Bagian 3

1524 Kata
Apakah aku bisa bertemu dengan Ibu?" tanyanya hati-hati. "Tentu!" jawab Vele cepat. "Tapi ... bagaimana dengan Ayah?" tanya Vale ragu. "Jujur, Vele. Ayah tidak pernah berceritaku kepadaku tentang aku yang memiliki saudara kembar. Ayah hanya cerita jika Ibu dari bangsa wizard dan mereka dipisahkan dengan paksa oleh seseorang," ungkap Vale. Padahal cerita yang Albus katakan bukanlah cerita sebenarnya. "Itu tidak benar, Vale. Ibu bercerita jika mereka terpaksa berpisah karena peraturan raja vampir itu. Peraturan itu sungguh bodoh menurutku. Dia dengan egoisnya memisahkan keluarga kita. Melarang orang-orang bertemu dengan pasangannya. Sungguh ini tidak adil," kata Vele yang syarat akan kemarahan di sana. Vale meringis melihat saudara kembarnya itu. "Jadi, apa selanjutnya yang harus kita lakukan?" tanya Vale. Vele menatap suadaranya ini dengan penuh. "Kita pertemukan Ayah dan Ibu." "Bagaimana dengan peraturannya?" balas Vale. Gadis ini berbeda jelas dengan Vele. Vale adalah tipe gadis pendiam dan penurut serta tak pernah melanggar peraturan. "Persetan dengan peraturan itu, Vale. Kita pertemukan saja dulu Ibu dan Ayah. Setelah itu baru kita pikirkan tentang peraturan bodohh dari raja vampir itu," terang Vele. Bahkan gadis ini tanpa beban mengatai sang raja bodohh. Vale sendiri tak yakin jika permasalahan ini bisa selesai mengingat sifat Vele yang gampang tersulut emosi. Kedua gadis ini pun memilih untuk berkeliling hutan dengan Vele yang menaiki punggung Cesse. Angin berhembus membuat beberapa anak rambut Vele beterbangan. Ini sangat ia sukai. Dan ini juga adalah pengalaman pertama gadis ini menaiki serigala. Sesekali Vele pun tertawa. "Uh, wow. Ini menakjubkan!" seru Vele ketika Cesse membawanya ke sebuah danau. Cesse pun mengeluarkan aumannya yang menandakan jika serigala ini juga senang. "Cesse, aku ingin bicara dengan Vale. Bisakah kalian berubah?" pinta Vele. Dan ajaibnya serigala ini mengangguk sembari mengibas-ngibaskan ekornya. Vele sangat suka dengan tingkah lucu dari Cesse. Dalam beberapa detik Vale pun kembali. "Bagaimana kamu tau tempat ini? Bukankah ini cukup jauh dari rumah pohonmu?" tanya Vele. Kedua gadis ini duduk di pinggiran danau sembari menikmti suasana di sana yang sepertinya benar-benar sunyi. "Aku dan Cesse sering menjelajahi hutan. Ini memudahkan kami untuk menghapal semua tempat agar tidak tersesat," jawab Vale. Vele pun mengangguk paham. Sepertinya enak sekali menjadi seorang werewolf. "Vale, maukah kamu melihat keahlianku? Ibu mengajarkanku beberapa mantra." Vale mengangguk antusias, dia cukup tertarik dengan dunia wizard. Vele pun memulainya. Gadis ini berdiri, Vale mengikutinya. Pandangan Vele fokus kepada danau, entah apa yang akan gadis ini lakukan Vale tak tahu. Kemudian terlihat Vele yang menggerakkan tangan kanannya. Dan hal ajaib pun terjadi, Vele menciptakan gelembung-gelembung air dalam berbagai bentuk mulai dari yang besar hingga kecil. Kemudian ia terbangkan gelembungnya di sekitar dirinya dan Vale. Sang kembaran memandangnya takjub dengan sesekali menyentuh gelembung-gelembung itu. Ini kali pertama Vale melihat hal tersebut. "Bagaimana kamu melakukannya?" tanya Vale. "Ibu mengajarkanku mantra dan aku mengembangkannya sendiri hingga aku bisa melakukan ini," jelasnya. Vale dan Vele pun menghabiskan waktu mereka tanpa tahu jika raja vampir berada cukup jauh dari keduanya di mana pria dan para prajuritnya itu sedang menghandle vampir-vampir brutal seperti yang pernah menyerang Vele. "Raja. Mereka tidak mau menyerah  sama sekali," ucap Jake yang menjadi orang setia dari sang raja. "Itu karena mereka tidak memiliki kendali. Kau serang dan lenyapkan mereka agar tak mengganggu semua orang," perintah Easter, raja di atas raja yang terkenal dengan kekejaman dan sikap tegasnya tanpa pandang bulu. Easter dan para pasukannya menghabisi vampir-vampir itu satu per satu. Tak ada belas kasihan untuk vampir brutal ini. Easter juga sudah sering akhir-akhir ini mendapat laporan mengenai vampir brutal itu. Dan ia sudah muak. "Bakar mereka," perintah Easter setelah semuanya sudah gugur. Jake mengangguk dan langsung mengumpulkan mayat-mayat vampir itu menjadi satu. Dan pria ini pun segera membakarnya. "Aku akan kembali ke kerajaan, pastikan semuanya terbakar hangus," papar Easter. Jake mengangguk. Beberapa prajurit yang ikut mereka pun mendampingi Easter pulang, dan beberapa juga ada yang bersama Jake. Easter dan kelompoknya pulang dengan menggunakan kekuatan vampir mereka yakni berlari yang kecepatannya melebih rata-rata manusia biasa. "Ayo, kita harus pulang sebelum Ayah mengomeliku karena pulang terlambat," ajak Vale yang mulai berdiri dari tempatnya. Tidak halnya dengan gadis ini, Vele terlihat kurang bersemangat. Ya, tentu saja ia tak semangat karena di rumah pun Cale belum pulang dari kerjanya. Tetapi, Vele mengikuti ajakan kembarannya ini dan Vale pun langsung berubah kembali menjadi Cesse. "Bulumu benar-benar lembut, Ces," puji Vele ketika mereka sudah menembus hutan lagi. Cesse mengaung menerima pujian daei gadis ini. Vele kembali tertawa setiap kali melihat tingkah lucu serigala ini. "GGRRR." Tiba-tiba Cesse berhenti mendadak dan menggeram. Vele mengernyit bingung, namun kebingungannya semakin menjadi tatkala melihat tiga orang pria berhenti tepat di depan mereka. Dilihat dari penampilan mereka sepertinya ketiganya bukan golongan vampir brutal yang pernah Vele dan Vale temui. Cesse masih berada pada sikap waspadanya dengan menatap nyalang ketiga pria ini. Vele mencoba menenangkan serigala itu. "Maaf, Nona, sedang apa kalian berada di sini?" tamya seorang pria yang bernama Jake. Sepertinya Jake sudah selesai melaksanakan perintah dari Easter. Untuk menghormati orang yang bertanya lebih dulu, Vele pun turun dari punggung Cesse sembari menenangkan serigala ini jika semuanya baik-baik saja. "Kami habis selesai berkunjung ke danau dekat sini, Tuan," terang Vele. Terlihat Jake yang menatap Vele dan Cesse secara bergantian. "Kembalilah ke rumah kalian. Hutan ini tidak aman," perintah Jake. Bukan apa-apa, mungkin saja vampir-vampir brutal itu masih berada di dalam hutan ini. Vele mengangguk, "terima kasih. Kami memang berniat akan pulang," jawabnya. Vele pun langsung menaiki punggung Cesse lagi. Sebelum pergi ia mengangguk kepada Jake dan kedua pria lainnya, mengisyaratkan jika dia akan pergi. Vele dan Cesse pun pergi, Jake dan dua pria lainnya juga kembali melanjutkan perjalanan pulang mereka. Cesse mengantar Vele hingga ke perbatasan. "Terima kasih sudah mengantarku," ucap Vele kepada Cesse yang sudah berubah menjadi Vale lagi. "Sama-sama. Besok jam 8 aku tunggu di rumah pohon. Bawalah Ibu, aku juga akan membawa Ayah," sahut Vale. Vele mengangguk sembari tersenyum, dia sudah tak sabar untuk besok. Vele berbalik pergi, Vale pun juga sama. Gadis ini langsung kembali ke rumah pohon untuk mengambil barang-barangnya sebelum pulang. Sedangkan di kerajaan vampir sendiri Jake baru saja datang. Dia sendiri langsung menghadap kepada Easter bermaksud melaporkan jika vampir brutal itu sudah ia bakar. Namun, belum juga ia mencapai meja Easter, tubuhnya tiba-tiba terdorong kuat ke dinding dan cekikan di lehernya pun ia dapat. Serangan tiba-tiba ini ia dapatkan dari Easter, mata pria itu memerah menandakan jika ada yang mengusiknya. "Di mana dia?" tanya Easter dalam dan penuh dengan nada intimidasi. Beberapa kali ia mengendus udara, dan Jake mendengar ada geraman sedikit di sana. "DI MANA DIA?!" sentak Easter karena tak kunjung mendapat jawaban dari Jake. Jake sendiri tak paham dengan pertanyaan rajanya ditambah lagi ia tak bisa menjawab jika pria itu mencekiknya seperti ini. Kesal, Easter langsung melepaskan cekikannya itu membuat Jake langsung menghirup udara banyak-banyak. Pria ini langsung memperbaiki cara berdirinya. Sembari menunduk, Jake terus meminta maaf kepada Easter. "Maaf, Raja. Maafkan saya," ucap Jake merasa bersalah. Easter berdiri membelakanginya, dia sedang dalam keadaan gelisah dan kesal. Tepat ketika Jake memasuki ruangannya, ia mencium bau itu, bau mate. Itu yang dia rasakan. Dia kesal karena Jake lebih dulu bertemu dengan mate Easter, dibandingkan dirinya. "Aku akan memaafkanmu jika kau bisa menjawab di mana dia, Jake," tutur Easter yang enggan berbalik. Jake masih kebingungan dengan yang dimaksud 'dia' oleh rajanya. Apa mungkin para vampir brutal tadi? "Saya sudah membakar vampir-vampir itu sesuai perintah Anda, Raja. Mereka semua sudah terbakar hangus," jelas Jake yang sama sekali tak berani menatap Easter langsung. Easter berbalik, menatap bawahannya itu dengan tajam. "Apa yang kau maksud? Aku bertanya gadis itu. Gadis atau wanita yang kau temui, Jake. Di mana dia?" ungkap Easter cepat. Jake mengangkat wajahnya dengan berani. Gadis? Wanita? Seingatnya Jake tak membawa gadis atau wanita ke istana. Hari ini dia hanya bertemu satu gadis yakni di hutan tadi. Apa mungkin yang sang raja maksud adalah gadis itu. "Maaf, Raja. Koreksi saya jika salah. Hari ini saya hanya bertemu satu orang gadis dan itu di hutan tadi." "Ya, aku bertanya tentangnya. Di mana dia sekarang?" tanya Easter terus menerus. Pria ini terus mengendus udara, mengumpulkan aroma sang mate agar terus ia ingat. "Saya tidak tau, Raja. Saya tidak kenal dengannya, tetapi saya sudah menyuruhnya pulang bersama serigala itu." "Serigala?" sela Easter. Apa mungkin mate nya berasal dari kaum werewolf? "Ya, tetapi saya mencium aroma wizard juga," lanjut Jake. Apa mungkin mate nya adalah seorang wizard? Jadi, mate nya adalah gadis itu atau serigala itu? Banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya, dan yang Easter butuhkan adalah mate nya. "Aku memberimu perintah Jake. Temukan gadis yang kau temui tadi di hutan. Bawa dia ke hadapanku dalam keadaan hidup-hidup dan tanpa luka sedikit pun di tubuhnya." Mendapat perintah aneh itu membuat Jake tak mengerti, tetapi dia tetap mengangguk. "Saya permisi, Raja," pamit Jake kala itu. Easter hanya mengangguk dan membiarkan Jake pergi. Easter lega ada sedikit secercah harapan untuk ia bertemu dengan sang mate setelah sekian lama. Vele yang baru saja sampai di rumah pun langsung masuk ke dalam rumah. Seperti dugaannya, Cale belum pulang, keadaan benar-benar sepi. Kalau saja keluarganya utuh kembali, mungkin ia tak merasakan kesepian seperti ini lagi. Ada Vale yang menemaninya setiap hari dan Albus juga. Vele akan berusaha sekuat tenaga untuk membawa kembali keluarganya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN