“Cia ... Gue bukan cowok yang mampu membuat lo merasa sempurna dengan cinta. Jadi, jangan buat gue seperti orang serakah yang akan melakukan itu meski tahu risikonya.” . . . Cia termenung di kelasnya. Sudah dua hari sejak insiden Alfaro menciumnya di perpustakaan, cowok itu tidak masuk sekolah, tidak ada kabar, bahkan teman sekelasnya tidak ada yang tahu alasan Alfaro tidak masuk. Cia khawatir, gelisah, murung, bahkan tidak banyak bicara. Apa Alfaro berniat menjauhinya? Apa hari ini Alfaro tidak akan masuk lagi. Cia terus menatap ke luar jendela. Tatapannya kosong, seakan ia tidak punya hal lain untuk dilihat. Sebuah s**u kotak rasa pisang mendarat di hadapan wajahnya. Cia mengangkat kepalanya dan menoleh ke samping. Alfaro berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya, menatap Cia

