ENAM

1585 Kata
Sore hari vio membangunkan fachri untuk mengajak jalan jalan. "kebo..bangun dah sore, katanya mau jalan jalan?"vio memencet mencet hidung fachri. "Kaka apaan sih..banguninnya gitu."ucap fachri masih ngantuk. "Mandi sana , katanya mau jalan."perintah vio. "Iya."fachri pun beranjak bangun dan mandi. Vio pun menunggu fachri sambil tiduran dan memainkan handphonenya. "Kaka."seru fachri terkejut vio masih di kamarnya. "Ahhh..."vio langsung menutup mukanya dengan bantal. "kaka napa masih di sini.."facri langsung memakai bajunya. Tadi fachri hanya memakai celana boxser pendek saja. "Gw nungguin lo lah...gimana sih , udah pake baju belum?"tanya vio masih menutup mukanya dengan bantal. "udah."jawab fachri singkat. "ya udah ayo jalan."vio bangkit dari tempat tidur. Fachri pun mengikuti vio. Di luar sore hari para tetangga pada ngumpul duduk di depan rumah..suasana khas perkampungan sangat terasa. "Neng vio kapan pulang."sapa bu siska tetangga vio. "Tadi pagi bu ."jawab vio. Para tetangga pun melihat ke arah fachri banyak yang terkesima dengan ketampanan fachri apalagi dengan wajahnya bule banget, kulit putih , hidung mancung dan tinggi. "Neng itu siapa , ganteng banget."tanya bu sarah agak genit. "Owhh kenalkan adik temen saya bu dari jakarta ikut liburan ke sini."jelas vio. Sedangkan fachri hanya tersenyum kepada kumpulan ibu ibu yang lagi duduk santai bercengkrama sore hari. "Aduh..ganteng pisan euy.."ucap ibu ibu agak gendut. "Buat calon mantu saya aja ini mah."sambung ibu ibu yang berambut kriting. "Saya juga mau kalo ini mah..kaya artis ganteng banget bule."timpal ibu ibu berlipstik menor. Dan masih banyak celotehan lainya. "Ayo kak cepet jalan."bisik fachri merasa risi di liatin ibu ibu. "Iya sabar."balas vio berpamitan pada ibu ibu dan melanjutkan perjalananya. "Makanya jangan ganteng gateng jadi orang."ucap vio kelepasan. "Berarti kaka ngakuin kalo gw ganteng yah?"fachri menggoda vio. "Au ach gw tadi cuma asal ngomong aja."vio mencoba mengelak. "Ah ngaku aja kak..jangan malu malu."facri terus menggoda vio. "Engga...gak usah GR dech.."vio berjalan cepat meninggalkan fachri. "Kaka tungguin."fachri mengejar vio. Fachri dan vio bercanda sepanjang jalan sambil tertawa gak jelas. "Fach ayo main air ke sungai."vio membuka sepatunya dan duduk di batu bermain air. Fachri pun mengikuti vio. "Asik ya kak , gw kayanya betah di sini."ucap fachri. "Ya kalo lo libur ke sini aja."vio memercikan air ke muka fachri. "Basah ka."fachri membalas vio. Vio dan fachri akhirnya masuk ke sungai bermain saling memercikan air. "Udah..fach...udah...dingin.."ucap vio sambil tertawa. "Kaka yang duluin."balas fachri sambil membantu vio naik ke tepi sungai. Karna kaki vio basah dan batunya licin vio terpeleset hampir jatuh untung fachri memegangi vio. Fachri dan vio berada di posisi berpelukan dan saling menatap satu sama lain. Vio dan fachri merasa ada getaran di hati mereka. Dengan cepat fachri dan vio melepas pelukanya. Mereka merasa canggung dan salah tingkah. "Kaka sih..gak hati hati , udah tau kakinya pendek gak usah lebar lebar langkahnya."ucap fachri untuk mengusir kecanggungannya dan mencairkan suasana kembali. "Enak aja..gw kepleset licin bukan karna kaki gw pendek."balas vio tak terima. "Kaka pendek crewet lagi..persis bebek."fachri terkekeh. "Fachri nyebelin...ngeselin.."vio cemberut. "Ayo pulang dingin banget."ajak fachri. "Hemm."vio hanya berdehem ngambek. Namun fachri malah senang terus menggoda vio selama perjalanan pulang tanpa henti. "Mama..."triak vio setelah sampai rumah. "Ada apa nak."tanya mama rosa. "Fachri ngejek vio kaya bebek ma."vio mengadu ke mamanya. "Benar begitu fachri?"tanya mama rosa pada fachri. "Iya tante , ka vio pendek dan cerewet seperti bebek."fachri tertawa. Mama dan ayah vio ikut tertawa. "kalian jahat.."vio ngambek masuk kamar karna gak ada yang bela vio malah menertawakanya. Malam hari vio gak ikut makan malam karna masih ngambek gak mau keluar kamar. "Mana kak vio?"tanya fachri saat di meja makan. "Masih ngambek , biarkan aja nanti juga baik sendiri."balas mama rosa. "Iya vio biasa kaya gitu."sambung ayah brata. "Kaya anak kecil."ucap fachri. Mereka pun makan malam tanpa vio. Orangtua vio sangat menyukai fachri yang memang pada dasarnya pintar bergaul dan mudah akrab membuat fachri langsung dekat dengan orangtua vio. Setelah makan malam selesai fachri menyiapkan makanan untuk vio. "Buat siapa nak?"tanya mama rosa. "Buat kak vio tante."jawab fachri sambil berpamitan ke kamar vio. "Fachri anak yang baik dan perhatian yah , di matanya terpancar kasih sayang dan ketulusa."ucap ayah brata setelah fachri pergi. "Iya mama juga merasakan itu."balas mama rosa. "Ayah sedikit tak setuju dengan anton tapi kita bisa apa, vio menyukai anton."ujar ayah brata. "Sudah lah..kita ikuti apa yang di pilih vio saja."ucap mama rosa. Ayah brata hanya mengangguk. "kak vio."panggil fachri namun vio tak menyaut. Fachri pun masuk saja ke kamar vio dan meletakan makanannya di meja. "Kak vio , ngambeknya udah dong."fachri menarik selimut yang meutup wajah vio. "Minggir..keluar sana..lo nyebelin."ucap vio menarik kembali selimutnya dan menutupi wajahnya. "Udah dong ngambeknya , makan dulu."fachri menyingkirkan selimut vio. "Gw mau makan asal lo anterin ke pasar malam dan traktir gw."ucap vio. "Iya..udah sekarang makan dulu."fachri menyodorkan piringnya ke vio. "Suapin."rengek vio. "Kaka kan punya tangan , makan sendiri lah."balas fachri. "Ya udah kalo gak mau nyuapin , gw gak mau makan."vio duduk di tempat tidur lalu melipat tanganya di d**a sambil cemberut. "Iya...manja...crewet...bin bawel."fachri menyuapi vio dengan sabar. Vio pun tertawa. Merasa menang ngerjain fachri. Setelah selesai makan seperti janjinya fachri mengantar vio ke pasar malam dan mentraktir vio berbagai jajanan yang vio inginkan. "Makasih gw seneng banget.."vio tersenyum manis ke arah fachri. Fachri pun membalas senyuman vio dan mengacak rambut vio lembut. "Gadis dewasa rasa bocah."fachri terkekeh. "Lo brondong tengil."balas vio tertawa. Di tengah canda tawa mereka anton datang. "Sayang."panggil anton. "Sayang lo nyusul gw kemari?"tanya vio senang. "Iya dong , gw gak mau kesayangan gw marah."anton menggenggam tangan vio. "Hai."sapa anton pada fachri. "Hai juga."balas fachri tersenyum lalu melangkah hendak pergi namun vio memegang tangan fachri dan menggandengnya di sebalah kanan sedangkan anton menggandeng vio sebelah kiri. "Kak..gw ngantuk , kan udah ada kak anton , gw pulang duluan."fachri melepaskan pegangan tangan vio. "Hati hati fach.."ucap anton. Fachri hanya mengangguk lalu pergi sedangkan vio hanya diam mematung..merasakan hal aneh di hatinya saat fachri akan pergi dan melepas tanganya seolah hatinya tak menerimanya jika fachri pergi. Dalam perjalanan fachri merasa nyeri di hatinya. "Apa yang terjadi pada hati gw..kenapa terasa sakit..saat melihat ka vio dan tunangannya."gumam fachri. "Apa gw jatuh cinta."pikir fachri namun fachri langsung menyangkal pikirannya itu karna fachri gak mungkin jatuh cinta menurut fachri cinta itu cuma bikin lemah dan sakit hati. Dan fachri gak mungkin mencintai vio yang usianya lebih tua lima tahun darinya , fachri cuma menganggap vio sebagai kakanya dan mana mungkin fachri akan menjadi pihak ke tiga di antara mereka karna itu sama aja fachri mengikuti jejak momy kandung fachri. Dan fachri tau, menjadi pihak ke tiga itu tidak enak walaupun benar saling mencintai namun akan tetap selalu di salahkan dan di anggap rendah orang. Momy kandung fachri pun bunuh diri karna gak sanggup selalu di hina dan di caci maki orang dan di kucilkan keluarga. Sampai rumah vio , fachri memutuskan untuk pamit ke jakrta malam ini juga untuk menjernihkan otaknya. "Tante , om fachri pamit pulang ya. Fachri ke pikiran kak shinta sendirian lagi sakit di rumah."fachri beralasan. "gak besok pagi aja nak."ucap mama rosa. "Iya nak ini udah malam , terus vio kemna?lagi marahan yah?"sambung om brata. "Kak vio sama kaka anton om, gak kok kita gak marahan. Fachri cuma khawatir sama kak shinta."jelas fachri. "Ya sudah kalo begitu. Hati hati nak."mama rosa dan om brata memeluk fachri. "Iya..makasih udah izinin fachri main ke sini..kalo fachri libur panjang lagi , fachri boleh mampir gak".tanya fachri. "Tentu nak , rumah kami terbuka lebar untukmu."balas om brata yang sangat menyukai fachri ketimbang anton. "Sekali lagi makasih banget , fachri senang di sini..fachri pulang dulu."fachri pun pergi meninggalkan bamdung malam ini juga padahal sudah pukul sebelas malam. "mam..fachri udah sampai rumah belum?"vio khawatir fachri nyasar. "Sudah daritadi..nak anton kapan datang?"tanya mama rosa. "Jam sepuluh tadi tante."jawab anton. "Udah malem kalian istirahat aja dulu."perintah mama rosa. Anton dan vio hanya mengangguk. Vio tak tau kalau fachri sudah pulang ke jakarta. Pagi hari semua berkumpul untuk sarapan. Vio mencari fachri , yang tak terlihat di meja makan. "Dasar kebo , pasti belum bangun."gumam vio dan bangkit dari tempat duduknya berniat membangunkan fachri. "Mau kemana nak , ayo sarapan."ucap mama rosa. "Bangunin fachri ma."jawab vio. Ayah dan mama vio mengrenyitkan keningnya. "Apa fachri gak pamit sama kamu?"tanya ayah brata. "Pamit?"vio balik bertanya. "Iya, apa fachri ga pamit sama kamu kalo dia pulang ke jakarta?"balas mama rosa. "Engga , emang kapan?"tanya vio. "Semalam pulang dari pasar malam langsung ngemasin baju lalu pamit pulang , katanya khawatir sama kakanya yang lagi sakit di rumah sendirian."jelas ayah brata. "Jahat banget sih..masa gak pamit sama vio."kesal vio. "Sudah sayang, mungkin fachri buru buru karna khawatir."anton mencoba menenangkan. "Iya nak , benar kata anton."sambung mama rosa. Vio hanya diam memikirkan kenapa fachri pergi mendadak tanpa pamit. Setelah makan vio berencana menelfon fachri. Fachri gak pulang ke rumah yang iya tempati sekarang , melainkan ke rumah ibu kandung fachri. Ibu kandung fachri adalah seorang wanita yang kaya raya..terkenal dengan nama lady kara persis nama belakang fachri. Lady kara sangat terkenal dalam dunia bisnis, perusahan kara grup tersebar di mana mana. Karna satu kesalahan lady kara jatuh hati dengan dady bagas ayahnya shinta lady kara jadi istri ke dua namun banyak yang tak suka dan mencaci maki kara dan kara di kucilkan keluarganya karna di anggap bodoh, kara pintar , kaya dan sangat cantik namun bersedia jadi istri ke dua. "momy fachri kangen...fachri ingin ketemu momy...fachri gak pernah melihat momy, kenapa fachri lahir momh malah ninggalin fachri sendirian."fachri menangis di kamar momynya. Fachri di luar terlihat selalu ceria dan tegar , seolah tak ada beban dalam hidupnya namun di lihat lebih dalam fachri terlihat sangat rapuh.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN