Dua Minggu berlalu dengan begitu cepatnya, dan aku sudah mulai terbiasa dengan Apartemen di mana tempatku tinggal, begitu pula dengan tempatku bekerja. Hari ini adalah hari sabtu, dan aku tidak bekerja karena ini adalah hari libur! Dan tentu saja aku merasa senang karena bisa beristirahat dengan tenang, dan perasaanku bertambah ketika pintu apartemenku diketuk dan memperlihatkan kedua sahabatku yang berdiri dengan senyuman semringah, yang tentu saja membuatku segera berlari untuk memeluk mereka dengan erat.
“AAAAA … Kalian datang!!” ucapku dengan sangat-sangat senang, dan hal itu membuat mereka pun tertawa mendengarnya,
”Tentu saja kami datang!” jelas Lisa dan hal itu membuat senyumanku semakin lebar mendengarnya,
”Kami mencari waktu yang pas, karena sift kami selalu bentrok, tapi akhirnya kami menemukan hari yang pas dan ini lah harinya!” jelas Marilyn kepadaku yang kini memberenggu kesal ketika menyadari bahwa mereka sembunyi-sembunyi datang kemari dan tidak memberitahukan hal ini kepadaku.
”Jahat … kalian tidak memberitahukanku sama sekali!” jelasku mengadu kepada mereka, yang kini membuat keduanya tertawa, dan membuatku membuka pintu apartemen dengan lebar dan mempersilakan mereka masuk seraya berkata,
“Ayo masuk! Tidak akan enak jika suara berisik kita ini terdengar oleh tetangga lainnya!” ucapku kepada Lisa dan Marilyn, yang kini dengan senang hari masuk ke dalam apartemenku dan dari kedua raut wajah itu, aku tahu jika keduanya merasa terpuku dengan kerapian dari Apartemenku ini.
“Wah … di sini nyaman juga ya!” ucap Lisa kepadaku, dan aku menganggukkan kepala menanggapi hal itu,
“Tentu, aku membuatnya senyaman mungkin!” jelasku kepada Lisa dan kini aku menoleh menatap Marilyn yang dengan senang melompat ke atas sofa itu, dan membuatku merasa senang karena keduanya datang kemari.
“Kalian mengindap kan?” aku sengaja bertanya seperti itu, karena besok adalah hari minggu, dan aku ingin menghabiskan waktu liburku bersama dengan kedua orang ini, dan mendengar pertanyaanku itu, membuat keduanya terlihat saling bertatapan satu sama lain dan membuatku mengharapkan jika kata ‘ya’ adalah jawaban yang akan mereka ucapkan kepadaku. Namun, ternyata jawaban itu tidak ada di dalam kalimat yang di lontarkan oleh Marilyn pada saat ini,
“Mm .. maaf Sophia, bukannya kami tidak mau, tapi … kami tentu saja akan menginap!” aku tersenyum senang mendengarnya, meski di awal aku merasa kesal karena Marilyn tidak menjawabnya dengan singkat padat dan jelas, namun ternyata mereka memang akan menginap di sini, dan hal itu membuatku lebih bersemangat lagi karenanya.
“Yeay! Aku akan menyiapkan kasurnya nanti!” ucapku kepada mereka, yang membuat Lisa kini mengangguk dan kemudian berkata,
“Hei! Jadi bagaimana?” pandanganku kini menoleh menatap Lisa yang baru saja bertanya, dan tentu saja membuat dahiku berkerut ketika mendengarnya bertanya tidak jelas seperti saat ini,
“Apa yang bagaimana?” tanyaku membalas pertanyaannya, dan kini ia menghembukan napasku untuk kemudian berkata,
“Jadi … gimana kau dengan dua tetangga sebelahmu itu? Apakah ada perkembangan dari salah satunya?” tanya Lisa lagi, dan itu membuatku bingung karena aku memiliki banyak sekali tetangga di sini, dan sepertinya ia mengerti akan ketidak mengertianku di sana karena kini ia menghembuksna napasnya untuk kemudian kembali menjelaskan dengan berucap,
“Itu loh! Mark dan Andrew!” jelasnya, dan hal itu membuat MArilyn segera menganggukkan kepala dan menatap ke arahku, seolah dirinya juga penasaran dengan ‘perkembangan’ yang ditanyakan oleh Lisa kepadaku.
Aku terkekeh mendengarnya bertanya seperti itu, kemudian aku pun menjelaskan perkembangan yang aku dapatkan selama dua minggu ini.
“Perkembangannya?? tak ada perkembangan yang aku dapatkan!” jelasku kepada mereka yang kini terlihat kecewa mendengar penjelasanku saat itu,
“Lah … kok bisa sih?” aku menganggukkan kepala menanggapi pertanyaan dari Marilyn pada saat itu, dan kemudian aku berkata,
“Tentu saja! Andrew adalah seorang pengacara yang super sibuk, kau tahu? Aku hanya bertemu dengannya ketika kami pergi ke kantor atau pulang dari kantor dan itu pun sangat jarang!” jelasku mengingat jika ya … aku dan Andrew tidak pernah sering bertemu sejak ia memberikanku coklat mahal itu, dan aku meyakini itu semua karena dia sangat-sangat sibuk.
“Lalu … bagaimana dengan Mark?” pandanganku kini menoleh menatap Marilyn yang baru saja bertanya, dan membuatku terkekeh seraya menggelengkan kepala dan berucap,
“Kami sangat jarang bertemu, sekalipun bertemu ia tidak pernah banyak bicara, dan jadwal kerja kami pun bertolak belakang, jadi kesempatan untuk mendekati Mark pun sulit bagiku1” ucapku seraya menatap ke arah mereka, seolah aku adalah wanita yang menyedihkan karena tidak bisa mendekati kedua tetangga lelaki yang tampan di sana.
“Yah … sayang banget sih!” gumam Lisa seolah mengasihani diriku karena tidak dapat mendekati salah satu dari kedua lelaki yang ada di samping apartemenku itu.
“Yah … mau bagaimana lagi? Kita memang disibukkan oleh kesibukan masing-masing!” ucapku kepada mereka, dan hal itu membuat keduanya menganggukkan kepala menanggapi hal itu.
“Yaudah … kalau gitu kita gak usah mikirin cowok dulu, mumpung hari libur … gimana kalau kita main ke luar?” sebuah saran yang di lontarkan oleh Marilyn saat itu, membuat aku dan juga Lisa mengangguk dengan setuju, dan hari itu kami menghabiskan waktu untuk bermain di luar. Menonton, nongkrong, membeli es krim, dan masih banyak lagi, kami benar-benar menghabiskan waktu satu hari penuh di luar dan hal itu sangat-sangat membuatku senang. Pergi bersama dengan kedua sahabatku di sana adalah healing bagiku dan aku beruntung karena bisa melakukannya bersama dengan mereka.
…
Waktu tidak terasa dan kini jarum jam pun sudah menunjukkan pukul dua belas malam, aku memutuskan untuk berhenti bermain bersama dengan teman-temanku dan mengajak keduanya untuk segera pulang, karena kami masih memiliki waktu di hari esok.
“Hei … ini sudah sangat malam, akan lebih baik jika kita pulang!” ucapku dan keduanya mengangguk setuju di sana. Kami pulang menaiki taksi dan sampai di apartemenku pada pukul satu malam, dan itu sudah sangat sepi.
“AKu tidak tahu jika di sini meski pun sudah malam, tapi suasananya masih seperti waktu siang hari!” aku menganggukkan kepala ketika mendengar Marilyn berusap seperti itu, aku berjalan menghampiri mereka dengan tiga matras yang aku bawa dari kamar tidurku, dan hal itu langsung saja membuat Lisa segera membantuku dan menyusun matras itu di ruang tengah.
“Tentu saja! Ini adalah kota, dan lagi … ketika hari libur semua pedagang akan bekerja lembur!” jelasku kepada mereka yang kemudian membuat mereka tertawa mendengarnya, merasa bahwa ucapanku memang benar namun terdengar kocak di sana.
Kami berbaring dengan seenaknya, pandanganku kini tertuju ke arah atas langit apartemenku, dan mendengarkan mereka yang berbincang santai di sana.
“Apa yang akan kita lakukan di hari esok, Sophia?” aku menghembuskan napasku dan berpikir di sana,
“Hm … aku rasa akan menyenangkan jika kita memasak, karena uangku sudah menipis hari ini!” jelasku memberikan ide kepada mereka, dan hal itu membuat keduanya mengangguk setuju di sana,
“Aku akan tinggal di rumah, kau dan juga Marilyn yang belanja, ok?” pandanganku dengan cepat menoleh menatap Lisa, dan bahkan bukan hanya diriku, melainkan Marilyn pun melakukannya di sana,
“Hei, licik sekali kau!” aku terkekeh ketika mendengar Marilyn berkata seperti itu, dan membuat Lisa kini berucap,
“Hei, Kompor di sana harus aku jaga agar tetap hangat, tau!” jelasnya lagi dan kinikami bertiga pun tertawa bersama menanggapi candaan Lisa di sana, aku mengangggukkan kepalaku mendengarnya dan berkata,
“Hahaha … baiklah kau akan menunggu rumah, biarkan aku dan juga Marilyn yang belanja di pagi harinya, gimana?” tanyaku kepada Lisa, dan hal itu membuat Lisa dengan segera menggelengkan kepala dan berkata,
“Tidak-tidak! Biarkan aku pergi bersama denganmu di pagi harinya dan malamnya kau pergi dengan Marilyn untuk belanja makan malam!” ucap Lisa, dan aku yang mendengarnya praktis mengerutkan dahiku ketika mendengar Lisa berkata seperti itu,
“Huh?? malam harinya?” tanyaku kepada Lisa, yang kini membuat kedua orang di sana menganggukkan kepala mendengar pertanyaanku itu,
“Kalian akan menginap lagi?” tanyaku dan hal itu membuat mereka tertawa di sana, dan membuatku kebingungan karenanya,
“Hahaha … tentu! Kami akan menginap hingga senin, Sophia!” penjelasan Marilyn di sana tentu saja kembali membuatku senang,
“Serius?? beneran?” tanyaku tidak percaya, namun ketika keduanya mengangguk, aku segera saja menerjang dan memeluk mereka dengan senang.
…