Malam ini Fachri berkemas, ia mendapatkan job di Korea. Apalagi sekarang hari libur jadi ia setuju.
"Fach, gue masuk."ucap Vio masuk tanpa menunggu di persilahkan masuk terlebih dahulu.
"Nyelonong aja, belum juga gue izinin masuk."cibir Fachri saat Vio masuk dan langsung duduk bersila di samping Fachri di atas tempat tidur.
"Biarin, gue kesini cuma mau undang loe besok malam ke acara pertunangan gue, dateng ya."ucap Vio.
"Kakak gak liat gue lagi ngapain?"tanya Fachri melihat ke arah Vio.
"Rapihin baju."
"Kak." Fachri masih melihat Vio tanpa kedip.
"Apa?"tanya Vio bingung.
"Paha kakak putih mulus tapi please deh di tutupin apa kek. Gue bisa turn on neh."ucap Fachri melihat Vio mengenakan dress di atas lutut dan duduk bersila mengekspos hampir seluruh bagian paha Vio.
"Ihh bule omes, ngapain liatnya ke bawah-bawah."Vio langsung menutupinya dengan bantal.
"Orang keliatan kalau gak di liatin ya mubazir dong."balas Fachri.
"udah-udah, besok loe dateng ya."
"Gue ke korea malam ini kak, mungkin dua atau tiga hari jadi gak bisa dateng."
"Masa kakak loe tunangan malah loe mau pergi, emang gak bisa di cencel?"Vio sedikit kesal.
"Gak bisa kak, gue udah janji sama Damar terlebih dahulu, mau ke korea."balas Fachri.
"Ya udah deh tapi jangan lupa oleh-olehnya ya."Vio sedikit manyun karena Fachri gak bisa hadir.
"Iya kalau gak lupa,"balas Fachri.
"Harus inget oleh-oleh, kalo gak bawa tar gue marah. Udah gak bisa dateng ke pertunangan gue, gak bawa oleh-oleh juga, menyebalkan banget."ucap Vio cemberut.
"Iya kakak entar gue bawaain, bawel banget sih."Fachri gemas dan mencubit pipi Vio.
"Sakit fach."Vio memukul-mukul bahu Fachri supaya lepasin cubitanya.
Fachri tertawa dan melepaskan cubitannya."entar nangis."cibir Fachri.
"Bocah rese."Vio ngambek dan keluar dari kamar Fachri.
Sedangkan Fachri masih menertawakan Vio.
"Kenapa loe, komat-kamit sendiri?"tanya Shinta saat Vio masuk sambil ngegerutu.
"Fachri bikin gue kesel mulu, udah gak bisa dateng ke pertunangan gue, jailin gue terus lagi."Vio mengadu.
"Kalian berdua ada hubungan yah?"Shinta sedikit merasa ada sesuatu antara Vio dan Fachri.
"Loe sehat?"
"Tentu dong."balas shinta cepat.
"Pertanyaan loe gak masuk akal, tentu gue gak ada hubungan sama Fachri kecuali adik kakak, gue anggep Fachri sebagai adik. Lagian mana mungkin gue suka berondong."jelas Vio.
"Berondong juga Fachri punya sejuta pesona kalau bukan adik udah gue pacarin."ucap Shinta.
"Gak, gue gak suka berondong tengil lagi."balas Vio.
"Jangan gitu, entar loe malah dapet berondong lagi."Shinta menasehati. Sedangkan Vio acuh tak acuh.
"Kakak Fachri berangkat dulu."pamit Fachri.
"Iya hati-hati."ucap Shinta.
"jangan lupa oleh-olehnya."sambung Vio.
"Ya."jawab Fachri singkat sambil berlalu pergi karna Damar telah menunggunya.
*******
Hari ini, hari pertunangan Vio dan Anton.
Semua keluarga dan tamu undangan sudah datang. Acaranya cukup meriah.
Namun entah mengapa Vio merasa ada yang kurang tanpa adanya Fachri.
"Sayang ada apa kok murung?"tanya Anton.
"Gak papa kok sayang,"balas Vio tersenyum.
"Ayo temuin para tamu."ajak Anton.
Vio mengangguk mengikuti Anton.
Di tempat lain Fachri sedang menunjukan kebolehanya.
Semua pengunjung sangat antusias karna memang Fachri sangat handal.
Damar mendokumentasikan pertunjukan Fachri diam-diam.
"Bagus nich ."ucap Damar sambil melihat hasil fotonya.
"Lagi ngapain loe?"tanya Fachri duduk di samping Danar.
"Gue fotoin loe tadi, liat nih."Damar menunjukanya ke Fachri.
"Lumayan keren."ucap Fachri.
"Ya dong gue gitu."jawab Damar menyombongkan diri.
"Ayo cabut, mumpung masih sore."ajak Fachri.
"Ocre..."Damar mengikuti Fachri.
Mereka berjalan-jalan menikmati suasana sore di korea.
Fachri berhenti saat melihat gelang dan dress cewek.
"Loe masih normal kan fach?"tanya Damar ngeri melihat Fachri beli dress dan gelang cewek.
"Normal lah,"balas Fachri.
"Terus loe beli buat siapa?"tanya Damar penasaran.
"Buat kak Vio."
"Loe suka sama dia?"tanya Damar..
"Gak lah, ngaco loe."balas Fachri cepat.
"Tapi gue rasa kalau loe ada rasa sama dia, loe selalu nurutin kemauanya."
"Gue anggep dia sebagai kakak, wajar dong gue turutin kemauanya."Fachri membela diri.
"Gue berani bertaruh, kalian bakal jadian."ucap Damar.
"Dalam mimpi loe. Sekarang dia juga lagi tunangan sama pacar kesayanganya."jawab Fachri ketus entah mengapa Fachri tak menyukai Vio bertunangan.
"Kita lihat saja."Damar tersenyum miring.
"Terserah loe."balas Fachri.
********
Vio tau hari ini Fachri sudah pulang. Vio cepat-cepat ingin betemu Fachri."Mama, Vio mau nginep di rumah Shinta."pamit Vio.
"Nginep terus kaya gak punya rumah aja."balas mama Rosa.
"Betah sih mah, rame ada temenya apalagi hari ini Fachri pulang."ucap Vio berbinar.
"Siapa Fachri? ingat kamu sudah bertunangan nak."
"Dia adiknya Shinta mam, masih SMA jangn mikir yang aneh-aneh deh. Ok Vio pergi."
"Hati-hati."Seru mama Rosa.
Mama Rosa merasa Vio ada rasa dengan Fachri dan itu terlihat jelas saat Vio menyebut nama Fachri, matanya terlihat berbinar-binar.
Sampai rumah shinta, Vio langsung berlari ke kamar Fachri.
"Ehh mau kemana loe."cegah Shinta yang melihat Vio.
"Mau ketemu Fachri, nagih jatah oleh-oleh gue."balas Vio.
"Dasar loe, cepet banget kalau masalah oleh-oleh sama shopping."cibir Shinta.
"Ya dong Violeta Rosena gitu loh."balas Vio sambil terkekeh.
"Dasar curut."Shinta pun masuk kamarnya.
"Loe moyangnya curut."triak Vio melanjutkan larinya ke kamar Fachri.
Sampai di kamar Fachri, Vio langsung masuk tanpa basa-basi.
Fachri mana oleh-olehnya."Vio langsung loncat ke tempat tidur di samping Fachri.
"Astaga...kakak ngagetin gue aja."Fachri segera menutup laptopnya.
"Mana oleh-oleh gue."tanya Vio sambil tersenyum lebar.
"Gak usah lebar gitu senyumnya tar giginya kering."cibir Fachri.
"Masa bodo, mana oleh-oleh gue."pinta Vio.
"Noh di meja."Fachri menunjukan dengan dagunya kemudian duduk bersandar di ranjang dan membuka kembali laptopnya.
Vio pun langsung mengambil dan membukanya.
"Gelangnya bagus fach, loe pinter banget sih milihnya."ucap Vio senang dan membuka oleh-oleh satunya lagi.
"Wahh dress."Vio langsung masuk kamar mandi untuk mencobanya.
"Cewek udah dewasa masih kayak ABG aja kelakuanya,"gumam Fachri melihat tingkah ajaib Vio yang gak ada jaimnya sama sekali depan cowok, polos banget.
"Bagus fach pas banget, loe kok hafal ukuran baju gue?"tanya Vio sambil selfi.
"Gue kan pernah liat."jawab Fachri asal, ia fokus melihat Vio yang terlihat cantik sekali.
Fachri pun diam-diam mengambil foto Vio saat Vio sedang selfi.
"Makasih ya fach gue suka banget oleh-olehnya."ucap Vio memakai gelangnya kemudian duduk samping fachri tanpa berganti bajunya dulu.
"Kalo mau di pake lebelnya di buang dulu kali kak."ucap Fachri.
"Susah di belakang, bukain."pinta Vio menyibakan rambutnya ke depan dan memunggungi Fachri.
"Manja."ucap Fachri namun tetap membantu Vio membuka lebelnya.
Fachri terkesima melihat punggung Vio yang mulus dan leher putih bersih menggiurkan.
"Kuatkan gue ya Tuhan, kuatkan gue."gumam Fachri dalam hati.
"Udah belum?"tanya Vio.
"Udah."jawab Fachri singkat.
"Fach masih liburan kan?"tanya Vio sambil berbalik menghadap sama persis dengan Fachri, bersandar di ranjang menghadap depan.
"Masih seminggu."jawab Fachri mengotak atik laptopnya untuk menutupi kalau dirinya sedang turn on.
"Ikut gue yuk ke bandung, ke kampung gue."ajak Vio bersandar ke bahu Fachri.
"Ya tuhan, gue harus apa? gue sosor salah, di tahan gue gak kuat."batin Fachri tergoda dengan Vio, padahal biasanya tak pernah tergoda sedikitpun.
"Kok diem? mau ya?"rengek Vio memeluk lengan Fachri sambil masih menyandarkan kepalanya di bahu Fachri.
"Iya..iya."jawab Fachri makin gelisah tak tenang namun bersikap sok cool.
"Makasih, besok pagi loe jemput gue jangan lupa."Vio mengingatkan sebelum pergi.
"Akhirnya pergi juga, kalau lama di sini gue bisa khilaf. Tuh cewek polosnya kebangetan, gak tau apa kalau gue spaneng dari tadi."ucap Fachri masuk ke kamar mandi untuk mandi air dingin.
***********
"Katanya nginep kok gak jadi?"tanya mama Rosa melihat Vio pulang.
"Gak jadi, besok kan nganterin mama sama ayah pulang ke bandung,"jawab Vio yang terlihat sangat bahagia.
"Tadi perasaan bukan pake baju ini pas pergi deh."ujar mama Rosa.
"Emang bukan, ini oleh-oleh dari Fachri,gelang ini juga,"Vio menunjukkan gelangnya.
"Bagus."ucap mama Rosa.
"Mam Vio telfon Anton dulu, mau ngajakin ke bandung anter mama sama ayah besok, Vio juga udah ngajak Fachri sama Shinta."ucap vio.
Mama hanya mengangguk.
Vio menelfon Anton." Hallo sayang, besok jadi nganter mama sama ayah gak?"tanya Vio begitu di angkat.
"Aduh maaf sayang, kayanya gak bisa. Gue sibuk banget,"balas Anton.
"Gak bisa sama sekali? buat cuti sehari gitu?"
"Gak bisa sayang, kemarin kan udah cuti."jawab anton.
"Ya udah deh."Vio pasrah memang Anton selalu sibuk.
"Jangan ngambek sayang, gue kerja keras juga demi masa depan kita."ucap Anton.
"Iya bye."Vio mematikan telfonya.
"Kenapa nak?"tanya mamah Rosa.
"Anton sibuk gak bisa ikut."balas Vio.
"Sabar nak, dia kan kerja. Gak papa kalo dia gak bisa nganter mama sama ayah."mama Rosa menenangkan Vio.
"Iya mam."
"Ayo istirahat besok pagi-pagi kita berangkat."perintah mama Rosa.
Vio hanya mengangguk kemudian masuk kamar.
Pagi hari Fachri sudah bangun karena tadi malam Fachri cuti kerja dan izin beberapa hari tidak masuk buat nemenin Vio ke bandung.
"Kak Shinta udah siap belum? neh mak rempong udah nelfon mulu."ucap Fachri yang jengah karena Vio menelfonya terus.
"Gue gak jadi ikut fach, gue gak enak badan."ucap Shinta.
"Oh ya udah, kakak istirahat aja, Fachri berangkat dulu."pamit Fachri.
"Iya hati-hat, sampaiin maaf gue ke Vio."ucap Shinta.
"Ya kak."jawab Fachri kemudian berlalu pergi.
Fachri pun sampai di rumah vio.
"Gue pikir loe belum bangun, loe kan biasanya kebo."ucap Vio saat melihat Fachri.
"Dasar mak rempong, brisik tau."balas fachyri.
Vio hanya nyengir tak berdosa.
"Mana Shinta?"tanya vio.
"Kak shinta katanya minta maaf gak jadi ikut,dia lagi sakit."jawab Fachri.
"Hemm ya udah gak papa."balas Vio sambil memanggil mama dan ayahnya.
"Kenalin diri loe dong fach ke ortu gue."perintah Vio.
"Hello om , tante..saya fachri."fachri memperkenalkan diri dengan sopan.
"Hello nak, saya mamahnya vio..panggil saja tante rosa dan ini ayahnya vio om brata."jelas mama rosa.
Fachri pun tersenyum.
"Ayo berangkat."seru vio tak sabar.
Mereka semua pun masuk mobil.
Dan berangkat.
"Nak kamu sama shinta ko gak mirip yah..shinta wajah asli indo kalo kamu bule gak ada wajah indonya sama sekali."ucap ayah brata.
"Gak tau om..dari cetakannya."jawab fachri asal.
Semua pun tertawa.
"Kamu lucu pantes vio suka deket kamu."ucap mama rosa.
Fachri hanya senyum sambil fokus nyetir.
Sesampai di kampung vio suasana sangat sejuk khas pedesaan sangat asri dan nyaman.
"Kaka tempatnya enak."ucap fachri saat baru turun dari mobil.
"Iya dong..lo bakal betah di sini."vio mengajak fachri masuk ke rumahnya.
"kaka jalan jalan aja yuk."pinta fachri.
"istirahat dulu nak."perintah mama rosa dan ayah brata.
"Iya istirahat dulu..lo pasti cape..ntar sore baru kita jalan."sambung vio.
"Ya udah dech.."fachri pun mengikuti permintaan mereka.
Fachri masuk kamar yang sudah di sediakan dan beristirahat.