bc

Diam-diam mencintaimu sampai tutup usia

book_age18+
21
IKUTI
1K
BACA
sweet
like
intro-logo
Uraian

Andika Putra Pratama kakak senior aku di Universitas Muhammadiyah Malang, dengan tinggi badan 175 cm, kulit bersih, wajah tampan dan rambut lurus hitam, dia mempunyai tubuh atletis, sungguh idaman setiap wanita. Aku bernama Afika Carorila tinggi badan 150 cm dengan berat badan 37 kg, kulit sawo matang. Diam-diam aku sering mengamatinya ketika Andika main basket, cewek-cewek histeris berteriak memanggil namanya, Andika I love You suara mereka saling bersahutan.Tapi aku tidak berani cuma menatapnya dari jarak jauh karena aku merasa sangat tidak pantas untuknya, begitu juga Andika ngk mengenalku atau melihatku ketika kita berpapasan ketika menuju kantin.Cewek-cewek yang bisa dekat dia cewek-cewek yang kayak model, cantik, tinggi semampai, kulit putih, rambut lurus hitam panjang. Pasti pas ketemu sama dia cewek model diatas yang digandeng diajak bicara dan dikasih senyuman mautnya. Aku selalu berkhayal bisa disenyumi sama Andika,kapan kataku dalam hati yangngk mungkinlah alias mustahil dpt senyuman dari Andika, melihatnya dari jarak jauh saja sudah sangat bahagia.

Waktu aku sama Lala sahabat baikku ke kantin kita sedang makan bakso, kantin penuh. Datanglah rombongan Andika setampan, mereka celingak celinguk cari tempat duduk tapi udah penuh semua, tiba-tiba temannya mendekati aku dan Lala dan mengusir kami dengan bentakan, hei gembel pergi dari kantin, kami akan pakai kursi ini, ini milik pangeran dan ratunya, kata salah satu teman Andika yang bernama Seno, aku dan Lala kaget, sebenarnya aku ngk terima tapi apa daya kami orang jelek dan orang miskin, semua pengunjung menatap kami dengan remeh termasuk Andika dan kayaknya kekasihnya yang terkenal sangat cantik dengan nama Aqila.

Akhirnya aku sama Lala pergi dengan belum menghabiskan bakso yang kami pesan. Tiba-tiba byur bakso itu disiramkan ke tubuhku, betapa kagetnya aku ketika aku menengok ke belakang ternyata yang

menyiram aku adalah Andika, semua pengunjung ketawa semua, najis to baksomu, teriak Andika padaku, Ya Allah segitu najisnya aku Dimata Andika.

chap-preview
Pratinjau gratis
Diam-diam Aku mencintaimu sampai akhir hayat
Bab 1 "Lala", sapa ku "Fika kok baru datang kemana aja", tanya Lala "Maaf, aku harus bantu Mak dulu", kataku "Oooo gitu", kata lala dengan mimik yang lucu. "Fika idolamu main basket cewek-cewek udh pada berkumpul di lapangan, kamu ngk pingin nonton?", kata lala "Biasa la kita lihat dari jarak jauh aja ya", kataku "Kenapa emg", balas Lala "Ya yang penting kelihatan biar dari jarak jauh la",: balasku "Ya udah gue ikut loe aja Fik", kata lala "Sip yuk", kataku sambil meraih tangannya menuju balkon diatas yang biasa ku tempati untuk melihat idolaku. Terdengar riuh rendah suara yang mengelukan namanya, Andika I love you, kata cewek-cewek bersahutan.Aku cuma mendengarkan saja dan mengamati dari jarak jauh, tentu saja aku tak berani seperti mereka, karena emg aku bukan cewek yang pantas untuk Andika kenal Ya aku sadar diri siapa diriku yang sangat tak pantas dikenal sama Andika Akhirnya pertandingan selesai dan dimenangkan oleh Kelompok Andika. Setelah itu cewek-cewek pada berlarian dan berebutan untuk mendekati Andika, tapi Andika tidak terpengaruh dan cuek aja, wajahnya datar dan dingin tanpa senyuman sekedar menyenangkan penggemarnya, tapi cewek-cewek itu tetap aja mengejarnya ngk peduli dengan senyuman sinis dan mengejek dari Andika. Andika mengibaskan tangannya menyuruh mereka pergi, akhirnya cewek-cewek itu pada pergi satu persatu meninggalkan Andika Andika menuju ke kantin bersama teman-temannya dengan didampingi 5 cewek cantik idola bagi cowok Mereka memesan bakso dan es, sambil makan mereka mengobrol sambil ketawa riang, sungguh pemandangan langka melihat Andika ketawa, sungguh sangat tampan bikin hatiku meleleh Mak Aku hanya bisa melihatnya dari jarak jauh, lihat ketawanya dari jarak jauh bikin deg-degan jantungku, pasti nanti malam aku ngk bisa gara-gara ketawanya Mereka keluar dari kantin menuju kelasnya, ditengah perjalanan tak sengaja aku berpapasan dengannya, sungguh aku tak bisa bergerak hanya berpapasan dengannya jantungku deg-degan. Hei loe kenapa berdiri disitu menghalangi pemandangan yang bagus saja, cepat menghilang dari hadapanku, hardik Andika. Sakit banget hati ini, kalau ngk suka ngk usah menghina gitu pa lagi dihadapan byk orang, semua memandangku dengan pandangan rendah, sungguh malu aku tapi aku ngk akan menangis biar orang-orang tidak semakin merendahkan ku. Akhirnya aku pergi dari hadapannya dengan perasaan hancur berkeping-keping tapi kenapa aku tak bisa membencinya. Setelah jauh dari tempat kejadian ku tumpahkan air mataku, beginilah nasib orang jelek selalu dihina. Ku hapus air mata ku kenapa aku harus menangis, kata hatiku, aku tak boleh menangis apapun yang terjadi pada diriku, hibur ku. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak aku, "Ya Allah Lala ngagetin aja", ujar ku. "Maaf Fik", kata lala sambil matanya berkaca-kaca. "Kenapa", tanyaku "A a aku tidak bisa membantumu, aku aku teman yang tak berguna, maaf", katanya lirih "Lala", kataku sambil tersenyum. "Aku sudah biasa dapat hinaan seperti itu, aku ngk apa-apa, santai aja Lala yang penting kita makan ngk minta mereka, kita juga ngk pernah menyusahkan mereka, kenapa harus dipikirin ngk ada pengaruhnya buat kita, betul kan yang ku bilang". "Iya betul Fika, aku dukung kamu", katanya sambil tersenyum ceria Aku dan Lala berjalan menuju kelas karena mata kuliah bioteknologi mau dimulai, Pak Dosennya killer lagi harus tepat waktu dan tidak boleh melamun karena setiap saat akan ditunjuk untuk menjawab pertanyaan, makanya harus konsentrasi biar ngk malu Aku sangat suka dengan mata kuliah ini, maka aku selalu serius mengikuti mata kuliah bioteknologi 'Fika nanti pinjam catatannya ya" ,kata teman sebelahku yang bernama Agus "Boleh", jawabku "Nah anak-anak karena waktu udah habis maka untuk hal 45-47 tugas dirumah pertemuan berikutnya kita koreksi bersama", kata dosenku yang bernama Pak Arif "Ya Pa",, jawab anak-anak serempak Pak Arif keluar kelas dan anak-anak berebutan ikut keluar juga "Wah Fika soal hal 43-47 susah banget, nanti aku minta diajari ya", kata lala sama Agus "Insyaallah", kataku sambil memasukkan semua buku ke tas setelah itu aku berdiri dan menarik tangan Lala untuk ku ajak keluar Agus mengikuti dibelakang kami, karena udah habis mata kuliah yang harus diikuti maka kami berencana mau pulang.Kamk berjalan menuju pintu gerbang bertiga sama Agus, kami celingak-celinguk untuk melihat ada angkot lewat, mendadak ada the geng Andika berjalan dibelakang kami, karena tidak mau membuat masalah dengan mereka, kami bertiga minggir untuk memberi jalan sama geng Andika Mendadak mereka berhenti pas disamping kami bertiga "Ada apa ya mereka berhenti", tanyaku dalam hati Lala berbisik kearahku, "e kenapa mereka berhenti ya Fik" "Mana ku tahu la, tanya tu sama mereka", kataku sewot "E ditanya jawabannya menyolot", protes Lala "Habis kamu sich, nanya ke aku", gerutu aku "Terus aku harus bertanya sama siapa kalau bukan kamu Fika", katanya dengan suara agak keras "Tanya dong sama Agus", kataku sambil mendelik "Lho apa hubungannya sama aku, nama aku kok disebut", protes Agus kearahku "Ya jelas adalah Gus, kamu kan juga ada disini", kataku dengan suara keras tanpa kusadari "Hei kalian ngapain bertengkar disini, didepan kita lagi", hardik teman Andika yang bernama Rangga "Iya tu berisik banget", protes teman Andika yang bernama Dimas "Udahlah jangan mengurusi hal yang tidak penting Dim", kata Prasetyo "Betul Betul betul", kata Revan Mendadak kami bertiga tertawa karena mendengar jawaban Revan kayak Upin Ipin "Kenapa ketawa", hardik Prasetyo "Maaf tuan Pras bukan maksud kami ketawa cuma tadi kita lihat hal lucu disana", kataku berkilah takut bikin singa mengaum keras "Hmmm betul seperti itu", tanya mereka berempat serempak "Betul tuan-tuan", kataku sambil ngasih kode ke Lala dan Agus untuk segera berlalu dari tempat itu Tapi dasar Lala dan Agus lemot ngk paham dengan kode, mereka diam aja tidak bergerak pergi Aduh gila nich dua temanku yang lemot ini, diajak pergi malah diam aja Tak sengaja mataku bertatapan dengan mata Andika dengan cepat aku mengalihkan pandangan ke arah sembarang karena takut aku ngk bisa mengendalikan hatiku "Cantika belum sampai ya", kata Andika kepada temannya "Iya ya", kata mereka serempak "Mungkin masih ke toilet Dik", kata Revan Andika diam aja sambil matanya menyapu area sekitar untuk mencari Cantika "Sayang maaf ya aku telat", kata Cantika berlalu mendekati Andika dengan senyum manisnya dan bergelayut manja memegang lengan Andika "Ngak apa-apa sayang, aku akan setia kok menunggumu", kata Andika sambil tersenyum ke arah Cantika "Ayo kita berangkat, jadi kan kita ke mall", tanya Cantika dengan manja sambil menggoyangkan tangan Andika "Tentu saja sayang, apa sich yang ngk buat kamu", kata Andika sambil mencubit mesra pipi Cantika Cantika tersenyum malu menerima perlakuan manis dari Andika Sungguh pemandangan yang sangat menyakitkan bagiku, aku memasang muka datar tanpa terpengaruh sedikitpun adegan yang mereka lakukan

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
50.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook