Vio merasa khawatir karna fachri tak bisa di hubungi sama sekali , handphone fachri pun gak aktiv.
"Dimana tuh bocah, sudah sampai rumah atau belum."vio mondar mandir sambil terus menelfon fachri.
Namun tetap saja nihil.
Akhirnya vio mencoba menelfon shinta.
"Hallo da pa curut."tanya shinta.
"Fachri udah sampai rumah belum?"ucap vio.
"Belum tuh. Emang pulang kapan?"tanya shinta.
"Semalam jam sebelas harusnya udah sampai ,di telfon gak aktiv dari tadi pagi."balas vio.
"Mungkin di rumah damar kali..sahabatnya..coba lo telfon damar."saran shinta.
"Gw gak tau nomer damar."jawab vio.
"Ok tar gw smsin."shinta pun mematikan telfonya dan mengirimkan nomor damar ke vio.
Setelah mendapat nomor damar , vio langsung menelfon damar.
"Hallo siapa?"tanya damar.
"Gw vio."balas vio.
"Vio yang mana yah..?"tanya damar bingung karna damar punya banyak teman cewek bernama vio.
"Violeta rosena kakanya fachri."jelas vio.
"Ohh ka vio..ada apa?"tanya damar.
"Fachri dimana?"tanya vio.
"Lah kan lagi liburan ke rumah kaka katanya."ucap damar.
"Dia pulang semalam, tapi kata shinta dia belum sampai rumah di telfon juga gak aktiv , shinta pikir dia ke rumah lo."jelas vio.
"Engga kak , dia gak kemari."balas damar.
"Dimana fachri."vio merasa sangat cemas.
"Gw gak tau kak, coba nanti gw tanya yang lain mungkin dia ada di rumah salah satu temannya yang lain."ucap damar.
"iya."balas vio lemas kemudian menutup telfonya.
Fachri tertidur di kamar momynya. Setelah lelah meluapkan rasa sesak di hatinya.
Fachri akan meluapkan keluh kesahnya di kamar momynya.
Karna tak ada tempat berbagi untuk fachri meluapkan keluh kesahnya.
Fachri benar benar kesepian.
Dari kecil fachri tak mendapatkan kasih sayang orang tua..fachri hidup tanpa momynya dan di pisahkan dari dadynya.
Fachri sejak baru lahir di titipkan di panti asuhan setelah usia lima tahun baru di ambil oleh grandma dan grandpanya.
Dan sekarang fachri di suruh pulang ke indonesia namun fachri dapat merasakan kebencian momy mery ibu kak shinta padanya walaupun tak di tunjukan secara terang terangan..nyatanya setelah fachri pulang momy mery tak pernah di rumah..dady pun selalu sibuk kerja tak ada waktu untuk fachri.
Fachri sangat pintar menyembunyikan derita dan paitnya kehidupan yang ia jalani dengan senyumanya.
Fachri terbangun dan menyalakan handphonenya banyak sekali panggilan tak terjawab dari vio , damar dan shinta.
Fachri pun menelfon balik vio.
Tak butuh lama baru nada pertama vio langsung mengangkat telfon fachri.
"Lo dimana ,lo baik baik saja kan..mau gw jemput atau gimana?"crocos vio setelah mengangkat telfon dari fachri.
"Bebek..crewet banget. Gw baik baik aja..gw udah di jakarta dari tadi pagi , gw ketiduran handphone gw lowbat."bohong fachri dan mencoba bersikap tak ada apa apa.
"Syukurlah , gw khawatir sama lo. Takut lo nyasar..kan gak lucu kaya di filem filem..judulnya bule nyasar..kan gak keren."vio terkekeh merasa tenang.
"Dih...dunia hayal..mana ada seorang fachri bagas kara kesasar."ucap fachri berpura pura tertawa padahal sedang menitihkan air mata..melihat foto momynya.
"Sombong banget sih lo..terus sekarang lo nginep di mana?"tanya vio.
"Gak ngasih tau ah..tar kaka myamperin gw..minta traktir..dompet gw menangis."balas fachri.
"Gw serius bocah...lo di mana...tenang gw gak minta traktir ko...gaji gw baru turun nich..gw lagi di perjalanan ke jakarta bareng anton."jelas vio.
"Ohh...gw di hotel..ya udah kak..udah dulu , gw mau pulang ke rumah."fachri berusaha menghindar karna tak ingin bertemu anton dan vio apalagi suasana hati fachri sedang buruk.
"Ya udah...besok gw ke rumah lo."vio pun mematikan telfonya.
Sore hari fachri pulang kerumah.
"Dari mana aja fach , vio khawatirin lo?"tanya shinta saat fachri baru pulang.
"Cape kak, fachri istirahat di hotel, daripada ngantuk tetep nyetir tar malah ada apa apa."bohong fachri.
"Lo udah kabarin vio?"tanya shinta lagi.
"Udah kak..tadi fachri udah telfon kak vio."jawab fachri.
"Ya udah istirahat sanah."Perintah shinta.
"Gak kak, fachri udah istirahat seharian di hotel..sekarang fachri mau keluar sama damar."ucap fachri.
"Ya udah tapi pulang jangan malam malam."balas shinta.
Fachri hanya menganagguk masuk kamarnya berganti baju dan pergi lagi.
"Hai bro habis ngilang ke mana lo..kak vio khawatirin lo."ucap damar saat fachri baru sampai di club.
"Gak ke mana mana cuma ke tiduran di hotel."bohong fachri.
Fachri memang tak pernah membagikan derita dan sakit hatinya kepada siapapun.
Fachri menyimpan semuanya sendiri..rapat rapat.
"Itu kak anton kan ? Tunangan kak vio?"damar menunjuk anton.
Fachri pun melihat ke arah anton yang teryata sedang bersama wanita malam.
"Dia sering berganti ganti pasangan tiap malam mungkin dia penikamat ONS kali."ujar damar.
"Gw gak peduli."jawab fachri.
"Emang lo gak kasian sama kak vio , yang polos itu."tanya damar.
"Itu bukan urusan gw , kak vio yang menentukan pilihanya."balas fachri sambil menenggak minumannya.
"Iya juga sih."Damar pun tak membahasnya lagi memang itu bukan urusan mereka, damar tau fachri tak mempercayai cinta,menurut fachri cinta itu omong kosong hanya tipuan dan bualan semata.
Tak ada cinta..tak ada kesetiaan apalagi cinta sejati.
Fachri menghabiskan malamnya di club malam.
Hari ini fachri minum lumanyan banyak..membuat fachri sedikit mabuk.
Damar pun mengantar fachri pulang.
"Dari man jam segini baru pulang."tanya vio yang semalam dari bandung langsung menginap di rumah shinta gak jadi pulang ke rumah.
"Dari club kak."jawab damar sambil memampah fachri yang setengah sadar.
"Kenapa dengan fachri?"vio khawatir.
"Mabuk . Dia minum terlalu banyak kak."jelas damar.
"Fach...fachri...sadar."vio membantu damar membawa fachri masuk ke kamarnya.
"kak vio."fachri tersenyum.
Mendekati vio memegang kedua bahunya hendak mencium vio , vio merasa takut dan deg degan namun dengan sigap damar menarik fachri.
"Mending kaka keluar , fachri sedang gak sadar."ucap damar.
Vio mengangguk dan langsung keluar.
"kenapa lo suruh dia keluar heum."tanya fachri.
"Karna lo sedang gila."damarpun membaringkan fachri di tempat tidur.
"Gw gak gila bego...gw masih sadar."gumam fachri.
"Serah lo dah."damar pun keluar dari kamar fachri karna percuma bicara dengan orang mabuk.
"Bagaimana dengan fachri."tanya shinta dan vio.
"Lebih baik kalian jangan masuk kamarnya sebelum dia benar benar sadar."balas damar memperingatkan.
"Terus bagaimana kalo dia yang keluar?"tanya shinta.
"Gw jaga di sini..sampai fachri sadar..biasanya dia gak pernah mabuk seperti ini."ujar damar.
"kalian sering mabuk mabukan?"tanya vio.
"iya kak."jawab damar.
"Kalian masih kecil belum genap tujuh belas tahun..mending jauhin roko dan minuman keras apa lagi dunia malam."saran vio.
"Iya benar kata vio."sambung shinta.
"Gak bisa kak , kita sudah kecanduan sejak smp."balas damar.
"Free s*x juga?"tanya shinta.
"Gak kak..only kiss no sex."jawab damar.
"Jangan sampai lakuin itu."ucap vio.
"Ya kak...kita pilih pilih kok..gak sembarangan..kalo udah cocok mungkin."jawab damar jujur.
"Anak kecil sekarang pinter pinter."ucap shinta sarkas.
"Bener kata lo."vio mengangguk.
"Kita cowok kak..wajar seperti itu."damar membela diri.
"Alesan..."seru vio dan shinta barengan.
Damar hanya nyengir...
Jam satu siang fachri baru bangun , kepalanya merasa pusing dan perutnya merasa lapar karna belum makan dari semalam.
Fachri pun keluar kamar menuju dapur.
Rumah sepi..damar tertidur depan televisi , shinta tidur siang seperti biasa.
Vio sedang membuat jus di dapur.
"Fachri.."ucap vio saat melihat fachri ke dapur , vio agak takut kalo fachri masih mabuk.
"Laper kak..bikinin nasgor dong."pinta fachri.
"Lo udah sadar."tanya vio.
"Emang gw kenapa?"fachri balik bertanya.
"Lo mabuk tadi pagi."balas vio sambil menyiapkan nasi goreng untuk fachri.
"Ohh..."jawab fachri singkat mengambil minum dan meminumnya sambil bersandar di kulkas.
"Mau pedes apa sedeng?"tanya vio.
"Sedeng aja kak."fachri melihat pakean vio yang hobi menggunakan mini dress.
"Ada apa fach?"vio merasa gugup di perhatikan fachri dari atas sampai bawah.
"kaka sexy."balas fachri berjalan ke arah meja bar kecil yang ada di dapur.
"Dasar omes."seru vio.
Fachri hanya terkekeh.
"Nich terusin sendiri bikin nasgornya."ucap vio mematikan kompornya kemudian mau meninggalkan dapur.
"Jangan ngambek dong kaka sayang...ayo lanjutin."fachri memeluk vio dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak vio.
"Apa apaan sih fach."vio mencoba melepaskan diri karna jantung vio berasa mau loncat.
"Sebentar saja kak..please."bisik fachri.
Vio pun terdiam..
Keheningan pun tercipta di antara mereka.
"Makasih...kaka pendek.."fachri tertawa.
"Astaga fachriiiii...."vio menjambak rambut fachri.
"Awwww...sakit kak..."fachri mengusap usap kepalanya.
"Dasar bocah rese , tengil , songong..."vio ngomel ngomel namun sambil melanjutkan masakanya.
"Kaka pendek , kaya bebek , crewet, rempong..maklampir."fachri tertawa terbahak.
"Fachri...ngeselin ih...nih makan tuh nasi sama penggorengannya sekalian."vio meninggalkan dapur setelah masakanya matang.
"Kalo gak enak , gw sakit perut..kaka tanggung jawab loh."seru fachri.
"Ya udah gak usah di makan , biar gw yang makan sendiri."vio balik lagi dan menaruh nasgor itu ke piring..kemudian hendak memakanya di kamar namun fachri dengan cepat merebutnya dari tangan vio.
"Makasih kaka..."fachri ngacir masuk kamar.
"Bocah gila...."triak vio menggelegar.
Membangunkan damar dan shinta.
"Ada apa?"tanya damar dan shinta yang baru ke luar kamar.
"Fachri ngeselin...ngerjain gw mulu..."omel vio nyerocos kaya petasan.
"Ahh lo sama dia sama aja."ucap shinta sambil menguap dan masuk kamarnya kembali.
"sebelas dua belas.."damar pun kembali tiduran di sofa.
"Astaga...pada ngeselin sih.."vio marah marah sendiri.
Sedangkan fachri tertawa di kamar membayangkan expresi vio yang lucu kalo lagi ngambek.