Sampai sore hari fachri gak keluar kamar selain tadi siang minta bikinin nasgor sama vio.
Di kamar fachri mengotak atik music di laptopnya.
Saat fachri hendak minum vio masuk kamar fachri tanpa permisi membuat kaget fachri dan menjatuhkan gelasnya.
"Kaka ngagetin sih."grutu fachri.
"Ya mangap , gak sengaja."vio masuk dan tak sengaja menginjak pecahan gelas tadi.
"Aww sakit.."seru vio mukanya memerah mau menangis.
Fachri pun langsung bangkit dari tempat tidur untuk membantu vio duduk di tepi ranjang.
"Kaka jalan gak liat liat..makanya matanya taruh kaki satu."ucap fachri sambil mencoba mengambil pecahan kaca yang masuk pada kaki vio.
Di ruang bawah damar hendak pulang dan berpamitan kepada fachri dan yang lainya.
"lo mau kemana?"tanya shinta tepat saat damar lewat depan kamarnya.
"Ke kamar fachri kak..mau pamitan."balas damar.
"Ya udah bareng gw juga mau manggil vio."ucap shinta.
Mereka pun berjalan bersama ke kamar fachri.
Setelah sampai depan pintu kamar fachri , damar dan shinta mengurungkan niatnya saat mendengar percakapan fachri dan vio.
"Fachri sakit pelan pelan dong."ucap vio.
"Sabar kak..tahan sedikit."balas fachri.
"Aduh darahnya ke seprai nich..sakit fachri."seru vio.
"Tahan kak..sakit sedikit perih tar juga enakan."balas fachri.
"Aww fachri pelan.."ucap vio.
"Iya kaka...tanggung dikit lagi...lumayan dalem.."jawab fachri.
Damar mendengar percakapan fachri dan vio hanya bisa menelan ludahnya.
"Sedang apa mereka?"bisik shinta.
"Naena kali kak.."balas damar mupeng.
"Gak bisa..ini gak benar..."ucap shinta.
"jangan di ganggu kak..."cegah damar.
"Gak bisa yang mereka lakuin tuh salah..."shinta menerobos masuk.
"Jangan kak.."seru damar namun shinta sudah masuk terlebih dahulu.
"Kalian ngapain."bentak shinta marah.
"Gak ngapa ngapain."jawab vio dan fachri kompak.
"Bukanya kalian sedang bercinta...tadi kita denger percakapan kalian dari luar."jelas damar.
Fachri dan vio pun tertawa ngakak sampai memegangi perutnya.
Sedangkan damar dan shinta mengrenyitkan dahinya bingung.
"Sapu dulu tuh otak..."fachri masih terbahak.
"Terus kalian ngapain?"tanya shinta.
"Liat nih curut..kaki gw nginjek pecahan kaca..fachri ngebantu ambilin kacanya dari kaki gw."jelas vio sambil menunjukan kakinya yang berdarah.
"Gw pikir kalian itu.."damar nyengir sambil garuk garuk tengkuknya yang gak gatal.
"Gw pikir juga gitu."shinta tetkekeh.
"Piktor tuch..sono di laundry dulu otaknya."cibir fachri.
"Ya mangap..."ucap shinta.
"Terus masud kalian kemari apa?"tanya vio.
"Gw mau pamit pulang kak."jawab damar.
"Kalo gw mau ngajak ke pantai."sambung shinta.
"Gw mau kak ke pantai.."jawab fachri semangat.
"Ok..kalian berdua mau ikut?"tanya shinta pada vio dan damar.
"Gw ikut kak."jawab damar.
"Gw juga."sahut vio.
"Ok deal..kita berangkat sekarang yuk."ajak shinta.
"sipp.."jawab fachri , vio dan damar kompak.
Sore hari mereka berangkat ke pantai berencana menginap di pantai membuat tenda.
Fachri yang nyetir mobil..dan di sebelahnya damar.
Vio dan shinta di jok belakang.
"Fach mau apel gak?"vio menawarkan fachri apel.
"Mau kalo di suapi."jawab fachri asal.
"Lo ke belakang sini mar..tukeran tempat."perintah vio.
Damar pun kebelakang bertukaran dengan vio.
"Kaka pke mini dres kaya gitu..loncat kedepan sini..keliatan tau."bisik fachri.
"Gak mungkin."jawab vio.
"Suer kak..dari sepion jelas banget..bikin gw melek."fachri terkekeh.
"Omes..."grutu vio.
"Udah buru suapin..gw baru makan nasgor doang..laper lagi."ucap fachri.
"Gw kan bikin nasgornya satu piring penuh..masa udah laper lagi."balas vio.
"Kan masa pertumbuhan kak."fachri nyengir.
"Dasar.."vio pun menyuapi fachri yang sedang menyetir..sedangkan damar dan shinta dari tadi memperhatikan mereka dari belakang.
Sesampainya di pantai mereka mendirikan dua tenda..dan api unggun.
Setelah selesai mereka berempat duduk di tepi pantai beralaskan tikar sambil melihat sunset.
"Indah ya?"vio menyandarkan kepalanya di bahu fachri.
"Seperti kaka."fachri pun merapihkan rambut vio yang menutupi wajahnya.
"Emang gw bulet kaya matahari."ucap vio berusaha tidak GR.
"Kaka tau aja maksud gw.."fachri tertawa.
"Udah biasa...mana mungkin seorang fachri muji gw.ucap vio manyun.
Fachri hanya senyum.
"Romantis banget sih."Sindir damar.
"Lo pengin..sini mar..ke bahu kiri gw."ucap fachri.
"Ogah..emang aike..cowok apakah."balas damar.
Yang lain pun tertawa.
"Gw yakin ada sesuatu di antara mereka."gumam shinta dalam hati.
Malam hari mereka habiskan dengan bermain gitar dan bernyanyi mengelilingi api unggun.
Fachri dan vio selalu bersama. Shinta sebagai kaka asli fachri aja..gak sebegitu dekat dengan fachri.
Membuat shinta yakin ada cinta di antara mereka tanpa mereka sadari.
Shinta..sebagai kaka fachri dan sahabat vio harus mengingatkan mereka agar tidak terjadi krsalahan.
"Vio fachri..kalian ada hubungan apa sih?"tanya shinta.
"Gak da hubungan apa apa selain ade kaka kok."jawab fachri.
"Gw ngrasa kalian lengket banget kaya orang pacaran..iya kan mar?"shinta meminta dukungan.
"Iya bro..kalian kaya pacaran tau gak sih..romantis banget."ucap damar.
"Ngarang aja pada..gw udah anggep fachri adik gw kali..lagian mana mungkin gw sama fachfi...gw kan udah tunangan sama anton."vio menyangkal.
"Benar kak..mana mungkin fachri merusak hubungan kak vio dan kak anton..gw anggep kak vio sama seperti kak shinta.."sambung fachri.
"Gw khawatir aja...jangan sampai kalian lupa diri..maafin kaka ya fach..and maafin gw curut."shinta memeluk vio dan fachri.
"Gak papa..itu tandanya kaka sayang sama fachri."balas fachri.
"Benar moyang curut..makasih buat perhatian lo."vio membalas pelukan shinta.
"Gw gak di ajak pelukan nih?"sela damar.
"Ogahhhhh..."jawab mereka serempak.
"Hemmm gw mah apa atuh..hanya di anggep butiran pasir..berterbangan."ucap damar sok mendramatisir.
"Njirr lebay lo."fachri menoyor kepala damar.
Shanti dan vio hanya tertawa.
Malam hari semua sudah terlelap tidur.
Fachri keluar tenda dan tiduran di tikar menghadap langit yang bertaburan bintang.
"Miss you mom."ucpa fachri.
"Lo rindu mama lo?"tanya vio ikut tiduran di samping fachri.
"Iya..momy kan sibuk terus jarang di rumah."balas fachri bohong..padahal yang fachri maksud momy kara bukan momy mery.
"Telfon aja."saran vio.
"Gak..gw gak mau ganggu."tolak fachri.
"langit malam ini cerah ya..banyak bintang...rasanya tenang...damai."ucap vio sambil menatap langit.
"Iya kak...sangat indah..."balas fachri sambil menatap vio.
"Kenapa lo belum..ti.."kata vio terpotong saat menengok ke arah fachri...fachri sedang menatap vio..membuat jarak muka mereka begitu dekat..hingga hembusan nafas mereka bisa mereka rasakan di wajah mereka.
Fachri lebih mendekat dan mencium bibir vio.
Itu ciuman pertama bagi vio membuat vio hanya bisa diam mematung.
Fachri pencium handal karna sudah terbiasa berciuman..membuat vio terbuai dengan fachri.
Saat fachri akan melakukan lebih..vio menghentikannya.
Fachri pun melepas ciumannya.
"Tidak fach...ini salah."ucap vio yang tersadar.
"Maaf kak..gw khilaf."balas fachri langsung duduk dan menjambak rambutnya sendiri agar sadar.
"Kenapa lo gitu fach...lo ambil first kiss gw."vio ikut duduk menatap fachri.
"Gw gak tau kak..maaf.."fachri menunduk.
"Jangan pernah ulangi lagi fach...gw udah anggep lo adik gw."ucap vio.
"Gw terbawa suasana kak...gw gak sengaja suer."fachri balik menatap vio.
"Kalo lo sekali lagi seperti itu...gw gak mau kenal lo lagi."ancam vio.
"Stttt jangan kak...jangan ucapkan itu...gw minta maaf."fachri memberi isyarat dengan menempelkan jari telunjuknya pada bibir vio untuk diam tidak boleh mengancam untuk tidak akan mengenal fachri.
"Gw sayang lo fach..."ucap vio memeluk fachri.
Hati fachri serasa sangat senang.
"Sebagai adik gw."sambung vio.
Dan seketika itu...ibarat tadi sudah naik sampai puncak sekarang seperti di dorong jatuh...hati fachri sangat sakit..tapi fachri berusaha tetap tersenyum dan mengabaikan rasa sakit di hatinya.
"Fachri juga sayang kaka."balas fachri tersenyum getir.
"Ya dah..kaka masuk dulu...nagntuk."ucap vio beranjak pergi ke tenda.
"have nice dream kak."balas fachri.
Vio hanya tersenyum dan masuk ke tenda.
"Apa gw bilang..cinta itu cuma omong kosong...cinta cuma bisa nyakitin...jangan pernah percaya cinta fachri...ingat..itu.."batin fachri
"perseta..dengan cinta...omong kosong...fuck."umpat fachri marah..pada dirinya sendiri...dan mulai detik ini fachri berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menggunakan hati..dan mengubur dalam dalam persaan yang baru saja tumbuh itu.
Pagi hari mereka berjalan jalan di tepi pantai.
Sebenarnya ada kecanggungan antara vio dan fachri. Namun fachri sudah bertekad mengubur rasa cintanya pada vio.
"Kaka...buruan jalannya kaya siput tau gak..kita ketinggalan nich."ucap fachri pada vio mencoba mencairkan suasana.
"Apa lo bilang? Siput?"geram vio.
"Iya kak kaya siput lelet."cibir fachri.
"hai jerapah..lo amnesia pah? Kaki gw masih sakit tau.."kesal vio.
"Ahh ya..gw lupa...tetep aja...kalo kaka gak kaya siput...ya kaya bebek...wek..wek..wek..wek...crewet.."fachri pun berlari meninggalkan vio.
"Jerapah....awas lo ya..."vio melepas sandalnya dan melemparkan ke arah fachri..
"wheeeee gak kena..gak kena.."fachri menjulurkan lidahnya mengejek vio.
"Fachri nyebelin..ngeselin...gw cekek lo.."vio berusaha mengejar fachri.
Astaga...bocah....kalian berdua...kumat lagi tom and jerrynya.."shinta memijit keningnya pusing melihat kelakuan mereka yang ke kanak kanakan..
Damar hanya geleng geleng kepala.