Bab 9

673 Kata
Brian sudah tak mencumbui d**a Ana. Dia beralih berlutut di hadapan Ana. Membawa kejantanannya dihadapan Ana. Ana tahu apa yang diinginkan pria itu. Tanpa kata-kata Ana meraihnya dan menjilati sekeliling pangkal paha Brian hingga basah oleh air liurnya. Lidah basahnya membelai-belai sekeliling batang itu. Dikulumnya batang yang sudah mulai mengeras itu kedalam rongga mulut. "Aaahh..." Desis Brian meremas rambut Ana digoyang-goyangkannya kepala ana maju mundur membuatnya semakin nikmat. "Mmppphhh...uuukkhhh" erang Ana saat seluruh batang Brian yang besar memenuhi rongga mulutnya. Yang kemudian kepalanya dimundurkan brian menjauhi pangkal penisnya. Kemudian Brian memaju mundurkan bokongnya. Memompa penisnya di dalam rongga mulut Ana yang mengulum kuat benda itu. "aaassshhh...oughhh ini sangat nikmattt" desis brian merasa batanganya berkedut- kedut menandakan dia akan menuju puncak kenikmatannya. Dimasukkannya batangnya lebih dalam ke rongga mulut Ana dan menghentak-hentak diiringi lenguhan beserta lahar panas yang di semburkannya membanjiri rongga mulut Ana. Tanpa rasa jijik Ana mereguk cairan s****a yang disemburkan. Bahkan mengemut dan mengulum ujung p***s brian yang sudah lemas. Brian membaringkan tubuhnya yang lelah disebelah Gina. Kini Hanya tinggal Kevin yang masih menggenjot Ana. Ana kembali fokus pada kevin. Tubuhnya mulai bergerak mengiringi genjotan Kevin. " Lebih keras..ayolah...." Desah Ana menghentak-hentakkan bokongnya dengan kuat menghantam pangkal paha Kevin. Kevin jadi tertantang meningkatkan tempo kecepatannya menjadi hentakan-hentakan yang membabi buta dan cepat. "Akhhh... yaaa..yaa..begitu...teruskan" " Oohhh yaaa...nikmatnya..." Teriak Kevin terus memacu semakin menggila. Suara pertemuan kedua kemaluan mereka yang cepat terdengar keras. " Ouhhhh...." Lenguh Ana saat akhirnya dia menuju puncak kenikmatannya yang kemudian disusul Kevin tak lama setelahnya, disertai dengan beberapa hentakan kuat dan dalam memasukkan k*********a sepenuhnya hingga pangkalnya. Lahar panas pun untuk kesekian kali disemburkan kevin dalam liang v****a Ana. Kali ini tenaganya benar- benar telah terkuras. Seakan Liang v****a Ana tidak hanya menghisap penisnya tapi juga seluruh tenaganya. Setelah tak ada yang bisa dia semburkan lagi, Kevin terkulai lemas. Walaupun letih, dirinya merasa terpuaskan oleh nikmat yang luar biasa. Belum pernah dirinya merasakan sensasi seperti ini, membuat dirinya menjadi liar dan tak terkendali. Bukan hanya kevin yang berpikir seperti itu. Hal yang sama juga dirasakan Gina dan Brian. Mereka belum pernah merasakan nikmat seperti sekarang. Mereka takjub akan stamina dan keliaran Ana. Bahkan setelah beberapa kali digempur pun Ana sepertinya masih tampak kuat menerima gempuran lebih banyak lagi. Sungguh stamina yang luar biasa. Tentunya para pelanggan Gina banyak yang menginginkan wanita ini. Bahkan Ana bisa dijadwal menerima banyak panggilan dalam sehari mengingat stamina Ana yang tak ada habisnya. Gina menilai Ana sudah sangat ahli dalam memuaskan siapapun yang dilayaninya. Penampilannya yang pendiam sungguh sangat menipu mata. Menutupi sisi lain dari dirinya yang ternyata sangat liar dan hypersex karena sepertinya Ana tak mudah merasakan puas. Ana menatap tiga orang yang terkulai lemah. Sepertinya permainan telah usai. Dia hanya bisa mendesah menanti apa yang akan dilakukan mereka kemudian. Beginilah dirinya. Seorang jalang yang tak memiliki harga diri lagi. Bukannya jijik jika dirinya disentuh. Dia justru menikmatinya. Menikmati semua sentuhan dan perlakuan yang diterima tubuhnya tanpa ada kecuali. Jika dadanya disentuh sedikit saja dia sudah merasa terangsang dan memicu dirinya menjadi liar Dan membuatnya gelap mata menjadi sesosok jalang yang tak ada puasnya mereguk kenikmatan birahi. Sudah berkali-kali dia berusaha memgendalikan dirinya. Tapi semakin dikendalikan, sisi liarnya justru akan semakin menggila. Nafsunya akan menjadi meledak-ledak sulit terpuaskan. Semua perlakuan yang diterimanya di tempat tinggalnya dulu perlahan membentuk dirinya yang sekarang. Tampaknya mereka menyudahi pergumulan itu. Ketiga orang itu bergantian memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri mereka. Dan mengenakan kembali pakaian mereka. Ana pun kembali ke ekspresi bonekanya. Wajah datar tanpa emosi hanya menatap hampa. " Nanti akan ada orang yang akan membersihkan kamarmu" ujar Gina " Kamu tak perlu ngapa-ngapain, istirahatlah. Aku akan menyuruh seseorang untuk mengurusimu" titah Gina diujung pintu sebelum menutupnya. Tinggallah Ana sendirian di kamar barunya yang lebih luas dari kamarnya sewaktu tinggal di kampung, diapun langsung terlelap. Tak peduli ranjang yang telah kotor oleh cairan-cairan bekas pergumulan mereka. Bahkan dirinya tak ada niat untuk membersihkan diri. Tapi semua itu tak perlu dipikirkan Ana karena nanti akan ada orang yang datang mengurusinya seperti titah Gina sebelum pergi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN