Setelah memberikan Rofid minuman,Irvanda langsung mengikatkan baju pada kepala Rofid agar mulut dan hidungnya terhindar dari abu.Kemudian datang juga Fadli dengan jari telunjuk yang sudah luka- luka dan giginya patah,Irvanda langsung memberikan Fadli minuman dan membantu Fadli untuk menutup hidung dan mulutnya.
Mereka kembali melanjutkan jalan ke bawah karena melihat batu panas yang masih berada dan berjatuhan di dekat mereka.Irvanda menjadikan batu tersebut sebagai penanda aman atau tidaknya tempat yang mereka singgahi.
Baru berjalan beberapa langkah,datang lagi seorang pendaki yang bernama Aditya .Aditya merupakan rombongan pendaki dari Pekan Baru yang sebelumnya juga sudah di bantu oleh Irvanda untuk melindungi kepalanya dari hujan batu.
Irvanda mengajak mereka bersama- sama untuk turun ke bawah dan secepatnya mencari bantuan,setidaknya mereka harus menyelamatkan diri mereka dulu baru setelah itu mereka bisa menyelamatkan teman- teman yang lainnya.
"Nda den ndak talok lai do"
(Nda gua udah gak kuat ),Fadli merasa putus asa untuk terus berjalan ke bawah,karena merasa badannya sudah sangat lemah ditambah dengan luka pada jarinya yang mengeluarkan banyak darah.
"aa maksud ang li?"
(maksud lu apaan li?),tanya Irvanda yang terkejut dengan perkataan Fadli.Disaat semuanya ingin segera ke bawah,Fadli malah ingin menyerah karena sudah tidak kuat.
"den ndak talok rasonyo lai do,den sampai disiko se lah Nda"
(gua udah gak kuat rasanya ,gua sampai disini aja ya Nda), Fadli duduk di rerumputan yang ada di sana.
"ndak ado do li,wak bajalan samo- samo kabawah,ang harus kuek"
(gak boleh ya li,kita jalan sama- sama ke bawah,lu harus kuat),Irvanda mengenggam tangan Fadli untuk ikut turun kebawah bersamanya.
"lah lamah bana den rasonyo Nda,ndak talok den ka bawah lai do"
(udah lemas banget gua rasanya Nda,udah gak kuat gua ke bawah lagi )
"awak harus ka bawah sacapeknyo li,awak alum aman disiko lai do,beko kok ndak talok awak baranti di bawah liak,ang kuek deh den mintak ka ang kuek lah ang sabanta sampai awak sobok samo petugas dih li"
(kita harus ke bawah secepatnya li,kita masih belum aman berada disini,nanti kalau kita udah gak kuat kita berhenti lagi di bawah,lu harus kuat ya gua minta sama lu buat kuat sebentar sampai kita bertemu sama petugas ya li)
"iyo Nda,den usahoan sakuek den Nda"
(iiya Nda,gua usahain sekuat gua Nda),
Irvanda terus memberikan semangat bukan hanya kepada Fadli tetapi juga kepada Bima,Rofid dan Aditya yang sedang bersamanya.
***
"lari Fe,capek Fe"
(lari Fe,cepat Fe),Ife terus berlari,Zikri berusaha terus melindungi Ife agar tidak terkena batu panas.
"awww",Ife yang sedang berlari langsung berhenti dan berteriak kesakitan .
"kanai Fe?aa Ife yang kanai?"
(kena Fe?apa yang kena Fe?),tanya Zikri dengan cemas.Zikri sangat mencemaskan Ife sebagai sahabatnya,Zikri juga terluka tetapi Zikri lebih mencemaskan Ife karena Ife seorang perempuan.
"iyo Zik,p****t Ife kanai Zik,sakikk..."
(iya Zik,p****t Ife kena Zik,sakitt...).
"capek lari ka bawah Fe,cari bantuan capek Fe"
(cepat lari ke bawah Fe,cari bantuan cepetan Fe),Zikri menyuruh Ife berlari secepatnya karena Zikri sudah tidak bisa berlari lagi,kaki Zikri sudah sakit dan tidak bisa berlari dengan kencang.
"Zik baa?Zikri pun taluko lo Zik"
(Zik gimana?Zikri pun terluka juga Zik).
"Zik ndak baa do,Ife lari se lah dulu,beko wak basobok di bawah Fe"
(Zik gapapa kok Fe,Ife lari aja dulu sana,nanti kita ketemu di bawah Fe).
"tapi Zik-,"
"ndak ado pakai tapi- tapi di Fe,capek Ife lari duluan"
(gak pakai tapi- tapi ya Fe,cepat Ife lari duluan),Zikri terus memaksa Ife agar terus berlari tanpa menungunya dan karena Zikri terus memaksa akhirnya Ife berlari sendiri ke bawah tanpa di temani oleh Zikri lagi.
Ife berlari ke bawah walau badannya sudah hitam tertutup abu,Ife terus berlari dengan susah payah hingga bertemu dengan salah satu rombongan dari Pekan Baru yang bernama Adan.
"kakkk...berlindung disiko lu kak" (Kakk... Berlindung disini dulu kak), Ife yang sudah kelelahan lalu mengikuti perkataan Adan. Ife meletakkan tasnya untuk mencari handphone, tetapi Ife baru sadar kalau handphone tidak di simpan di dalam tas melainkan di pegang, dan handphone tersebut tidak tau sejak kapan sudah lepas dari genggaman Ife.
"ado hp bang? ,bisa Fe pinjam bang? " (Bang punya handphone gak bang?, boleh Fe pinjam bang? ), tanya Ife.
"bisa kak" Adan mengeluarkan handphonenya dan memberikan kepada Ife. Ife langsung menelfon ayah dan adiknya, tetapi telfon tersebut tidak bisa tersambung dikarenakan kendala dari jaringan. Ife mencoba menelfon nomor tantenya yang kebetulan juga di hafal oleh Ife, Alhamdulillah panggilan tersebut diterima oleh tantenya. Ife meminta agar tantenya segera datang dengan tim penyelamat kesana untuk menyelamatkan dan menjemput Ife.
Keluarga yang mengetahui Ife sedang mendapatkan bencana langsung menghubungi tim penyelamat yang dekat dengan lokasi, Ife disuruh untuk membuat vidio agar semua orang bisa tau keberadaan dan keadaan dari Ife.
"tolong telfon keluarga wak ciek kak,kecek an awak lai ndak baa kak" (Tolong hubungi keluarga saya kak, bilang kalau saya gapapa kak), ucap Adan setelah Ife berhasil menghubungi keluarganya.
Ife langsung membantu Adan menghubungi keluarganya tetapi keluarga dari Adan menganggap kalau mereka berdua sedang bercanda. Untuk membuktikan kepada keluarga Adan, maka itu mereka berfoto bersama lalu di kirimkan pada keluarga Adan yang berada di Pekan Baru.
Adan juga menelfon keluarga Ilham untuk mengabari kalau mereka sedang mendapatkan musibah. Adan sudah tidak kuat untuk berbicara jadi hanya Ife yang menjelaskan dan meminta pertolongan melalui panggilan telfon. Panggilan telfon lalu terhenti karena kendala jaringan, tak lama handphone Adan kembali bergetar tetapi Ife sudah tidak mengangkat telfon tesebut karena tangan Ife yang sudah terasa kaku dan juga di penuhi oleh abu. Ife dan Adan mencari cara untuk menggeser layar handphone agar panggilan dari orang tersebut bisa diterima tetapi mereka tidak bisa melakukannya. Bayangkan tangan yang penuh debu dan melepuh bersentuhan dengan layar handphone, tentunya sangat susah untuk mereka menggunakan handphone dengan baik.
***
Yassirli yang terpisah dari rombongan masih berada di dekat tugu Abel dan berlindung di sana dari derasnya hujan batu,Ici terus berdoa agar diberikan kekuatan untuk bertahan di sana sampai seseorang bisa menyelamatkannya dan membawa ke bawah.
Yang di ingat Ici sekarang hanyalah ayahnya,Ici langsung menghubungi nomor ayahnya yang kebetulan handpone masih berada di genggaman Ici.