Fachri baru saja berada di indonesia sebulan namun teman fachri sangatlah banyak.
Fachri sangat mudah bergaul karna memang kehidupan fachri yang bebas.
"Shin pinjem laptop dong, mau nyalin kerjaan gue nih, punya gue blank."ucap vio.
"Gak bisa , gue lagi nyalin kerjaan gue juga, bos minta besok harus udah selesai. Pinjem punya fachri aja sana."perintah shinta.
"Iye." Jawab vio malas sembari berjalan ke kamar fachri.
"Fach...fachri.."panggil vio di depan kamar fachri.
Namun tak ada jawaban dari Fachri,ia belum bangun karena masih mengantuk. Ia bekerja sebagai DJ yang di haruskan pulang pagi.
Tak sabar, vio langsung masuk ke kamar Fachri."Ya ampun ini bocah mentang-mentang libur jam sembilan belum bangun."vio mendekat ke sisi ranjang."Fachri bangun, gue pinjem laptop."vio menggerak-gerakan bahu fachri.
"Ambil di meja."jawab Fachri tanpa membuka matanya.
"Bangun bocah, udah siang noh."vio membuka tirai jendela kamar Fachri.
"Silau kak, gue masih ngantuk."Fachri menutup mukanya dengan selimut.
"Dasar kebo."Vio berjalan keluar kamar fachri.
Sesampai kamar shinta,Vio langsung tiduran dan menyalakan laptop milik fachri."Ngintip folder foto fachri ah."gumam vio sambil melihat-lihat foto Fachri.
"Wah gila!!! foto fotonya."ujar Vio.
"Apaan sih?"Shinta ikut penasaran.
"Liat neh foto adek loe sama cewek-cewek sexy di club malam."ucap Vio sambil menunjukannya pada shinta.
"Gile adek gue gaul banget!!"seru shinta.
"Ini lagi ciuman,ceweknya beda-beda lagi."ucap Vio sambil terus melihat foto-foto fachri.
"Maklum mungkin udah kebiasaan dia di luar, dia kan besar di luar."ujar Shinta.
"Bener kata loe, hidupnya bebas."ucap Vio.
"Udah puas ngepoin foto gue?"Fachri muncul di balik pintu.
"Udah bangun loe kebo?"balas Vio.
"Sini laptop gue."fachri mengulurkan tanganya.
"Tar dulu, gue aja belum jadi pinjem buat nyalin kerjaan gue."ucap Vio.
"Sepuluh menit. Balikin."Fachri keluar kamar shinta.
"Iya pelit!!"seru Vio sembari melanjutkan aktivitas keponya." Album apa ini?"Vio menyalakannya dan terdengar music DJ menggema."Keren banget."ucap Vio.
"Udah kakak balikin, udah sepuluh menit."Fachri mengambil paksa laptopnya dan segera mematikanya.
"Pelitttt...."triak Vio.
"Diam!! brisik kalian berdua.keluar sana." Usir Shinta mendorong keluar Fachri dan Vio kemudian mengunci pintu kamarnya.
"Gara-gara loe nih."Ucap vio.
"Yee kakak kan yang brisik."Fachri tak terima.
"Lagian loe pelit bnaget, pinjem doang pake di waktu,"balas vio.
"Kakak pinjem atau ngepoin laptop gue?"cibir Fachri.
"Lagian gue kan penasaran, teryata loe bocah mesum."Ucap Vio.
"m***m apaan?"tanya Fachri bingung.
"Tuh di album foto loe, gak jelas semua. Bahkan ada yang ciuman juga,"balas Vio.
"Ciuman bukan m***m lah, kakk gak gaul."cibir Fachri.
"Eh bule somplak, gaul apaan kayak gitu jijay."Vio sok mau muntah.
"Gak sah muna, kakak mau?"goda Fachri.
"Ogahhhh....!!amit-amit."balas Vio.
Fachri hanya tertawa melihat ke polosan Violeta Rosena.
*******
Biasa Fachri setiap malam keluar rumah untuk bekerja.
"Mau kemana loe?"tanya Vio sedang asik nonton tv sendiri,sedangkan Shinta sudah tidur.
"Keluar cari angin."jawab Fachri.
"Jam sebelas malam gini yang ada masuk angin."ujar Vio.
"Suka-suka gue dong."Fachri memakai sepatu dan tasnya.
"Lo gak niat kabur kan?"tanya Vio menyelidik.
"Emangnya gue mau kabur kemana?"tanya Fachri.
"Mana gue tau."jawab Vio acuh melanjutkan nontonya.
Fachri pun pergi karna sudah telat.
Ia seorang DJ yang handal dan memiliki ciri khas berpenampilan misterius menggunakan masker dan topi. Si tengah performnya Fachri melihat Anton bermesraan dengan wanita.
Namun fachri berusaha tidak ikut campur urusan orang lain.
Fachri pulang dini hari.
"Dasar tidur gak tau tempat."cibir Fachri saat melihat vio ketiduran di sofa depan televisi.
Fachri mengambil selimut dan bantal kemudian merapihkan posisi tidur vio.
"Met istirahat."ucap Fachri bergegas ke kamar untuk tidur karena besok sekolah.
Vio bangun di pagi hari.
"Siapa yang ngasih gue bantal dan slimut."gumam Vio dalam hati.
"Fachri bangun!!! loe sekolah kan?"triak shinta membangukan Fachri.
Namun Fachri tetap aja belum bangun." Fachri bangun, sekolah entar telat."Shinta masih berusaha bangunin Fachri.
"Shin ayo berangkat entar malah kita yang telat."ajak Vio.
"Tapi Fachri belum bangun,"balas Shinta.
"Udah loe siap-siap dulu, gue yang bangunin."Perintah Vio.
"Emang loe bisa?"tanya Shinta ragu.
"Gampang." Vio menjadikan jarinya.
"Ok dech."Shinta pun ke kamar untuk bersiap.
Sedangkan Vio membuka tirai kamar Fachri dan menarik selimut yang di pake Fachri.
"Kakak!!"seru Fachri karena slimut yang iya kenakan di buang sembarangan oleh Vio.
"Astaga...,mata gue masih suci."Vio langsung menutup matanya.
Fachri tidur hanya memakai boxer pendek aja.
"Kakak kalau mau jangan pagi-pagi gini, gue masih ngantuk kak,"ucap Fachri.
"Eh kebo, apa maksud loe? gue ke sini buat bangunin loe, emang loe gak sekolah,"balas Vio masih menutup matanya.
"Buka matanya, ngomong sambil merem gitu, gue sosor baru tau rasa."Goda Fachri.
"Ya loe, udah pake baju belom?"tanya Vio.
"Udah."jawab Fachri singkat.
Vio membuka sebelah matanya untuk memastikan.
"Ahh ternyata sudah, sekarang loe buruan mandi terus sekolah."perintah Vio.
'Hemm."jawab Fachri masih ngantuk.
Dengan malas Fachri masuk kamar mandi.
Shinta dan Vio sarapan terlebih dahulu.
"Shin sekarang kok tante Mery jarang di rumah yah?"tanya Vio.
"Mamah kan sekarang ikut papah kerja."jawab Shinta.
"Ohh gitu."ucap Vio singkat.
Tak lama Fachri pun turun sudah menggunakan sragam sekolahnya.
"Sekolah kok acak-acakan gitu."Sindir Vio.
"Acak-acakan gini juga banyak cewek yang naksir,"balas Fachri sombong.
"Idih mereka lagi khilaf kali."sinis Vio.
"Khilafnya keterusan, pada ngejar-ngejar gue."jawab Fachri mengambil sarapannya.
"Terus loe udah punya pacar?"tanya Shinta.
"Gak. Ngapain pacaran, males banget."ujar Fachri.
"Berarti foto-foto loe sama cewek terus ada juga yang ciuman itu semua bukan pacar loe?"tanya Vio penasaran.
"Bukan."balas Fachri singkat.
"Kalau bukan pacar kenapa mau ciuman?"tanya Shinta heran.
"Mereka yang nawarin, ya gue embat aja."jawab Fachri.
"Dasar gak setia."cibir Vio.
"Gak ada yang setia kali."Timpal Fachri.
"Ada lah, contoh cowok gue, udah rajin kerja ampe malam, setia , gak pernah keluyuran malem apa lagi main cewek."Vio membanggakan pacar sekaligus calon tunanganya.
"Dia cuma topeng, munafik sok baik, mendingan gue ke mana-mana, udah cakep plus apa adanya lagi."balas Fachri yang mengetahui kalau calon tunangan Vio adalah pria b******k.
"Dasar bocah, kenal juga engga udah ngomong sembarangan."ketus Vio tak percaya.
"Gak percaya ya udah, lagian bukan urusan gue, paling juga kalau kakak tau bakal mewek tujuh hari tujuh malem."cibir Fachri.
"Dia gak kayak loe, masih bocah, maenya sama cabe cabean and tante girang, dasar bule omes bin somplak plus tengil."ucap Vio mengejek Fachri.
"Gak usah ngejek gue, tar juga kakak naksir gue."balas Fachri dengan PDnya.
"Dalam mimpi loe."seru Vio.
"Udah!!! apaan sih kalian berdua ribut mulu kalau ketemu kaya kucing dan tikus tau gak sih."Shinta berusaha menengahi karna pusing mendengar ocehan Fachri dan Vio.
"Dia tuh."ucap Fachri dan Vio barengan sambil saling tunjuk.
"Astaga....udah. Sekarang Fachri loe berangkat sana, dan Vio ayo kita berangkat."perintah Shinta.
Setelah selesai makan mereka pun berangkat.