"Fachri Bagas Kara...!!!"seru pak Danu guru BP sekolah Fachri.
"Eh pak Danu, kok masih di luar pak?"tanya Fachri basa-basi.
"Kamu tau sekarang jam berapa?"tanya pak Danu.
"Oh jam bapak rusak ya? sekarang jam delapan pak,"balas Fachri sambil meliat jam yang ia kenakan.
"Kalau sekarang jam delapan berarti apa?"geram pak Danu.
"Apa dong pak?"Fachri balas bertanya dengan wajah tanpa dosanya.
"Fachri kamu telat Fachri, TELAT."Ucap pak Danu marah sambil menekan kata telat.
"Cuma setengah jam doang pak,"jawab Fachri.
"Sekarang kamu telfon orang tua kamu kemari."perintah pak Danu.
"Daddy sama mommy gak di indonesia pak, lagi honeymoon,"jawab Fachri asal.
"Kalau begitu telfon kakak kamu, atau kamu saya secors."benatak pak Danu.
"Iya iya, bapak gak asik."cibir Fachri.
"Bapak tunggu di ruangan BP." Pak Danu berlalu pergi.
"Dasar kiler,"gerutu Fachri sambil menelfon shinta.
"Hallo ada apa fach?"tanya Shinta.
"Kak, ke sekolahan Fachri sekarang ya."pinta Fachri.
"Gak bisa fach, kakak sibuk, nyiapin buat prosentasi nanti jam sembilan, sejam lagi."jelas Shinta.
"Kak bentar doang, entar Fachri di secors terus di omelin mommy."Fachri memelas.
"Gak bisa fach, kerjaan kakak hari ini gak bisa di tinggalin soalnya menyangkut perusahaan, coba loe minta tolong Vio, hari ini dia free, kerjaanya udah beres kemarin."Shinta memberi saran.
"Ya udah dech,"balas Fachri singkat.
"Iya kakak matiin dulu, mau lanjut kerja lagi."Shinta mematikan telfonya.
"Terpaksa deh nelfon kak Vio daripada kena omelan."gumam Fachri sambil mencoba menelfon Vio.
Pada nada ketiga Vio mengangkat telfon Fachri.
"Apaan bocah?"tanya vio.
"Kak ke sekolah Fachri dong sekarang?"pinta Fachri.
"Buat apa gue ke sekolah loe? males banget."balas Vio ogah-ogahan.
"Please kak, tolongin gue sekali ini doang,"pinta Fachri.
"Ehmmm gimana yah??"Vio seolah berfikir.
"Gue traktir deh kak."Fachri merayu.
"Kalau cuma mau traktir gue mie ayam pinggir jalan, makasih gak usah. Gue bisa beli sendiri,"balas Vio menyebalkan.
"Terus kakak maunya apa?"kesal Fachri.
Shopping."jawab Vio cepat.
"Astaga..!! kakak mau meras gue? kakak kan bilang gue masih bocah, duit gue tipis."ujar Fachri padahal uang Fachri sangat banyak setiap malam perfom saja bisa dapat bayaran jutaan.
"Kalau gak mau ya udah, gue juga gak mau ke sekolah loe,"balas Vio acuh.
"Ok gue traktir shopping,"kesal Fachri.
Vio tertawa puas." Ok gue ke sekolah loe, adik gue yang ganteng."Vio mematikkan telfonnya.
"Dasar cewek nyebelin,rese,kalau gak butuh gue mah ogah."gerutu Fachri kesal di kerjain Vio.
"Napa loe ngomel-ngomel sendiri?"tanya Damar.
"Lagi kesel gue, pak Danu nyuruh gue nelfon wali murid buat dateng kalau gak, gue bakal di secors,"balas Fachri.
"Loe sih telat mulu, terus siapa yang bakal dateng nyokap atau bokap loe?"tanya Damar sambil menawarkan rokok.
"Kakak gue."Fachri menerima rokok dari Damar dan menyalakannya.
"Loe mau masuk kelas gak?"Damar menghisap rokoknya.
"Gak, lagi gak mood."jawab Fachri.
"Gue juga gak."
Mereka berdua asik ngobrol di taman belakang sekolah.
"Maaf tau di mana fachri?"tanya Vio pada salah satu siswa yang lewat.
"Fachri yang mana yah kak, soalnya ada beberapa nama Fachri di sini."jawab siswa itu.
"Fachri yang bule, pindahan amrik."ucap Vio.
"Ohh tau kak, dia di taman belakang lagi sama Damar, kakak lurus aja mentok belok kiri,"jelas siswa itu.
"OK makasih ya."Vio tersenyum.
"Iya kak sama-sama."Siswa itu pun berlalu pergi .
Vio mengikuti arah yang di tunjukan siswa tadi."Ahh itu dia."Vio menghampiri Fachri.
"Kakak."Fachri terkejut dan menjatuhkan rokoknya.
"Gue udah liat loe ngerokok,"ucap Vio.
"Gak penting, ayo ke ruangan pak Danu."ajak Fachri.
"Dasar."cibir Vio.
"Mar gue pergi dulu." Pamit Fachri.
Damar hanya mengacungkan jempolnya sebagi jawabannya.
"Tunggu gue bocah,"Vio menarik baju Fachri.
"Makanya jangan pendek-pendek kakinya,"Fachri menghentikan langkahnya
"Loe di kasih makan apa sih?tinggi banget,"gumam Vio.
"Sop kaki jerapah,"balas Fachri asal.
"Fachriiiiii.....!!!"seru vio kesal.
"Udah kakak, entar lagi debatnya udah sampai."ucap Fachri.
"Awas loe, entar gue balas."gerutu Vio.
Sesampainya di ruangan, pak Danu memberikan cramah panjang lebar kali tinggi membuat Vio dan Fachri mengantuk.
"Kapan selesainya sih."bisik Vio ke Fachri.
"Mana gue tau."jawab Fachri sambil menguap.
"Kalian paham?"
"Iya pak paham."jawab Vio dan Fachri kompak karna kaget.
"Bagus, kalian boleh pulang dan Fachri jangan sampai besok kamu telat lagi."pak Danu memperingatkan.
"Iya pak."Fachri dan Vio pun keluar.
"Waktunya shopping!!"seru Vio semangat, rasa kantuknya hilang seketika.
"Dasar cewek, kalau udah ngomong shopping langsung semangat,"cibir Fachri.
"Bodo amat yang penting gue happy."jawab Vio acuh.
Fachri gak nanggepin vio dan berjalan ke arah parkiran.
Fachri pun masuk ke mobilnya di ikuti Vio.
Setelah masuk mobil fachri mengambil tas yang ada di jok blakang berisi beberapa baju dan celana.
"Loe mau kabur ke mana bawa-bawa baju gitu?"tanya Vio penasaran.
"Gak kemana-mana, cuma buat jaga-jaga kali aja hujan,"balas Fachri sambil membuka bajunya.
"Loe mau apa!!"seru Vio sambil menutupi matanya dengan tangan saat fachri membuka bajunya.
"Gak usah alay deh kak, gue pake baju dalemnya kali."balas Fachri.
"Ahh...syukurla, gue kira loe mau telanjang di sini,"ujar Vio terkekeh.
"Itu sih maunya kakak."celetuk Fachri yang sudah mengganti bajunya.
"Enak aja, habis loe pake ganti baju segala."Vio membela diri.
"Kalo gue pake seragam sekolah yang ada di tangkap satpol pp, di kira bolos sekolah."jawab Fachri menjalankan mobilnya.
"iya iya."balas Vio asik memainkan ponselnya.
*******
Sesampainya di mall, vio langsung ke butik baju dan memilih berbagai model baju.
"Ingat loe yang bayar ya."Vio mengingatkan Fachri.
"Iya bawel."jawab Fachri.
"Sipp dech."Vio langsung mengambil dress pendek bermotif rose dan mencobanya."Fachri gimana menurut loe?"Vio keluar dengan dress yang iya pilih tadi.
"Jelek."jawab Fachri.
"Masa sih?"Vio memutarkan badanya dan memamerkanya ke Fachri.
"Jelek kakak, norak."
"Ya udah deh."Vio pun berganti baju kemudian memilih dress yang lain lagi.
"Ini aja kak."Fachri memberikan dress putih yang fachri pilih.
VIo pun menerima dan mencobanya.
"Gimana fach?"Vio keluar dari kamar ganti.
"Cantik."jawab Fachri terpukau dengan kecantikan Vio.
"Benarkah?"tanya Vio senang.
"Iya itu cocok sekali buat kakak."balas Fachri masih terus menatap Vio.
"Tapi ini mahal loh?emang uang loe cukup?"tanya Vio.
"Udah ambil yang itu aja, gak usah khawatir."jawab Fachri.
"Ok."
Fachri pun membayar dress itu untuk Vio.
"Terima kasih adek ganteng."Vio memeluk lengan Fachri dan bersandar manja.
"Gak usah lebay gitu deh."ucap Fachri.
"Sama tas juga ya?"rengek Vio.
"Emang cowok kakak gak pernah ngajak shopping pah?"cibir Fachri.
"Gak lah, mana dia sempet. Dia kan pekerja keras gak ada waktu buat jalan-jalan, tas boleh ya?"balas Vio.
"Hmmm."
"Adek gue emang top banget deh."Vio mencubit hidung Fachri.
"Sakit kakak."Fachri memegangi hidungnya.
Vio hanya tertawa dan masuk ke toko tas.
Setelah selesai shopping, Vio dan Fachri mampir makan siang di restoran.
"Uang loe banyak juga bocah?"ucap Vio sambil menunggu pesanannya datang.
"Iya lah, gue kan anak yang hemat dan rajin menabung."jawab Fachri asal, gak mungkin kalo Fachri jujur kalau dia bekerja sebagi DJ di club malam.
"Hemm gaya loe tapi makasih deh udah beliin gue dress, tas, sepatu sama traktir gue makan."ucap Vio.
"Gue gak niat beliin tapi kakak yang maksa,"balas Fachri.
"Jadi gak ikhlas nih."Vio manyun.
"Ikhlas... ikhlas..."jawab Fachri gemas.
"Gitu dong, yang sering-sering ya."Vio tertawa.
"Dasar."gumam Fachri.
Pesanan pun datang, Vio dan Fachri makan dengan tenang.
Vio merasa senang dan nyaman bersama Fachri walaupun sering berantem adu mulut dan saling sindir.
"Andai Anton punya banyak waktu nemenin gue seperti Fachri, pasti gue bakal bahagia banget."ucap Vio dalam hati.