Derap langkah semakin terdengar jelas. Lorong sempit dan kedap, membuat suara sekecil apapun menjadi terdengar menggema. Cahaya dari lilin yang menempel pada dinding, menerangi sedikit bagian koridor tersebut. Membuat pencahayaan yang remang-remang di sepanjang ruas baloknya. Eris menahan langkahnya, ketika sosok berjubah hitam terlihat jelas berdiri di ujung lorong, memandangnya dengan wajah tersembunyi di dalam tudung gelap. Ia berusaha menahan diri agar emosinya tidak meluap begitu jauh. Berusaha menatap dengan tenang sosok berjubah gelap tersebut dari jarak yang terbilang cukup jauh. "Aku terkesan, kamu bisa berani datang menginjakkan kaki di sini." Suara itu bergema memenuhi lorong tersebut, seolah memang ditujukan pada sosok vampire yang berdiri di koridor itu. Eris menghela nafas

