4. Jatah Papa

950 Kata
Waktu pulang sekolah kami bertiga bergegas menuju ke parkiran sungguh matahari siang ini sangat terik sekali dia menunjukkan kegarangannya. "Besok kalian ada acara nggak ? Anisa bertanya. "Kenapa Cha Lo mau ajak gue sama Andin kemana ? "Jalan-jalan yuk ?" "Wah sorry nih aku nggak bisa udah janji sama bonyok aku." Kata An pula. "Yaah gagal deh di lain waktu aja deh kita atur lagi ya." ucap Anisa. "Atur deh aku ngikut aja, Ya udah panas banget nih mari kita pulang yuk." Mereka mengangguk, Anisa dan Aruna duluan melaju sepeda motornya. Benar kata mereka, sungguh Panas banget hari ini. Aku mengambil ikat rambut dan mengucir rambut panjang ku asal asalan tersebut. Pas aku menoleh ke belakang dan kak Adit sedang terlihat memperhatikan ku yang sedang mengikat rambut ku dari tadi, apa aku yang salah mengira pandangan dia tadi menatap kearah ku ? Aku menyapa dengan ramah walaupun dibalas dengan ketus. "Mari Kak Adit." "Hm." dia melajukan motornya dan meninggalkan ku diparkiran. Ternyata ucapan disambut tidak ramah pemirsa duh sakitnya hati ku, banyak bersabar lagi An. Aku kembali bergumam. Aku juga memutuskan melajukan motor ku Huh, setidaknya aku mendengar suaranya hari ini di depan mata ku langsung. .... Sore Sabtu ini kami akan berangkat menuju ke Bandung untuk liburan tentu saja ini ide dari Papa. Kata Papa kemarin mencuri kesempatan untuk berlibur bersama keluarga tercinta. Yang terlihat sangat bahagia sekali terpancar diwajahnya tentu saja Alesya. Karena waktu liburan kami singkat kami di boyong papa naik pesawat menuju ke Bandung sekitar 40 menit dari Jakarta ke Bandung. Kami di antar sopir papa menuju ke bandara. Huh akhirnya sampai juga, udah lama nggak bepergian lumayan bikin pegal pinggang ku, sesampainya kami di hotel kami check-in 2 kamar tentu saja kamar pilihan papa yang terbaik untuk kami sepertinya papa sudah mempersiapkan semuanya. Aku tentu saja satu kamar bersama Alesya adikku. Oya aku belum memperkenalkan nama Adik ku dia adalah Alesya Ayudia Prasetya dia begitu dekat dan manja dengan ku tapi aku akan berusaha menjadi kakak yang baik untuk dia walaupun kita berbeda ibu dan memiliki ayah yang sama. "Mbak besok kita pergi jalan ke tempat yang ada sepeda gantung itu mbak, Alesya pengen coba naik itu mbak apa sih namanya mbak ?" Tiba-tiba Alesya penasaran dan bertanya kepada ku setelah aku bersih-bersih, berganti pakaian dan ikut duduk di sofa bersama Alesya. Aku mencari di google dan menyodorkan Ponsel ku kepadanya. " Yang seperti ini kan Alesya maksud ?" "Iya mbak betul Alesya pengen naik ini mbak, apa sih namanya ?" "Oh ini namanya Wisata Farmhouse Sya." aku menunjukkan hasil scroll google ku sama Alesya. Dia terlihat antusias sekali. "Mbak kita kesini besok ya, Alesya mau naik ini." Dia menunjukkan hasil scroll di google ku tadi. "Oh jadi maunya Dago Dream park, ada Rabbit Town Ciumbuleuit nya juga lho." "Waw keren Mbak, pokoknya kita kesan besok ya Mbak." "Iyaa..." "Ayo mandi dulu habis itu kita istirahat bentar, sebelum dipanggil untuk makan malam sama Papa." "Siap bos..!" pose hormat, Alesya berlalu ke kamar mandi. Anin geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya itu. .... Dikamar suite hotel sebelah. "Mas pokoknya Mas harus ngobrol berdua sama Andin besok ya, aku akan alihkan perhatian Alesya biar dia bersama aku aja mainnya besok, Mas tahu sendiri kan anak itu kalau udah dekat kakaknya akan nempel terus kayak prangko." Pasangan suami istri ini sedang berbaring di atas kasur. "Iya, Mas coba cari momen yang pas ngobrol sama Andin besok." "Mas mau ngapain, endus-endus leher ku Mas ?" "Mau Charger Energi dulu sayang, capek banget perjalanan tadi." "Cuma naik pesawat duduk doang Mas bilang capek ?" Papa Nanda tidak peduli protes Mama Citra, tangannya mulai bergerilya kemana-mana. Sampai pengait b*Anya sudah terlepas, dia mulai membuka kancing blouse Mama Citra lagi. Dia mencium bibir istrinya dengan lembut dan melakukan berkali-kali sudah puas dia di bibir dia mulai mencium leher sapuan lidah semakin turun kebawah, Mama Citra sudah melenguh kecil ketika bibir Papa Nanda sudah berada di belahan dadanya. "Uuhhg.. Maas.. Please stop !" "Aku mohon nanti aja di lanjutin, Mas nggak akan selesai begitu saja nanti ada ronde pertama, kedua, ketiga kalau Mas sudah beraksi seperti ini. Aku takut anak-anak nungguin kita nanti Mas." "Hm" "Kok mukanya jadi jutek gitu, Aku bilangkan nanti aja bukannya nggak boleh nanti di lanjutkan lagi ini milik Mas semua lho. Mas boleh puasin deh bersama dengan ku, tidak masalah juga untuk ku tapi jangan sekarang juga Mas Ambil jatahnya, kita udah janji lho sama anak-anak mau makan malam Mas." Dia terlihat tersenyum ke Mama Citra. "Pokoknya aku mau sampe puas sayang." "Sampai kamu nggak kuat lagi Mas aku akan melayani mu." Dia memeluk mama citra dengan erat. "Love you sayang ku." "Love you too Mas." "Ya udah kita makan malam dulu isi energi dulu, biar jatah ku lama nanti, Coba kamu telpon mereka udah waktu makan malam nih kita turun ke restoran ke bawah." Mama Citra mencubit hidung suaminya udah tahu mau makan malam masih aja bikin ulah, kalau soal jatah dia paling semangat sekali. Mama Citra bergumam pelan. Sambil mengancing blouse nya yang sempat terlepas dari tugasnya tadi. "Hallo sayang kalian sedang apa udah pada sholat belum nih kita mau turun mau makan malam." "Udah Maa kami sedang menunggu panggilan dari mama lho dari tadi udah lapar nih."Alesya yang menjawab telepon dari mamanya. "Paa mereka udah siap nih, ya udah sayang tungguin Mama sama Papa di depan pintu ya Mama siap-siap dulu." "Ya Ma, Assalamualaikum. " "Waalaikumsalam." "Kamu dengar sendiri kan Mas mereka sudah lapar, untung Mas tidak meneruskan perjatahan Mas tadi bisa-bisa mereka gedor-gedor pintu kita, apalagi nanti kamu dan aku lagi nggak pakai baju mau ? yang ada mereka jadi ngambek sama kita Mas." Papa Nanda tersenyum kepada istrinya seolah tidak bersalah sama sekali. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN