DERYL Gavin. Baiklah gue akui dia tampan meskipun nggak setampan gue tentunya. Tapi dia itu lawan yang lumayan harus diperhitungkan jika ikut dalam kompetisi. Ya, gue nggak suka menilai sesama jenis, tapi menurut gue pilot itu bukan tipe laki-laki yang sulit mencari pasangan. Gue mencoba mengusir rasa cemburu yang tiba-tiba hadir. Meyakinkan diri bahwa si Gavin itu nggak ada apa-apanya dibanding gue. Dan satu yang pasti, Sita itu udah sah jadi milik gue. Itu hal yang nggak terbantahkan lagi. Lalu kenapa gue harus terintimidasi oleh kehadiran lelaki itu? Oh, tidak bisa. "Mas Gavin, apa kabar lo?" sapa Faraz begitu dia dan gue sampai ke depan mereka. Kontan dua kepala itu menoleh. Gavin langsung mengembangkan senyum yang ... sial! Rupanya dia menggunakan senyum itu untuk menarik perhati

