Setelah tuan Andika siap dia turun dari tangga dan memerintahkan untuk menyiapkan mobil. Dai melempar kunci mobil kearahku. Kutangap kunci mobil dan menuju garasi dan mengeluarkan mobil Pajero dan menuju halaman depan
Ku bukakan pintu penumpang buat tuan Andika lalu aku berputar menuju kursi kemudi, belum sempat melakukan mobil mendadak tuan membuka pintu penumpang dan turun lalu membuka pintu depan dan duduk di sebelahku
Dia memasang sabun pengaman
"Jalankan mobilnya", perintah tuan Andika
"Baik tuan", jawabku
Ku jalankan mobil dengan kecepatan sedang lalu kutanyakan alamat kantornya
"Alamat kantornya mana tuan", tanya ku
"Jalan Landung sari", jawabnya
"Baik tuan",: ujar ku
Mobil ku jalankan terus melaju menuju alamat kantornya
Sampai diparkiran khusus petinggi ku bukakan pintu untuk tuan Andika lalu dia turun sambil membawa tas kerjanya menuju ke pintu masuk kantor.
Aku mengikuti sampai ke pintu masuk, lalu dia berkata, "pulanglah, nanti ku telepon kalau aku mau pulang", katanya dengan sinis
"Baik tuan", jawabku
Aku undur dari hadapannya menuju parkiran
Tuan Andika menuju lift khusus menuju ruangannya
sampai didepan ruangannya dia menoleh kepada sekertaris nya
"Apa jadwalku hari ini", tanyanya
"Tidak ada jadwal Bos, cuma tanda tangan berkas dan memeriksa laporan", jawabnya
"Oke kalau begitu, aku masuk keruangan ku dulu, jangan ada yang boleh masuk, mengerti", perintahnya dengan tegas
"Oke bos", jawab sekertaris yang bernama Rendi
Setelah masuk dan duduk dikursi kebesarannya, Andika membuka laporan satu persatu untuk mengeceknya kalau benar langsung ditandatanganinya. Semua sudah diperiksa dan ditandatangani, lalu ia keluar menemui Rendi sekertaris nya,
"Rendi kamu masih banyak pekerjaan", tanya Andika
"Masih banyak bos, emg ada apa bos", tanyanya
"Mau berbincang-bincang saja", jawabnya
"Tentang apa bos", tanya Rendi lagi
"Apa betul rasa penasaran bisa membuat orang jatuh cinta", tanya Andika
"Bisa aja bos dan itu sering terjadi", jawab Rendi
"Masak aku jatuh cinta sama gadis kampung, itu", gumam Andika
"Gadis yang kamu ceritakan itu ya bos", tanyaku
"Iya dan sekarang dia jadi pembantuku", jawabku
"Apa", teriak Rendi sangat keras
"Gila loe Rendi, ngk bisa pelan apa", kesal Andika
"Habis aku kaget bos, karena baru tahu kalau gadis itu tinggal dirumah bos", jelasnya
"Tujuanku dia jadi pembantuku hanya pingin tahu perasaan dia kepadaku, masak sich dia ngk tertarik sedikitpun padaku", terang Andika
"Sudah berapa hari dia jadi pembantu bos",: tanya Rendi
"Sudah 3 hari", katanya lagi
"Terus apa bos sudah tahu bagaimana perasaanya ke bos", tanya Rendi
"Dia biasa saja tak ada rasa tertarik padaku", jelasnya.
"Justru aku yang semakin suka sama dia, ke cuekan nya, ketenangannya, masakannya, dan ketekunannya serta ketelatenannya membuat aku semakin tertarik padanya. Perasaan ini tumbuh dengan cepatnya
"Tapi kenapa gadis kampung itu cuek saja dan tidak terpengaruh sedikitpun", kata Andika frustasi.
"Berarti bos telah jatuh cinta sama gadis kampung itu", jelasku
Kenapa bos ngk menunjukkan kalau bos udah jatuh cinta sama dia, misalnya perhatian atau kencan atau apa gitu lho bos", kelasku
"Gengsi ah, dia aja cuek masak aku harus ngejar-ngejar dia, ogah ah", tegas Andika
"Mau bos gimana", tanyaku kesal
"Dia dong yang harusnya kejar- kejar aku", tandas Andika
"Apa bos, ngk semua wanita kayak gitu bos, mungkin dia lain dari yang lain", jelasku
"Terus aku harus gimana Rendi, kalau aku disuruh mengejar dulu, ogah ah, pokoknya dia yang harus bertekuk lutut dulu kepadaku", tegasnya
"Terserah kamu aja bos, suka-suka bos apa", kesal Rendi
"Aku curhat Rendi", tegas Andika
"Aku sudah memberi usulan bos tapi bos ngak mau, aku harus gimana bos", tanya Rendi
"Ya ngk harus gimana gitu", kata Andika cuek
"Bos nyebelin banget", gerutunya
Andika mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon seseorang.
"Hallo, gadis kampung jemput aku sekarang", katanya
"Baik tuan", jawab suara diseberang sana
"Ngak pakai lama", tegas Andika lagi
"Kan jauh tuan jarak rumah dengan kantor butuh waktu 30 menit belum lagi macetnya tuan", protes Afika
"Pokoknya ngk mau tahu 30 menit dari sekarang sudah harus sampai disini", katanya dengan marah
"Baik tuan jangan suka marah cepat tua nanti", balas suara dari seberang
Rendi yang mendengar ketawa terbahak-bahak
"Kenapa ketawa", kata Andika ketus
"Aduh ternyata bos mendapatkan lawan yang tangguh", katanya masih sambil tertawa serta memegangi perutnya
"Bos kayaknya butuh perjuangan untuk menjinakkan gadis kampung itu, kalau yang saya dengar, dia ngk terpengaruh sama sekali dengan ketampanan bos", kata Rendi masih dengan ketawa
"Diam loe Rendi", tegur Andika sambil melihat arlojinya yang mewah.
Dia mengerutkan dahinya karena gadis kampung belum sampai juga ke kantornya
"Rupanya gadis kampung itu mau bermain-main sama aku", gerutunya sambil mondar mandir didepan Rendi
"Bos jangan membuat kepalaku pusing dong, mondar-mandir kayak setrikaan aja", gerutu Rendi
"Suka-suka aku dong Rendi", jawab Andika dengan nada ketus
"Kenapa lama banget sich gadis kampung itu", gerutu Andika
"Ku antar aja bos kalau mau pulang", kata Rendi
"Ngak, aku sudah punya sopir sendiri", balas Andika
"Ya udah tunggu aja sampai ubanan", balas Rendi
"Tiba-tiba maaf tuan, saya terlambat", kata Afika
"Darimana saja kamu gadis kampungan", gertak Andika
"Maaf macet", katanya pelan
"Sudah ku bilang 30 menit harus sudah sampai sini", kata Andika dengan tekanan
"Kalau macet apa saya harus mengangkat mobil sampai kemari tuan, saya bukan superhero, saya manusia biasa", kata Afika kesal