DERYL Bukan hanya di dalam bathtube. Percintaan kami lanjut di atas tempat tidur yang dipenuhi kelopak mawar. Kali ini gue nggak ngebiarin Sita memegang kendali permainan. Malam kemarin sudah cukup. "Deryl...." Sita menahan tubuh gue yang hendak naik ke atasnya. "Biarkan aku yang bekerja malam ini." Gue menatap penuh minat wajahnya yang memerah. Meskipun ragu, Sita mengangguk. Gue pandai bikin wanita rileks di pelukan gue. Jadi, gue harap Sita menikmati apa-apa yang bakal gue lakuin setelahnya. Mata Sita terpejam ketika gue mencium ujung tangannya. Lalu bergeser lembut menuju lengan hingga ke bahu. Di atas lehernya, jari gue menari mencari titik sensitif area tengkuk dan belakang telinga. Terus ke belakang, menyusuri area punggung tanpa sejengkal pun terlewat. Ini adalah pemandang

