SEMBILAN

1677 Kata
Fachri dan yang lain baru saja sampai rumah setelah camping di pantai semalam. Tiba tiba terdengar suara keributan antara momy mery dan dady bagas. "Saya gak bisa mas, saya sudah berusaha menerima fachri tapi muka fachri sangat mirip dengan kara, saya gak bisa tinggal di sini dengan anak itu."triak mama mery. "Fachri juga anakku sama seperti shinta..cobalah menerima dia."bentak papa bagas. "Gak bisa mas harus pilih salah satu , fachri pergi atau saya yang pergi."ucap mama mery. "Cukup ma...gak ada yang pergi."seru shinta tak tahan dengan pertengkaran orangtuanya. Sedangkan vio dan damar hanya diam tak mengerti masalahnya. "Saya setuju dengan shinta , gak ada yang pergi."sambung papa bagas. "Fachri semua gara gara momy kamu..kamu puas liat kita bertengkar."triak mama mery marah pada fachri. "Maaf mom."ucap fachri tertunduk. "Dengar fachri..lebih baik kamu pergi dari sini. Saya gak mau tinggal sama kamu..anak perebut suami orang."bentak mama mery. "Jaga ucapanmu mery , fachri tak bersalah..dia tak tau apa apa..dan kara gak rebut saya, kita saling mencintai..kara juga istriku."ucap papah bagas. "Cukup semua...fachri akan pergi."tegas fachri. "Gak fach..lo gak boleh pergi."pinta shinta sambil memegang tangan fachri. "Iya nak..jangan pergi.."ucap papa bagas. "Bagus..kamu cepat cepatlah pergi, saya muak lihat muka kamu..pergilah yang jauh..kalo kamu ingin liat kami bahagia."usir mama mery. "Pasti mom..fachri pasti pergi.."ucap fachri. "Dan ingat jangan bawa apa pun fasilitas dari sini..momy kamu kan orang kaya..suami saya aja bisa dia beli."sinis mama mery. "Tutup mulut mu...apa apaan kamu, kamu lupa kalo kara sudah meninggal , fachri akan tinggal di mana."bentak papah bagas pada mamah mery. "Saya gak peduli..kara saja gak peduli dengan perasaanku saat dia ngambil kamu dari ku mas."mama mery menangis. "Maaf semua kalo selama ini fachri nyusahin kalian."ucap fachri yang tak tahan melihat pertengkaran keluarganya. Fachri meletakan kunci mobilnya dan atm pemberian dady bagas. "Fachri kamu gak boleh ke mana mana nak..kamu juga anak dady."cegah papah bagas. "Gak dad..tempat fachri bukan di sini. Ayo mar anterin gw pergi."fachri dan damar pun meninggalkan rumah itu. "Fachri...jangan pergi fach...."seru shinta menangis histeris. Vio mencoba menenangkan shinta dan membawa shinta ke kamarnya. "Kamu tak punya hati , saya kecewa sama kamu."geram papah bagas berlalu pergi meninggalkan mamah mery sendiri. "Mar lo bisa bantu gw?"tanya fachri saat di mobil. "Apa pun selama gw bisa , gw pasti bantu lo.."jawab damar. "Lo bisa janji sama gw?"ucap fachri. "Tentang apa?"tanya damar. "Tentang tempat tinggal gw."balas fachri. "Lo gak usah bingung fach, tinggal di rumah gw aja, gw kan anak tunggal."saran damar. "Bukan itu mar, kalo tempat tinggal gw juga punya rumah peninggalan momy kandung gw."balas fachri. "Terus apa?"damar penasaran. "Jangan beritau tempat tinggal gw kepada siapa pun termasuk kak shinta dan kak vio."ucap fachri. "Kenapa?"tanya damar. "Gw pengin nenangin diri gw."balas fachri. "Ok gw gak akan bilang siapa pun."ucap damar. "Trima kasih."fachri tersenyum. Damar pun balas tersenyum. Di tempat lain vio masih nenangin shinta. "Sabar shin..besok kita cari fachri."ucap vio. "Dia masih kecil..tujuh belas aja belum ada, dia gimana mau ngidupin dirinya sendiri."cemas shinta. "Gw tau shin..gw juga merasa kasihan dengan fachri."balas vio. "mamah kejam banget , waktu fachri bayi di titipin panti asuhan, untung umur lima taun di ambil kake sama nenek di bawa ke amrik. Dan sekarang di usir lagi tanpa membawa fasilitas sedikitpun..padahal fachri juga berhak dengan milik papah, fachri juga anak papah gw."shinta terisak. "Gw gak nyangka kalo kehidupan fachri sepait itu."ujar vio. "Dia gak pernah merasakan kasih sayang, momynya bunuh diri setelah melahirkan fachri. Sebenarnya gw senang liat dia bahagia bersama lo vio."ucap shinta. "Gw hanya anggep dia adik gw, gw sayang sama fachri karna bersama dia gw ngerasa nyaman."jawab vio. "Kita harus temukan fachri lagi secepatnya, sebelum dia menjauh dari kita."tegas shinta. "Iya gw setuju.."ucap vio. Di rumah fachri hanya menatap layar handphonenya tanpa berniat mengangkatnya. Namun vio terus menerus menelfon fachri. Akhirnya fachri pun mengangkatnya. "Fachri lo dimana sekarang?Ayo pulang , atau lo tinggal di rumah gw, pulanglah fach."crocos vio. "Maaf kak , gw lagi pengin sendiri."fachri pun menonaktivkan handphonenya. Sudah seminggu setelah kejadian itu fachri tak bisa di hubungi dan tak pernah ada kabar. Jadi vio dan shinta berinisiatif ke sekolah fachri , menunggu fachri pulang. "Kak vio dan ka shinta , ngapain di sini?"ucap fachri melihat vio dan shinta. "Dia pasti nyariin lo."balas damar. "Mar bilang aja gw udah pulang daritadi , atau gw bolos kek..terserah lo."pinta fachri. "Siip dach..sono lo pergi dari gerbang belakang, biar gw yang ngurus kaka lo."ucap damar. Fachri pun langsung pergi lewat belakang sesuai petunjuk damar. "Eh kak shinta , kak vio."sapa damar basa basi. "Mar di mana fachri?"tanya shinta to the point. "Gak tau kak , dia udah cabut tuh daritadi."bohong damar. "Terus lo tau dimana dia tinggal?"tanya vio. "Gak tau kak , dia gak pernah cerita."damar beralasan. "Terus nomor handphone fachri lo punya?"tanya shinta. "Engga, setau gw fachri gak pernah bawa handphone .mungkin di jual kali kak."jawab damar asal. "Kasian fachri..dimana dia."ucap shinta. "Ini gw titip uang buat dia."shinta dan vio menitipkan uang untuk fachri karna mereka pikir fachri jual handphonenya buat kebutuhannya. "Ya kak, besok gw kasihkan ke fachri, gw pulang dulu."damar buru buru kabur sebelum di introgasi lebih lanjut. Damar menemui fachri di belakang sekolah. "Gimana?"tanya fachri. "Nich buat lo."damar memberikan amplop berisi uang buat fachri. "Apa ini?"tanya fachri bingung. "Uang buat lo.."jawab damar singkat. "Kok bisa? Gw punya uang kali.."balas fachri. "mereka minta nomor handphone lo , gw bilang lo gak pernah bawa handphone di jual kali. Terus mereka ngasih uang ini buat lo."jelas damar . "Njirr gw gak setragis itu kali mar , mesti jual jual handphone segala."ucap fachri. "Lo kan nyuruh gw buat alasan apa aja, terserah gw dong."kata damar sambil nyengir. "Dasar lo..kampret.."fachri menoyor damar. "Woles bro.."damar terbahak. Vio dan shinta merasa kashian dengan fachri, mereka pikir fachri sangat kesusahan. Sampai saat ini mereka tidak tau kalo fachri bekerja dan hasil kerja semalam saja bisa cukup untuk satu bulan apa lagi simpanan uang fachri selama kerja di amrik juga banyak belum lagi dari perusahaan momynya. "Vio..lo kan deket sama fachri, kira kira dia dimana menurut lo?"tanya shinta. "Gw gak tau, tapi apa kita gak coba nyari dia di club malam , dia kan sering ke sana?"ujar vio. "Iya lo bener besok malam minggu kita ke sana."balas shinta. "Ini kan baru hari kamis..emang gak kelamaan."tanya vio. "kita kan bisanya malam minggu , pas kita libur."jawab shinta. "Ya juga sih."vio mengangguk. Hari ini malam minggu. Vio dan shinta melakukan pencariannya ke club malam. "Sayang ikut nyari fachri gak?"ajak vio ke anton. "Maaf sayang , gw pengin bantu nyari sebenarnya..tapi gw gak bisa..lo tau kan say...gw sibuk kerja sampai malam."ucap anton. "Ya udah dech..met kerja sayang."vio pun pergi. Anton hanya mengangguk dan melambaikan tangan. "Club malam mana dulu nech. Club malam kan banyak?"tanya shinta. "Gw pernah baca, lambang nama dragon club di foto fachri."balas vio. "Itu kan club malam elite hanya yang berduit banyak yang bisa ke sana."ujar shinta. "Kita coba aja, kali kali dia di sana."jawab vio. "Ya dech..kita coba."shinta dan vio pun menuju club malam dragon. Hari ini jadwal fachri perfom. Fachri memainkan musiknya dengan handal..gak salah jika honor fachri sangat mahal. "Kak vio dan kak shinta..ngapain ketempat seperti ini."gumam fachri dalam hati. Fachri tak khawatir mereka akan tau , karna setiap perfom fachri selalu memakai masker dan topi yang menyembunyikan wajahnya. "Shin gimana kita mulai nyarinya , rame banget."seru vio karna suara musik dj berdentum keras dan sura sorak sorai pengunjung sangat ramai. "Mungkin ini dj terkenal jadi rame gini...kita tanya tanya aja sama orang di sini."balas shinta. Shinta dan vio pun mulai bertanya ke para pengunjung namun mereka tidak tau. "Waiiizzz kak vio , kak shinta?"melihat mereka damar langsung bersembunyi sambil mengamati mereka. Rencana mencari fachri , vio malah melihat anton tunangan yang sangat vio cintai mesra bersama para wanita malam. "Ada apa curut?"tanya shinta yang melihat vio diam seperti patung. Vio tak menjawab dan langsung mendekati anton , shinta pun mengikuti vio dari belakang. "Sedang apa lo di sini?"bentak vio. "Sa..sa..sayang..ko lo di sini?"tanya anton gugup karna ketauan. "Lo bilang lo kerja..kerja apa seperti ini."geram vio. Shinta hanya bisa diam gak berani ikut campur. "Gw di ajak temen yang.."bohong anton. "Gw gak percaya."ucap vio. "Suer yang..gw gak bohong..gw baru pertama ke sini..percayalah..cinta gw cuma buat lo yang."anton mendekat ke vio dan berusaha merayuna dengan kata kata manis agar vio luluh. "Lo bohong...lo jahat."vio menangis. Fachri menyaksikan mereka dari atas stage. "Gak sayang..maaf...ayo kita pulang...gak baik di tempat seperti ini..diem sayang..nanti manisnya ilang."anton melancarkan tipu dayanya dengan rayuan maut yang iya punya. Vio pun mengangguk dan mengikuti anton keluar dari club itu bersama shinta juga. "Kenapa ke club malam yang..kan bahaya."ucap anton. "Gw dan shinta nyariin fachri."balas vio. "Di sini gak ada anak kecil , minimal delapan belas tahun, gak mungkin dia di sini."ucap anton. "Tapi gw pernah liat di fotonya terdapat tulisan dragon club seperti itu."vio menunjukan tulisa dragon club di dinding. "Bisa saja itu editan..di sini selain minimal delapan belas tahun juga sangat mahal , jadi gak mungkin dia ada di sini."jelas anton. "Kayanya benar dech kata anton."sambung shinta. "Iya..jadi kita pulang aja ya."bujuk anton. Vio pun mengangguk dan meninggalkan club malam itu. Setelah selesai perfom fachri langsung menemui damar. "lo gak ketauan kan?"tanya fachri. "Gak..tenang aja..gw tadi langsung ngumpet."balas damar. Fachri dan damar pun masuk keruangan khusus yang di sediakan untuk fachri. "Gw tadi liat kak vio ketemu kak anton."ucap damar sambil menyalakan rokonya. "Gw juga liat..cuma gak tau apa yang mereka omongin."balas fachri sambil melepas maskernya. "Kak vio bodoh..mau aja di kibulin."damar pun menceritakan kejadian tadi ke fachri. Fachri mendengar cerita damar malah tertawa. "Lo gila?"tanya damar ngeri melihat fachri malah tertawa. "Gw cuma lucu aja..kak vio kok polos amat yah...di rayu dikit aja luluh."ucap fachri sambil menenggak minumannya. "Oya..lo kan punya masalahnya sama keluarga lo..napa lo juga jauhin kak vio?"tanya damar penasaran. "Karna di sahabat kak shinta..tar dia kasih tau kak shinta."jawab fachri. "Gw yakin kak vio gak ember dech..pasti ada alasan lain."slidik damar. "Gw h***y kalo deket dia."jawab fachri sambil terkekeh. "Njirr gila lo...mulut...fach...mulut lo...bocor abis..di ayak dulu fach kalo lo mau ngomong."damar menoyor fachri. Fachri hanya tertawa terbahak. Fachri memang terlihat biasa aja di luar..tak pernah menampakan kesedihanya sama sekali di depan orang orang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN