SATU
Gue cuma pegawai di sebuah kantor, nama gue violeta Rosena. Gue punya sohib namanya Shinta dan gue juga punya pacar yang sayang banget sama gue. Dia bernama Antonio.
Shinta dan vio sedang asyk ngerumpi di kamar.
Vio sudah sangat akrab dengan keluarga shinta, mereka sudah seperti saudara.
"Shinta , vio ayo makan dulu."perintah mamah shinta.
"Siap mah."jawab shinta dan vio kompak.
"Itu kamar sebelah buat apa di beresin mah?"tanya shinta.
"Adek kamu bentar lagi pulang, papah nyuruh dia pulang."jawab mamah mery.
"Emang loe punya ade?"tanya vio penasaran.
"Iya tapi dia gak tinggal di sini. Sejak umur lima tahun dia tinggal di amrik."jelas shinta.
"owhh gitu."vio manggut-manggut.
Tengah malam fachri sudah sampai rumah. Suasana cukup sepi. Ia sebenarnya tidak berniat buat pulang karena sudah biasa hidup bebas di luar negeri tapi daddynya memohon untuk pulang dan tinggal bersama-sama.
"Hai dadd, mom apa kabar."sapa fachri.
Daddy Bagas hanya tersenyum menyambut Fachri.
"Baik nak, ayo masuk dan istirahat lah."perintah mamah mery.
"Yes mom."fachri pun masuk ke kamar yang mamah mery tunjukan.
Ia juga merasa sangat lelah tak ingin bicara terlalu banyak dulu.
*********
"Aduh kita telat....!!!"seru vio dan shinta ke siangan.
"Gue mandi duluan."ucap shinta.
"Enggak, gue yang duluan. Loe lama mandinya."protes vio.
"Udah sono loe mandi di kamar sebelah aja."usir shinta.
"Jahat banget loe."gerutu vio sambil berlari ke kamar sebelah untuk mandi.
Vio tidak tau kalo adiknya shinta udah pulang.
Vio nyelonong masuk aja ke kamar mandi tanpa lihat-lihat dan melempar bajunya ke tempat tidur asal.
"Brisik banget sih."fachri terganggu tidurnya." Apa ini."fachri mengakat baju kumplit dengan pakaian dalam perempuan.
Tak lama vio keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya.
"Wow."fachri pun langsung bersiul jail.
"Siapa loe."seru vio sambil memeluk tubuhnya sendiri.
"Loe sendiri siapa?"facri balik bertanya.
"Loe pencuri ya? Gue teriak nih."ancam vio.
"Ya elahh mana ada pencuri seganteng gue."balas fachri dengan PDnya.
"Cihh PD banget loe, pergi sono sebelum gue panggilin orang rumah."kesal vio.
"Panggil aja."fachri kembali tiduran.
"Awas loe ya."vio hendak keluar.
"Tapi seenggaknya pake dulu baju loe."ucap fachri.
"Astaga." Vio menepuk keningnya sendiri karna lupa belum memakai baju.
Fachri tertawa." Ukuran loe kecil yah?"fachri memainkan pakaian dalam vio.
"Kurang ajar loe ya, gue bakal aduin loe."ucap vio kesal kemudian merebut pakaianya dan masuk kamar mandi lagi.
"Cewek aneh tapi lumayan pagi-pagi dapat pemandangan bagus."gumam fachri.
Vio pun keluar sambil melototi fachri dan berencana mengadukan pada shinta dan ortunya.
"Loe lama banget sih vio, kita hampir telat."ucap shinta saat vio baru keluar kamar Fachri.
"Shin di kamar sebelah ada penyusup."adu vio.
"Ngaco."balas shinta singkat.
"Gue serius, ada cowok di kamar itu."vio mencoba meyakinkan.
"Mah, pah kata vio di kamar sebelah ada cowok, memangnya siapa?"tanya shinta.
"Ohh itu fachri ade kamu udah dateng semalam."jawab mamih mery.
"Ade shinta? Ko gak mirip tan? hidung shinta mancung ke dalam jelek lagi, kalo dia ganteng bule gitu tan."ucap vio.
"Eh curut loe mau ngaduin dia atau mau ngehina gue."sinis shinta.
"Hahaha...ya maaf abis beda banget sih."vio garuk-garuk kepalanya yang gak gatal.
Yang lain hanya tertawa.
"Ayo sana sarapan, mamah bangunin ade kamu dulu."mamah mery pun menuju kamar fachri.
Mereka pun sarapan terlebih dahulu.
Tak lama fachri turun."Hello morning."sapa Fachri.
"Ya, ayo sarapan." ajak papah bagas.
Fachri melihat ke kakanya dan vio.
"Kenalin diri kamu dulu nak."perintah mamah mery.
"Hai gue fachri bagas kara. Loe kakak gue kan?"tanya fachri pada shinta.
"Iya lah siapa lagi."balas shinta.
"Dan loe siapa? gue rasa cuma punya satu kaka?"tanya fachri ke vio.
"Gue temen kakak loe."balas vio.
"Owhh gitu. lain kali kalo mau masuk kamar liat-liat dulu, coba kalo gue lagi mandi, kan bahaya."ucap fachri menyebalkan.
Vio tak menjawab, hanya cemberut.
"Udah-udah ayo sarapan."mamah mery menengahi.
Merekapun sarapan dengan tenang.
Setelah sarapan vio dan shinta langsung berangkat ke kantor.
"Njir ade loe bikin gue gemes, ngeselin banget."ucap vio.
"Yaelah loe aja yang masuk main nyelonong aja."balas shinta.
"Mana gue tau kalo dia udah dateng."ujar vio.
"Iya juga sih. Ya udah deh gak usah di pikirin."ucap shinta.
"Hai sayang."sapa anton calon tunangan vio.
"Hai juga."vio tersenyum senang bertemu anton.
"Udah sarapan?"tanya anton perhatian.
"Udah tadi di rumah shita, loe udah sarapan?"tanya vio balik.
"Udah sayang."jawab anton lembut.
"Ehem....ada orang di sini nih, gak hargai yang jomblo amat sih."cibir shinta.
"Hahaha makanya cari cowok dong."balas vio meledek.
"Awas loe yah."shinta duduk di tempat kerjanya.
Di rumah fachri merasa bosan, dia mulai sekolah tiga hari lagi.
"Mom fachri jemput kak shinta ya?"pinta Fachri.
"Apa kamu tau jalan di sini?"tanya mamah mery cemas.
"Tau mom kan ada gps."balas fachri.
"Ya udah hati-hati nak."ucap mamh mery.
"Yes mom."fachri pun bergegas pergi ke kantor kakanya.
"Kakak."panggil fachri saat sampai di tempat kerja.
"Fachri loe gak nyasar"tanya shinta saat melihat fachri.
"Gak lah, ayo pulang."ajak fachri.
"Bentar tunggu vio dulu." ucap shinta.
"Grimis kak, masuk mobil aja dulu biar fachri yang ke dalam jemput kak vio."ujar Fachri.
"Ya udah, nih bawa payung."shinta memberikan payung pada fachri.
Fachri pun menerima payung itu dan masuk ke kawasan kantor mencari vio.
"Yah hujan."vio menggunakan tangannya untuk melindungi kepalanya dan berjalan keluar.
"Kok gue gak kehujanan yah."gumama vio.
"Tentu gak kehujanan, gue mayungin loe."jawab fachri.
"Astaga, loe ngagetian gue."ucap vio sambil mengelus dadanya.
"Lebay gitu aja kaget."cibir fachri.
"Iya lah, loe nongol tiba-tiba di sini."ucap vio.
"Gue jemput kakak gue. Gak niat jemput loe."balas facri menyebalkan.
"Gue juga gak ngarepin loe jemput gue."jawab vio sewot.
"Gue terpakasa kakak gue yang nyuruh, kalo bukan mah udah gue tinggalin."ucap fachri santai.
"Nyebelin banget sih, dasar bocah."umpat vio.
"Bocah tapi gue lebih tinggi dari loe dasar pendek."balas fachri terkekeh karna memang tinggi vio hanya seleher fachri.
"Loe aja yang ketinggian bukan gue yang pendek."ucap vio sambil masuk mobil dan manyun.
"Ada apa sih?"tanya shinta.
"Ade loe ngeselin."balas vio sambil melotot ke fachri.
"Lah emang kenyataan loe pendek kok."fachri membela diri.
"Gue juga pendek nih, gue ke sindir."ucap shinta.
"Emang kalian pendek."cibir fachri.
"Loe aja yang ketinggian."seru vio dan shinta barengan.
"Kompak gitu?"ucap fachri sambil menyalakan mobilnya.
"IYa dong kita kan friends."ucap shinta dan vio.
"Lebay."jawab fachri sok mual.
"Hormati gue, panggil gue kaka juga. Jangan loe, loe."ketus vio.
"Iya kaka."jawab fachri so imut.
"Njirr najis loe."ucap vio.
Sedangkan shinta hanya tertawa ngakak.
Sesampi di rumah fachri nonton televisi di ruang tengah.
"Dih bocah banget."cibir vio saat hendak kedapur mengambil air melihat fachri sedang menonton filem kartun.
"Kakak gue jus jambu ya."pinta fachri memerintah vio seenaknya.
"Ambil ndiri lah."seru vio.
"Tanggung kak, lagi lucu."ucap fachri sambil katawa ketiwi.
"Ogah."balas vio acuh.
"Pelit banget sih, timbang ambilin jus doang di kulkas."gerutu fachri.
Vio hanya menjulurkan lidahnya mengejek fachri, kemudian lari ke atas.
"Awas lo kak."ancam fachri tersenyum licik.
***********
Malam minggu vio sudah berdandan cantik tinggal tunggu anton jemput.
Fachri yang melihat itu, langsung tersenyum jail.
Saat vio lewat menuruni tangga fachri menyiram vio menggunakan tepung dari atas.
"Selamat ualang tahun kakak."fachri tertawa ngakak.
"FACHRI....."triak vio menggelegar.
Untung orangtua shinta belum pada pulang.
"Ada apa?"shinta langsung keluar kamar karna kaget. "Vio..."sambung shinta sambil menutup mulutnya terkejut melihat vio penuh tepung.
"Shin gue cekek adek loe ya?"tanya vio marah.
Shinta hanya mengangguk karna masih terkejut.
Vio pun lari mengejar fachri.
"Awas loe bocah nakal."triak vio.
Fachri hanya tertawa mengejek vio.
"Kakak pendek mana bisa ngejar gue."ejek fachri.
"Sialan loe, bocah tengil, songong, ngesilin."umpat vio murka.
"Itu pacar kakak udah datang." fachri melihat dari balkon.
"Aduh gimana? gue masih acak-acakan, semua gara-gara loe."ucap vio sambil membersihkan penampilannya yang kotor terkena tepung. "Shin bilangin anton gue gak jadi pergi."Vio menangis.
"OK."jawab shinta ngerasa gak enak.
"Dih gitu aja cengeng."cibir fachri.
"Diem...!!!gue gagal ngedate gara-gara loe."seru vio.
"Lebay.."jawab fachri.
"Loe masih bocah gak tau apa-apa, anton pasti sedih gue gak jadi pergi nemenin dia nonton."ujar vio.
"Paling natar dia nonton sama yang lain."balas fachri santai.
"Emangnya dia kaya loe? dia itu setia dan kita mau tunangan." Vio mendengus tak suka.
"omong kosong, cinta and setia itu gak ada, yang ada cuma nafsu."ujar fachri.
"Loe masih bocah jadi gak tau."vio pergi meninggalkan fachri.
"Gak ada cinta apalagi setia, itu semua omong kosong."gumam fachri sambil tersenyum miring.