“Cia, ada dua hal di dunia ini yang gak bisa gue abaikan. Lo dan segala hal tentang lo.” . . . Cia dan Alfaro sampai di sebuah rumah berwarna merah muda. Rumah yang tidak terlalu besar, tapi punya kesan yang mewah. Taman yang cantik dan beberapa gazebo di sekitar kolam. Sangat cantik. Cia menurunkan kopernya dengan cepat, lalu pergi mendahului Alfaro. Cowok itu tahu, Cia sedang marah, tapi Alfaro akan mendiamkan sampai emosinya stabil. Itu lebih mudah untuk meminta maaf. Pak Wahyu mengantar Alfaro ke dalam. Cia memeluk seorang wanita cantik yang sepertinya baru saja selesai memasak. Terlihat sekali celemek yang digunakan sudah agak kotor. "Tante, Cia kangen," ungkap Cia sambil memeluk tantenya, Karin. "Tante juga. Galang udah bilang sama Tante, katanya kamu mau liburan sebentar sebel

