Pada saat itu jumlah pendaki berkisaran 75 orang yang di antaranya berasal dari Solok Selatan,Padang,Pariaman dan Pekan Baru.
Semua dari rombongan Irvanda sudah beristirahat sejak jam 7 malam hinggapada saat jam 9 malam semuanya kembali bangun.Pada jam 12 malam Irvanda berusaha untuk beristirahat kembali tetapi di karenakan demamnya yang semakin parah membuat Irvanda jadi susah untuk tidur.
Badai di luar masih saja terus berlangsung hingga sampai pada jam 3 subuh baru badai itu pun berhenti. Jam 3 subuh semua para laki-laki bangun dan ngobrol santai hingga pagi,mereka bercerita tentang pengalaman mereka pertama kali melakukan pendakian.Pada jam 3 itu hari sudah terlihat cerah di karenakan badai yang juga sudah berlalu.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 6 pagi,semua juga sudah bangun dan keluar dari tendanya.Sebagian ada yang ngopi- ngopi dan sebagian lagi sibuk untuk berfoto mengabadikan momen selama mereka disana.
"Dit tolong fotoan kami baduo ciek Dit"
(Dit tolong fotoin kami berdua dong Dit),pinta Ici pada Aditya.Ici sengaja meminta tolong pada Adit karena Adit sangat ahli dalam urusan foto menfoto.
"tunggu sabanta lu ci,Dit tolong fotoan Riski ko lu a"
(tunggu bentar Ci,Dit bantuin fotoin Riski ini dulu).Aditya kembali memotret Riski ,Filhan,Zahra dan Lenggo dengan berbagai pose.
Ici dan Ife melanjutkan berselfi bersama lalu sesekali melihat hasil fotonya.
"kurang cocok outfit Fe ndak Ci?"
(kurang cocok outfit Fe kan Ci?),tanya Ife pada Ici karena melihat outfit Ici yang serba hitam sedangkan dia juga memakai serba hitam,cuman Ife memakai jaket yang bewarna pink.
"lai ndak do Fe,lai rancak nah Fe"
(gak kok Fe,bagus kok Fe",Jawab Ici jujur karena outfit yang di pakai Ife bagus- bagus saja dan tidak ada masalah malahan Ife sangat cantik dengan pakaiannya saat itu.
"rancak kalau hitam -hitam se lai Ci,bia serasi wak baduo"
(lebih bagus kalau serba hitam-hitam saja Ci,biar kita serasi berdua).
"ko pakai se jaket Zik dek Fe,ndak baa do"
(ini pakai aja jaket Zik sama Ife, gapapa kok),Zikri yang tidak sengaja mendengar perbincangan mereka berdua lalu menawarkan jaketnya untuk di pakai oleh Ife karena kebetulan jaket Zikri bewarna hitam dan sangat cocok untuk di pakai oleh Ife. Zikri langsung melepaskan jaketnya dan diberikan kepada Ife untuk di suruh pakai langsung.
"lai ndak baa tu Zik?"
(emangnya gapapa Zik?).
"ndak baa do,cocok dek Ife nah"
(gapapa kok,itu cocok kok sama Ife).
"iyo Zik,makasih Zik"
(iya Zik,makasih ya Zik",Ife lalu membuka jaket yang di pakainya dan diganti dengan jaket yang di berikan oleh Zikri kepadanya.
"iyo Fe,pakai se lah dek Ife untuak foto- foto lu beko lah di bawah se baru baliak an ka Zik liak"
(iya Fe,pakai aja sama Ife buat foto-foto nanti kalau dah nyampai dibawah aja baru balikin ke Zik lagi),ucap Zikri lalu kembali duduk dan ngopi dengan yang lainnya.
Sebagian yang sudah puas berfoto mulai mempersiapkan alat masak,mereka kembali memasak untuk sarapan pagi ini. Jam 9 mereka mulai memasak,yang tidak membantu memasak juga berinisiatif untuk merapikan kembali semua barang bawaan untuk bersiap pulang.
Sehingga pada jam 11 semua makanan sudah di hidangkan dan mereka lanjut makan disana. Setelah makan dan berberes mereka berencana melanjutkan perjalanan ke puncak merpati untuk berfoto- foto. Irvanda yang sudah beberapa kali kesana sekarang tidak ikut bersama teman-temannya ke puncak merapi,Irvanda tetap berada di tenda untuk mengamankan barang- barang mereka.
Tepat pada jam 12 siang mereka yang ingin berfoto-foto di puncak merpati langsung memulai perjalanan ke sana.Mereka yang melanjutkan ke puncak merpati ada sekitar 16 orang,dua di antaranya tetap tinggal ditenda yaitu Irvanda dan Irfandi.
"Nda,lapeh tahun baru ka Silanggalang wak lah"
(Nda,habis tahun baru kita ke Singgalang yok Nda)",ajak irfandi.
Gunung Singgalang itu merupakan gunung yang juga terdapat di Sumatra Barat yang terletak di kabupaten Agam dengan ketinggian 2.877 meter sedangkan gunung marapi memiliki ketinggian sekitar 2.884 meter.
"yo bana nio ka Singgalang Ndi?,bisuak wak atur se tanggal nyo",
(beneran mau ke Singgalang Ndi?,besok kita atur tanggal nya),Ucap Irvanda antusias.
"yo sero mandaki ko kironyo Nda,ketagihan den dek nyo,raso panek tu taubek i tibo di ateh"
(beneran seru ternyata mendaki itu ya Nda,ketagihan gua jadinya ,rasa lelah itu terobati pas nyampe di atasnya).
"baa ka indak ketagihan dek Nda,di ateh ko lah wak bisa mencaliak ciptaan Allah yang sabana rancak,dari ateh ko wak bisa mancaliak sadonyo,dari ateh ko lo wak bisa mancaliak kalau awak ko ketek nyo jadi ndak buliah wak sombong dalam hiduik di dunia ko"
(gimana gak bikin ketagihan Nda,di atas sini lah kita bisa melihat ciptaan Allah yang sangat luar biasa,dari atas sini kita bisa melihat semuanya dan di atas sini juga lah kita bisa melihat kalau kita sebenarnya sangat kecil jadi gak perlu ada yang di sombongkan dalam hidup di dunia ini).ucap Irvanda menatap kagum melihat ke sekellilingnya.
"iyo Nda aa nan harus wak sombongan kan,awak ko hanyo makhluk ciptaan Allah yang sabana lamah,awak samo sadonyo nan mambedaan awak hanyo amal kebaikan wak dan itupun hanyo Allah yang tau"
(iya Nda apa yang harus di sombongkan juga kan,kita ini hanya makhluk ciptaan Allah yang sangat lemah,kita ini semuanya sama yang membedakan hanya amal kebaikan kita dan itupun hanya Allah yang tahu).
"iyo Ndi,tugas wak hanyo menjalankan perintah dan menjauhi larangannyo"
(iya Ndi,tugas kita hanya menjalankan perintah dan menjauhi larangannya),tambah Irvanda.
"dan hiduik ko ndak ado yang tau,awak bisa pai dari dunia ko bilo se dan dimaa se,ndak harus wak pai ka tampek bahayo do bahkan sadang duduak se dirumah se bisa juo wak maningga kan"
(dan hidup ini gak ada yang tahu,kita bisa saja pergi dari dunia ini kapanpun dan dimanapun,gak harus kita pergi ke tempat yang berbahaya bahkan kita duduk di rumah saja kita juga bisa meninggal dunia kan).
"iyo Nda,kok lah takdir tu nan bakato awak bisa maningga dalam keadaan yang ndak pernah tapikiaan dek wak"
(iya Nda,kalau udah takdir yang berkata kita bisa meninggal dalam keadaan yang tidak akan pernah terpikirkan oleh kita).
Mereka yang pergi mendaki di saat itu sedang memiliki masalah dalam hidupnya masing- masing dan hampir semua di antara mereka baru saja merasa kehilangan karena salah satu anggota keluarganya yang meninggal dunia,entah itu ibu,ayah dan bahkan ada yang kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Orang- orang bilang tempat ternyaman untuk pelarian adalah mendaki gunung,begitupun dengan mereka. Mereka ke sana sebagai bentuk pelampiasan dari rasa kehilangan mereka bukan untuk bersenang-senang hati apalagi untuk melakukan hal yang tidak baik seperti yang orang-orang fikirkan. Semuanya punya hoby masing-masing dan semuanya juga ada resikonya masing-masing, semuanya hanya tergantung takdir yang sudah di tetapkan untuk kita.