“Deg... deg... deg....” Jantungku berdetak sangat kencang. Tanganku sedikit demi sedikit mendekati pipi perempuan ini. Namun, sekali lagi aku mengurungi niatku itu. Aku sudah membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Sama saat pertama kali, aku menyentuh Aying. Meski belakangan ini, aku sudah tidak mengalami hal yang seperti dulu lagi. Namun tetap saja, aku belum pernah mencoba ke wanita lain. Ini pertama kalinya, aku akan melakukan hal seperti ini. Aku sangat ingin menolong perempuan ini. Aku sangat khawatir dia akan mengalami sesuatu yang lebih parah, jika aku membiarkan dia seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu, agar perempuan ini segera sadar. “Mbak... mbak....” panggilku lagi. Tanganku yang bergetar, kali ini sudah berhasil menyentuh bahunya. Aku mengguncang tubuhnya yang

