JGEERR.......
Irvanda mendengar suara dentuman yang sangat keras sebanyak 2 kali,Irvanda dan teman- teman yang lain sangat bingung dengan apa yang sedang terjadi karena semua itu pertama kali di alami oleh mereka.
Tanah di sekitar seakan bergerak dan terlihat ada beberapa batu yang berjatuhan.Awalnya batu itu hanya terlihat sedikit tetapi lama- lama batu yang datang sangat deras dan kencang seperti sedang terjadi hujan.
Irvanda yang berada di posisi paling depan langsung memerintahkan teman- teman yang berada di belakang untuk berlari secepat mungkin.
"LAARIIIII....."
"LARI SADONYO,CAPEK LARIIII....."
(lari semuanya,cepat lari....),perintah Irvanda dan langsung di ikuti oleh anggotanya.
Irvanda langsung berlari berlindung pada batu besar yang ada di sana,Irvanda berlindung dari derasnya hujan batu selama beberapa saat. Batu- batu yang berjatuhan terlihat berasap dan sangat panas,bahkan batu- batu tersebut terlihat masih merah seperti bara .Batu- batu tersebut masih saja berjatuhan,dari ukuran yang kecil sampai sebesar bola kaki.
Irvanda yang sedang berlindung di sebuah batu besar mendengar seseorang memanggilnya dari belakang.
"bang,tolong bang",ucapnya terus merangkak ke arah Irvanda.
Irvanda langsung membantu orang tersebut agar lebih mendekat kepadanya dan terlindung dari hujan batu yang terus berlangsung.
"bang tolong lindungi kapalo wak ciek bang,tolong wak bang,kapalo wak lah luko kanai batu bang"
(bang tolong lindungi kepala saya bang,tolong saya bang,kepala saya sudah terluka kena batu bang),ucap nya sambil memengangi bagian belakang dari kepalanya.
Irvanda pun menutupi bagian belakang kepala Aditya dengan ransel yang di sandangnya.Aditya yang di maksud bukanlah teman kelompok dari Irvanda melainkan anggota kelompok pendaki yang berasal dari Pekan Baru,Aditya satu kelompok dengan Adan.
Saat hujan batu sudah berangsur reda,Irvanda langsung berlari ke atas untuk melihat keadaan dari teman-temannya.Teman-temannya masih dapat di lihat oleh Irvanda,lalu Irvanda kembali berteriak.
"capek lapehan barang sadonyo,lari kabawah capek sadonyo,tinggaaan barang-barang tu"
(cepat lepasin barang semuanya,lari ke bawah cepat semuanya,tinggalkan semua barang-barang itu).
Irvanda pun langsung berlari ke bawah setelah memberikan perintah kepada teman-temannya,Irvanda berlari sambil melihat ke arah gunung.
Irvanda tak sadar kalau abu panas sudah berada tepat di depannya ,Irvanda tidak sengaja menghirup abu tersebut hingga tersedak dan jatuh berguling ke bawah.
Irvanda terus berguling- guling kebawah,hingga tak lama Irvanda berhasil berpegang pada sebuah batu.Irvanda mengambil baju untuk menutupi wajahnya dari abu vulkanik.
***
"ama dimaa ma?"
(mama dimana ma?).
"maaa... lul takuk ma"
(maa.. lul takut ma)
"lul lah janji samo apa akan selalu jagoan ama,tapi kini ama dimaaa ma? ,lul tapisah dari ama,lul ndak nampak ama dimaa do ma"
(lul udah janji sama papa akan selalu jagain mama,tapi sekarang mama dimana ma? ,lul terpisah dari mama,lul gak bisa liat keberadaan mama ma).
ucap Wahlul terus mencari keberadaan ibunya.Wahlul terus menangis karena tidak bisa mengenggam tangan ibunya di saat seperti ini.Sewaktu mereka berjalan ke bawah ibu Novita berjalan bersama dengan perempuan lainnya sedangkan Wahlul berada di barisan belakang karena itu di saat Irvanda memberikan arahan untuk berlari Wahlul tidak menemui keberadaan ibunya.
***
"astagfirullah, Ya Allah..."
" lindungi anak ambo Ya Allah,kalau nio ambiak ambo tapi anak ambo jan Ya Allah,Ambo ikhlas walau harus pai jo caro iko,ambo rela tapi tolong lindungi anak ambo Ya Allah."
(lindungi anak hamba Ya Allah,kalau mau ambil saya saja Ya Allah tapi anak hamba jangan Ya Allah,hamba ikhlas walau harus pergi dengan cara ini,hamba rela tapi tolong lindungi anak hamba Ya Allah),bu Novita terus berdoa untuk keselamatan anaknya.
Ibu Novita terus berjuang untuk selamat demi anak-anak dan juga suami yang menunggu dirumah.Bu Novita harus semangat demi anak nya yang masih kecil- kecil dan sangat membutuhkan dia.
***
Setelah menutupi semua wajahnya dengan baju,Irvanda kembali mengecek teman-temannya yang berada di atas.
Namun yang Irvanda lihat disana hanya lautan abu,teman-temannya sudah tidak terlihat di sana,Irvanda masih terus melihat ke sekeliling untuk mencari keberadaan temannya.Dikarenakan abu yang semakin tebal Irvanda kembali berlindung dan berjalan ke bawah.
"Nda,tunggu lu Nda"
(Nda,tungguin Nda),Bima memanggil Irvanda dengan lemah.
"lapehan barang-barang tu Bim,lapehan se sadonyo"
(lepasin barang-barang itu Bim,lepasin aja semuanya).
Kepala Bima sudah mengeluarkan banyak darah sehingga Bima menjadi pusing.
"den paniang Nda"
(gua pusing Nda),Bima sudah tidak kuat untuk berjalan ke bawah ,kepalanya terasa sangat pusing dan badannya sangat lelah untuk berjalan lagi.
"iyo Bim,capek lah awak kabawah cari bantuan,tapi den ndak lo bisa manggendong ang do Bim,den pun paniang dek menghirup abu ko"
(iya Bim,ayo kita ke bawah cepatan cari bantuan ,tapi gua juga gak bisa gendong lu Bim,gua juga pusing karena menghirup abu ini ).Irvanda mencari cara agar bisa menyelamatkan Bima dan turun ke bawah.
"ndak ado caro lain lai bim,ang pacik tas den dari balakang bia wak maluncua se ka bawah Bim"
(gak ada cara lain lagi Bim,lu pegang tas gua dari belakang biar kita merosot saja ke bawah Bim),Irvanda langsung mendudukan Bima di belakangnya dan menyuruh Bima untuk berpegangan kuat.
Mereka berdua langsung merosot dari atas ,mereka merosot dengan beralaskan batu panas di bawahnya,batu tersebut masih mengeluarkan asap.
Saat sampai pada area yang sudah di tumpuhi rumput,Irvanda lalu membuka ransel miliknya untuk mengambil selimut dan baju yang di gunakan untuk menutup mulut dan hidungnya Bima.Irvanda mengikatkan bajunya pada wajah Bima agar Bima tidak menghirup debu vulkanik lagi.
Di karenakan medannya yang sudah tidak curam,Irvanda membimbing Bima untuk turun ke bawah. Setelah beberapa saat berjalan,Irvanda melihat ada tenda tetapi tenda itu sudah rusak karena panas dari hujan batu dan abu .Irvanda masuk ke dalam tenda tersebut untuk mencari air.
"Bim ,kumua- kumua pakai aia iko lu Bim a"
(Bim,kumur- kumur dulu pake aia ini Bim),Irvanda menyodorkan air tersebut kepada Bima.Bima langsung berkumur- kumur dan meminumnya.Tanpa menunggu waktu lama mereka kembali berjalan ke bawah,saat menemui tenda lagi Irvanda kembali mencari air disana.
Irvanda terus membimbing Bima turun ke bawah,saat berada di pintu angin mereka kembali berhenti dan beristirahat disana.
Tiba- tiba terlihat juga seseorang yang turun dari atas,orang tersebut sudah hitam karena badannya sudah tertutup oleh abu, tanganya terluka parah.
"bang kasiko bang a,baranti istirahat disiko lu bang"
(bang kesini dulu bang,berhenti istirahat disini dulu bang),Irvanda mengajak orang tersebut untuk berhenti disana dengannya,Irvanda memberikan minuman pada orang tersebut.
"tolongg..",hanya itu yang keluar dari mulutnya.
"Ya Allah ,ang ko Fid,minum lah lu Fid,kan lai ndak baa ang kan?"
(Ya Allah,ini lu Fid?minum dulu Fid,lu gapapa kan Fid),tanya Irvanda memastikan keadaan temannya.
Irvanda memberikan minuman pada Rofid,tetapi Rofid hanya diam tanpa bicara sedikitpun.
"tolong,tangan",lirih Rofid sambil melihat tangannya yang sangat parah.
"iyo Fid ,saba dulu Fid ,beko di bawah wak cari pertolongan wak japuik sado kawan-kawan lainnyo kaateh"
(iya Fid,sabar dulu Fid,nanti kita ke bawah kita cari pertolongan nanti kita jemput teman-teman lainnya ke atas),Irvanda terus berusaha untuk menenangkan teman- temannya.Bahkan di posisi yang seperti itu,Irvanda masih memikirkan temannya.
Setelah memberikan Rofid minuman,Irvanda langsung mengikatkan baju pada kepala Rofid agar mulut dan hidungnya terhindar dari abu.Mereka kembali melanjutkan jalan ke bawah karena melihat batu panas yang masih berada dan berjatuhan di dekat mereka.Irvanda menjadikan batu tersebut sebagai penanda aman atau tidaknya tempat yang mereka singgahi.