Edward menatap Drystan dengan kerutan di dahinya. “Kenapa? Kau tampak shock?”
Buru-buru Drystan menggeleng keras. Dalam sesekali waktu, beberapa sikap Edward membuatnya merinding dan reflek mundur seolah berusaha menjauhkan diri darinya. Edward selalu cepat menyadari hal itu dan kemudian menanyainya. Dan Drystan akan kembali beralibi atau mengatakan bahwa ia tidak apa-apa.
Drystan kembali menatap Pedro, pria itu menggertakkan gigi sembari terus memaksa lengannya menarik-narik tali yang mengikatnya meski hal itu percuma.
“Jangan lakukan apapun pada Aisha!” seru Pedro keras.
Edward menarik seringai jahat. “Tidak kok, asal kau memberiku informasi tentang kegiatan bejatmu itu.”
Pedro meremat pegangan kursi. Drystan melihatnya begitu frustrasi dengan pilihan yang diajukan oleh Edward. Seperti yang sebelumnya Drystan pikirkan, kedua opsi itu sama-sama merugikannya, dan Drystan rasa Pedro juga tidak bisa mengira-ngira mana dari kedua opsi tersebut yang lebih minim memberikan risiko karena keduanya jelas-jelas memiliki risiko yang besar.
Drystan tidak memiliki pendapat, mana di antara Edward dan Pedro yang lebih benar dalam sesi interogasi ini. Pedro—meski ia diyakini bukanlah dalang utama dari pekerjaan b***t itu, tetapi dia tetaplah terlibat dan bertindak sebagai pihak yang menculik. Apapun kisah di baliknya, yang dilakukan Pedro tetaplah kesalahan. Sementara Edward merahasiakan misi ini demi mencari sendiri bukti yang ada agar kepolisian tak terus-terusan menekannya begitu pun dengan warga sekitar. Edward memang tidak menyakiti fisik tahanannya sama sekali, tetapi memberikan ancaman sebesar itu rasanya tetap saja menyakiti. Dan Drystan, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Pedro.
Pedro menghela napas. “Aku akan mengatakannya sedikit, hanya itu yang bisa kuberikan agar aku tetap selamat. Tolong, jangan sentuh Aisha atau siapa pun keluargaku.”
“Aku setuju, asal kau tidak membohongiku. Aisha-mu itu tetap menjadi jaminan sampai aku benar-benar membuktikan bahwa informasimu adalah kebenaran. Kau tahu, kemana pun kau pergi, aku tetap bisa mengejarmu.”
“Aku mengambil pekerjaan ini untuk mendapatkan uang. Dua tahun yang lalu, bisnis keluargaku terlibat perselisihan dengan beberapa mafia. Semuanya hancur dan kami terlilit hutang. Para mafia itu terus mengancam akan membawa adikku dan juga Aisha sebagai bayaran. Aku tidak bisa membiarkannya. Lalu, seorang pria datang kepadaku ketika aku tengah duduk-duduk di taman dekat dengan komplek rumahku. Dia menawariku pekerjaan ini.” sebuah helaan napas kembali lolos. “Dan aku menerimanya.”
“Kau tahu, perselisihan bisnis keluargamu dengan mafia tampaknya direncanakan jika kau bertemu dengan pria yang menawarimu pekerjaan itu begitu cepat. Tapi kau ternyata berpikiran pendek sekali, menerima begitu saja pekerjaan sebagai penculik dan pembunuh?”
“AKU TIDAK MEMBUNUH!” serunya keras. “A-Aku hanya mengambil anak-anak itu, selebihnya aku tidak tahu. Aku terpaksa melakukan itu, karena aku tidak mau Aisha dan adikku diambil mereka.”
“Pria yang menemuimu itu, yang menawarkanmu pekerjaan, siapa dia?”
Pedro terdiam cukup lama. “Um, aku tidak tahu. Dia bilang namanya Daniel.”
Edward mengusap wajahnya kasar. Menemukan seseorang hanya dari satu kata nama tidak akan membuahkan hasil dalam waktu dekat. Memangnya ada berapa nama Daniel di Amerika? Belum juga kemungkinan jika Daniel itu mungkin memiliki tempat lain di luar negeri.
“Kau—ugh, apakah kau benar-benar tidak memiliki informasi yang berguna huh? Atau kau memang sengaja bertindak polos untuk menutupi hal-hal yang kau ketahui?”
Pedro menggeleng kuat-kuat. “Aku mengatakan yang sebenarnya! Pekerjaan itu, seluruh orang yang terlibat atas pekerjaan itu, tidak ada dari kami yang saling mengenal apalagi berkomunikasi. Kami hanya difokuskan pada satu pekerjaan, atau setidaknya itulah yang ku tahu. Kau ini sebenarnya siapa? Jika kau tidak memiliki kepentingan penuh, kusarankan jangan berurusan dengan hal-hal yang berkaitan dengan hal ini.”
Edward terkekeh, aneh rasanya mendapatkan peringatan dari sosok yang sekarang bahkan sedang menjadi tahanannya.
“Aku tidak butuh nasihatmu. Katakan saja apa yang kau tahu sebelum aku berubah pikiran. Sekadar informasi saja, aku bisa memenjarakanmu sekarang juga.”
Pedro menganga. “P-Polisi? Detektif rahasia? K-kau—“
“Katakan semuanya!”
Drystan menepuk bahu Edward, mengingatkannya atas perjanjian rencana mereka bahwa keduanya tidak akan menggunakan semacam ancaman keras apalagi kekerasan fisik. Yah, itu jika mengikat seseorang dengan kuat bisa disebut ‘bukan tindakan kekerasan’.
“Kalau kau terus menekannya, dia tidak akan bilang yang sebenarnya.”
Edward memutar bola matanya. “Diam Drystan, aku tahu apa yang kulakukan.”
“Kau—“ Drystan meremat ujung pakaiannya. “Lakukan sesukamu!” dan ia segera beranjak pergi dari sana.
Edward menghela napas, memandang langkah Drystan yang menghentak dengan gerutuan samar di bibirnya. Ia sendiri tidak bermaksud untuk menyinggung Drystan, terutama karena pemuda yang berstatus sebagai kriminal itulah yang membantunya hingga ia bisa mendapatkan pria ini.
Edward kembali menatap pria di hadapannya. “Aku tidak dalam kondisi yang baik untuk meladeni perbincangan yang tidak penting, jadi sebelum aku benar-benar berubah pikiran, katakan semua informasi yang kau tahu.” Katanya dingin.
“Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Hanya satu nama itu yang kutahu. Daniel. Sisanya aku sama sekali tidak tahu. Lagipula kau pasti mengerti kalau orang-orang seperti itu tidak mungkin membeberkan identitasnya sembarangan.”
Edward menyetujui dalam hati. Ia sendiri sudah tahu bahwa orang-orang seperti Pedro, yang direkrut karena keterpaksaan keadaan yang mendesaknya sudah pasti hanya bagian kecil dari organisasi yang besar. Pedro sama sekali tidak berharga untuk bosnya, dan jika Edward membunuhnya pun, bosnya tidak akan bertindak apapun. Sudah menjadi konsekuensinya bergabung dengan organisasi seperti itu. Dan sudah menjadi perjanjian pula bahwa ia tidak berhak untuk tahu masalah internal di organisasi itu. Bisa dibilang, ia hanyalah pekerja, yang hanya bertugas menjalankan rencana tanpa harus tahu apapun itu taktik yang dirancang bosnya.
“Aku tidak bisa menerimanya. Bukan hal yang mudah untukku mencari informasi tentang keluargamu. Bukan hal yang mudah pula untuk menjebakmu. Aku tidak menerima hanya dengan informasi nama Daniel. Terlalu sulit untuk diidentifikasi.”
Pedro tampak sangat frustrasi, dan Edward sesungguhnya kasihan melihatnya. Ia sudah berkali-kali mengalami sesi interogasi semacam ini, dan tentu ini bukan pertama kalinya pula ia melontarkan ancaman kepada seorang kriminal yang ia interogasi. Sayang, ia tidak pernah bisa terbiasa dengan hal ini.
“Bar Red Hand!” serunya tiba-tiba.
“Apa?”
“Bar elit tempat orang-orang kaya itu. Aku dengar Daniel atau beberapa bawahan utamanya sering ke sana. Aku tidak tahu untuk apa karena aku tidak pernah ke sana.”
Edward mengernyit. “Lantas, bagaimana kau tahu jika Daniel itu benar ke sana?”
“Aku tidak bisa memastikannya. Aku hanya mendapat informasi bahwa tempat itu menjadi tempat pertemuan khusus mereka, atau mungkin tempat bersantai? Entahlah. Lagipula bar itu memang memiliki layanan privasi yang bagus ‘kan? Aku mendengar pelanggan bar itu memang hanya dari kalangan elit saja. Selebritas, bos-bos besar, bahkan mafia-mafia. Akhir-akhir ini, operasi kami memang hanya di area ini ‘kan? Kurasa cukup masuk akal jika Red Hand menjadi tempat pertemuannya. Ah, ngomong-ngomong, bisa kau lepaskan penutup mataku?”
Edward memutar bola matanya. “Kau akan tetap buta sampai aku memastikan informasimu. Aku tidak mau mengambil risiko dengan melepaskanmu. Bisa jadi kau akan melaporkanku kepada bosmu.”
“Hah? Oi! Lepaskan aku!” seru Pedro panik. Edward tidak mendengarnya dan lebih memilih meninggalkannya.
Ѡ