkan.                   “Rachel!!! Aku tidak mau ANAK ITU!!! “ bentak Lucas dengan suara baritonnya. Rachel berhenti keras kepala. Pertahannya jebol. Menahan sakit hati dari setiap ucapan Lucas.                   “Lucas ... “ bisik Rachel parau. Perutnya sakit bukan main.                 “Apa kalau aku melakukan semua yang kamu mau. Kamu akan senang ... ? “ bisik Rachel lagi dengan tak sabaran. Rasa sakit juga menyelimuti Lucas. Ia tak merasa senang sedikitpun. Tapi untuk melawan kerasnya pemikiran Rachel, ia tak bisa menjadi sosok yang lemah.                   “Iya... “                   “Aku akan senang jika kamu mengikuti apa mauku. Gugurkan saja anak itu Rachel, ikuti kata kataku ... “                   Lucas sudah bersiap mendengarkan setiap kata penolakan Rachel karena mereka sama sama keras kepala. Lucas mengerjap, tak ada jawaban. Rachel hanya terdiam tanpa suara.                   “Apa kamu benar benar kesakitan .. ? “ tanya Lucas. sejak tadi Rachel tak berbicara. Membuatnya semakin khawatir.                   “Kalau begitu, ayo kita ke rumah sakit sekarang... “ ajakan Rachel barusan membuat Lucas tertohok.                   “Ayo kita ke rumah sakit dan gugurkan kandungan ini .. “ tekad Rachel bulat. Ia takan menggugurkan kandungannya. Tapi Lucas membuatnya menjadi sangat sulit.                   “Kamu serius .. ? “                   “Kamu sangat puas ... ? “ tajam Rachel. Matanya tak berani menatap Lucas dalam dalam. Ketakutannya menyeruak.                 “Kalau begitu, ayo ku temani ke rumah sakit sekarang .... “                 Lucas mengiringi langkah Rachel, yang sedikit tertatih dan kesulitan berjalan. Kram perutnya benar benar tak bisa di biarkan.   *** 000 ***                   “Kita akan melakukan operasinya esok hari .. “ ucap seorang dokter kandungan yang baru saja selesai memeriksa Rachel. Ia sangat bingung, kandungan Rachel baik baik saja. Tapi pasangan suami istri di depannya itu meminta untuk pengambilan janin. Yang belum berusia empat minggu itu.                   “Terimakasih dokter .... “ Lucas melihat dokter itu berpamitan dan meninggalkan mereka. Ia kembali menatap Rachel. Perempuan itu tak mau menatapnya sama sekali.                 “Aku mau menelfon Jarvis, tunggu di sini dan jangan kemana mana .. “ pamit Lucas dengan suara yang sayu sayup. Ia tak senang sama sekali dengan keputusannya. Tapi setidaknya, dengan ini ia bisa mempertahankan salah satunya.                   Lucas pergi menjauh dari ruangan Rachel, mencari cari nomor Jarvis di ponselnya.                   “Bagaimana misinya, sukses ... ? “ pembukaan yang tak berbelit belit.                 “Dia kabur, Ramses berhasil kabur! “                 “Bagaimana mungkin ... ?!  “ tanya Lucas tak percaya. Ia tak memikirkan kemungkinan ini sebelumnya.                   “Dia tak seperti dugaan kita, dia sangat licik Lucas. Dia memasang banyak ranjau di rumahnya, orang orangku banyak yang mati. Dengan itu dia melosokan diri ... “ jelas Jarvis dengan nafas yang terengah engah. Ia baru saja kabur.   Ramses benar benar gila. Bukan hanya ranjau, bom juga tertanam di rumahnya sama saat Lucas di bom di gedung tua. Padahal yang ingin Jarvis ambil hanyalah bukti untuk menjebloskan Ramses ke penjara.                   “Dia kabur sendiri, mungkin bersembunyi ... “ ungkap Jarvis.                   “Atau nekat balas dendam ...” bisik Lucas parau. Ramses mencelakai Jarvis dan orang orangnya, membombardir gedung tua hanya untuk membunuh ia dan orang orangnya. Bukan tidak mungkin, kalau Ramses. Menjadi nekat.                   “Aku akan menelfonmu lagi nanti .. “                 Lucas menutup panggilan, pikirannya sudah sesak dengan banyak hal. Mencari bukti pembakaran hotelnya, perusakan kontainernya di pelabuhan. Dan juga sabotase konser solonya di Yunani.  Semua itu sudah di atur Lucas baik baik. Tapi Ramses membacanya terlebih dahulu.                   “Rachel.... “ panggil Lucas sambil membuka pintu ruangan Rachel. Membuka pintu tanpa ragu dan menemukan kekosongan di sana. Rachel menghilang.                   “Rachel!!! “ teriak Lucas. ini terjadi lagi! Ia berlari seperti orang gila, menyusuri ruangan dan menelusuk ke kamar mandi. Tapi Rachel tak ada. Benar benar nihil.                   Di sisi lain, Rachel masih berusaha berlari tanpa alas. Ia menghentikan taksi yang lewat di depannya. Rachel langsung mengatakan alamat Albert. Ia tak mau Lucas menemukannya dan memaksanya untuk melakukan pembunuhan anaknya sendiri. Hanya satu tempat yang tak Lucas ketahui. Rumah Paman Albertnya. Rachel terus berdo’a agar Lucas tak membuntutinya dan menemukannya. Ia tak bisa melakukannya.                   “Paman Alberth ... “ seru Rachel saat Alberth membuka pintu.                   “Rachel, kenapa malam malam datang ke sini .. ? “ tanya Alberth yang masih kebingungan.  Rachel hanya masuk dan tak menjawab. Lonceng berbunyi saat pintu itu di tutup Alberth dengan pelan. Bunyinya menghilang dengan cepat.                   “Ada apa ... ? Kenapa kamu seperti sedang menghindari seseorang .. ? “ tebak Alberth saat melihat gelagat Rachel yang memandangi luar jendela dengan curiga.                   “Aku mau tinggal di sini sementara, bolehkah ... ? “ tanya Rachel tanpa menjawab semua pertanyaan yang dituturkan Alberth pasanya. Laki laki tua itu hanya menangguk. Urusan anak muda bukan lagi hal yang harus ia repotkan.                   “Tidur di kamarmu yang biasa ... “ ucap Alberth menenangkan. Ia menyiapkan kamar sendiri untuk Rachel. Kamar anak perempuan di rumahnya ini.                   “ Terima kasih Paman Alberth .. “ ucap Rachel dengan nada kelegaan. Saat semua tempat bersembunyi terlihat sangat meragukan. Bayangan Paman Alberthnya muncul begitu saja. Lucas tak tau hubungannya dengan Paman Albetnya itu. Rachel bisa bernafas lega.                   “Kita bisa bersembunyi di sini .. “ Lucap Rachel sambil mengusap perutnya. Ia ikut ke rumah sakit bukan untuk menggugurkan kandungannya. Untuk lolos dari Lucas tanpa di curigainya.                   Di sisi lain, Lucas mencari Rachel seperti orang gila. Semua orang orangnya sudah mengitari rumah sakit tiada henti hentinya. Jengah melihat sikap Lucas yang tak karuan itu.                 “Cari lagi, dia sedang lemah saat hamil. Dia baru saja kesakitan, bagaimana mungkin Rachel bisa kabur secepat ini .. “ Lucas kembali berteriak memerintahkan anak buahnya untuk terus mencari Rachel.                   “CCTV di sekitar sini, menangkap Nyonya yang sudah pergi naik taksi ke jalan utama Tuan. Nyonya tidak bersembunyi di sini .. “ ucap seorang bawahan Lucas yang menghadapnya langsung.                 Lucas langsung beringsut pergi, mengawbari Shawn.                 “Shawn, kemana kiranya Racel melarikan diri ... ? “ ucap Lucas di seberang telfon.                   “Dia takan pulang ke rumahnya, Nyonya pasti pergi ke tempat yang tidak kita ketahui. Maka dari itu dia berani melarikan diri ... “  jawab Shawn. Ia sendiri sedang mengawasi para pengemis dan gelandangan yang di bawa oleh Lucas ke rumahnya. Sekarang, setelah sebulan berada di tangan Shawn. Mereka sudah menjadi sosok penjaga yang terampil dalam bersenjata dan seni bela diri.                   “Tuan, kita kerahkan orang orang ini untuk menemukan Ramses .. ?” usulan Shawn terdengar sangat menggoda bagi Lucas. Ramses kabur, orang yang paling tepat untuk mengejar Ramses adalah mereka yang hendak di bunuh Ramses.                 “Biarkan mereka mencari Ramses, tapi jangan bunuh dia. Kita tak punya hak mengambil nyawa orang ... “                   “Nyonya Rachel ...? “                   “Aku akan mencarinya sendiri .. “ jawab Lucas sembari menutup telfon. Ia beralih ke arah parkiran mobil.                   “Kalian berpencar, cari ke seluruh penjuru kota. Kalau kalian menemukan Rachel, ajak dia pulang dengan cara baik baik .. “ perintah Lucas langsung di lakasanakan secepat mungkin. Semua orangynya langsung berpencar ke dalam mobil masing masing. Menderu dan melaju.                              
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN