"ma lai ndak panek ma jalan?"
(mama capek gak jalannya ma?),tanya Wahlul melihat mamanya yang sudah mulai ngos - ngosan
"kok yo panek ama baa lul,lai ka lul gendong ama tu ?"
(kalau mama benaran capek gimana lul,emangnya lul mau gendong mama ?),tanya bu Novita bercanda pada anaknya.
"iyo panek ama tu?,kok iyo bia lul gendong a"
(mama beneran capek?,kalau iya biar lul gendong ma)
"kok panek tu iyo nak tapi ama lai kuek jalan"
(kalau ditanya capek iya nak tapi mama masih kuat kok nak),bu Novita kembali melanjutkan perjalananya.
"yo bana lai kuek ma?"
(beneran kuat ma?)
"iyo bana ko a"
(iya beneran kok)
"kok panek ma kecek an ka lul yo ma"
(kalau mama capek bilang sama lul ya ma)
"iyo nak"
(iya nak).
Wahlul terus membimbing ibunya menuju ke puncak marpati,seperti sebelumnya ia sudah berjanji pada ayah bahwa Wahlul tidak akan melepaskan ibu dari genggaman tangannya.
Sesampainya di puncak mereka bertemu dengan para pendaki lainnya yang juga berasal dari Padang tetapi berbeda kampus dengan mereka.
Mereka lanjut berfoto dan bertegur sapa dengan para pendaki yang tidak sengaja berpapasan dengan mereka,disana mereka juga bertemu dengan rombongan Pekan baru.Disalahsatu postingan pendaki asal Pekan Baru tersebut juga terlihat Ife,Ici,Zahra ,Lenggo dan yang lainnya tengah sibuk berfoto.
"Zik foto wak lah,wak alum ado foto baduo lai do Zik"
(Zik kita foto yuk,kita belum ada foto berdua loh Zik),ucap Ife mengajak Zikri untuk berfoto berdua dengannya.
"pek lah Fe,disitu wak foto lah"
(yok lah Fe,disitu kita fotonya),Ife lalu mengikuti Zikri dari belakang dan mereka berdua berfoto bersama disana.
Disana mereka menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk berfoto sepuasnya,karena sebentar lagi mereka harus kembali ke tugu Abel untuk bersiap pulang.
"lai rancak ama di foto tadi tu lul?"
(Mama cantik gak lul di foto kita yang tadi? ),tanya bu Novita pada Wahlul saat mereka duduk melihat hasil foto tadi sambil menunggu teman- teman yang lainnya selesai berfoto.
"lai ma,keren kaco mato ama lai mah"
(bagus ma,kaca mata mama pun keren ma),ucap Wahlul sambil memperlihatkan hasil foto mereka berdua. Di foto tersebut terlihat Wahlul yang memegang sebuah papan yang bertulisan marapi serta ketinggiannya dan di sampingnya terdapat ibu Novita yang memeluk Wahlul dengan erat.
"heheh kaco mato apa nan ama baok nah"
(heheh kaca mata papa itu yang mama bawa),bu Novita lalu tertawa dan membuka kacamatanya."beko kirim ka apa dih lul,nak iri lo apa caliak wak"
(nanti kirim ke papa ya lul,biar papa iri liat foto kita)
"jadih ma,beko langsung lul kirim ka apa ma"
(iya ma,nanti langsung lul kirim ke papa ya ma).
***
"ndak jadi ang foto dan?"
(lu gak jadi foto dan?),tanya Ilham pada Adan.
Ilham dan Adan adalah dua orang yang saling bersahabat,mereka sudah bersahabat sangat lama. Disaat Ilham kehilangan kedua orang yang disayang,Adan selalu ada untuk menghiburnya dengan tingkah konyol dan kerandoman Adan. Ilham sekarang yatim piatu,dia sudah di tinggal oleh kedua orang tuanya dan sekarang Ilham hanya tinggal bersama salah satu kakak perempuannya.
"ndak do,malu den banyak cewek - cewek"
(gak ah,malu gua banyak cewek- cewek ),ucapnya sambil melirik ke rombongan Ife yang tepat berada di belakangnya.
"tu mangaa wak siko?,duduak se gitu?"
(trus kita ngapain kesini?,duduk aja gitu?),tanya Wilky.
"mancaliak urang tu bafoto se lah wak lai "
(liatin orang foto aja lah kita),ucap Ridho yang sudah gemas melihat Adan yang pakai acara malu segala.
"rancak kabawah wak daripado duduak ndak ado adok disiko"
(mendingan kita ke bawah aja daripada duduk gak ada kerjaan disini),usul dari Afdhal.
"samo- samo se lah wak kabawah samo anak- anak tu"
(kita sama- sama aja ke bawah bareng anak- anak tu).
"baa kok gitu lo?"
(kenapa gitu),tanya Arbi penasaran.
"ndak baa jo do, bia rami lo wak daripado ba tujuah se wak naiak turun kayak patang "
(gapapa juga sih,biar ramai daripada bertujuh aja kita naik turun kayak kemarin",Ilham menyetujui perkataan temannya itu untuk bersama- sama dengan rombongan lainnya ke bawah.
"jadih, den vidioan se lah lu untuak dokumentasi awak,beko den posting di i********: tongkrongan awak"
(oke,gua bikin vidio aja dulu untuk dokumentasi kita,nanti gua posting di i********: tongkrongan kita),Wilky kembali meminta handponenya yang sudah di titip kepada Afdhal untuk membuat vidio singkat selama mereka di sana.
"ang nan buek den malu se nan ang posting,den bajoget -joget se isi ig trongkrongan wak "
(lu selalu bikin gua malu karena postingan lu itu,gua lagi joget -joget aja isi postingan ig tongkrongan)
"yo ang tapi malawak se, tu yo nan lawak se nan dapek dek urang vidio untuak di postingnyo"
(ya karena lu ngelawak mulu, jadinya yang lucu mulu dapat vidionya buat di posting),jawab Ilham .
"yo lah asa kalian sanang den sanang lo"
(yaudah asal kalian senang gua pun ikutan senang),pasrah Adan.
Adan selalu menjadi pelawak di tongkrongan mereka,Adan anaknya periang dan tidak pemalu (malunya cuman sama cewek),dan ada aja tingkahnya yang membuat teman-temannya jadi tertawa.
Setelah memberikan barang- barang berharganya untuk dititipkan ke Afdhal mereka pun turun ke bawah bersamaan dengan rombongan bu Novita dan Wahlul.
***
"ka bawah wak lai lah ka,nakrang tu lah biah ka bawah a"
(ke bawah kita lagi yok Ka,anak- anak itu udah pada kebawah semua),ajak Ani sambil menunjuk rombongan ibu Novita dan rombongan Adan.
"den alum pueh foto lai do Ni,dulu lah ang kabawah"
(gua belum puas fotonya Ni,lu duluan aja ke bawah ),jawab Siska karena tidak enak pada Liarni jika Liarni harus di sana menunggu Siska puas berfoto.
"den samo ang se lah,ndak mungkin den tinggaan ang surang do ka"
(gua sama lu aja lah,gak mungkin juga gua tinggalin lu sendirian disini Ka),tolak Liarni.
"den alum jadi foto jo salempang lai do Ni,salempang den masih dalam tas a"
(gua belum jadi foto sama salempangnya Ni,salempang gua masih di dalam tas ),keluh Siska karena impiannya untuk berfoto dengan salempang belum bisa di wujudkan di puncak merpati.
"wak ansua jo lah ka bawah lu ka,ciek lai kabuk ko taba bana ndak lo rancak hasil foto ang do,beko di bawah se ang den fotoan jo salempang liak"
(kita mulai aja jalan ke bawah dulu Ka,lagi pula kabutnya tebal banget ka gak bakalan bagus juga hasil fotonya kalau lu foto disini,nanti di bawah aja gua fotoin lu sama salempang itu Ka),bujuk Liarni karena melihat cauca yang juga tidak memungkinkan.
"jadih Ni,lah jalan lah wak ka bawah lai"
(oke Ni,yaudah ayo kita mulai jalan ke bawah).
Jadi ada 3 rombongan dari puncak merpati yang sama- sama jalan menuju tugu Abel.
***
Mereka sampai di tugu Abel pada jam setengah 3,disana juga ada rombongan dari Divo yang juga sedang bersiap- siap untuk turun ke bawah. Irvanda sudah menyandang tasnya untuk mulai membuka jalur tetapi salah satu di antara mereka menyarankan untuk foto bersama ,karena belum ada foto mereka bersama- sama full 18 orang.Mereka berfoto di bantu oleh salah satu rombongan dari Pekan Baru.
Setelah selesai berfoto Irvanda langsung berjalan dulu ke bawah untuk membukakan jalur. Saat sudah berjalan sekitar 15 meter dari tugu Abel langkah Irvanda di hentikan oleh suatu suara yang sangat keras.
JGEER...