"ahhh...oucchhh.. yaaa..yaaa... Lebih cepattt..oughh...aaahh..aaakkkhh yaaaaa..yyyaaaa" jerit Gina menggila saat dirinya hendak mencapai puncak nikmatnya.
Tubuhnya mengenjang, vaginanya berkedut menyambut pelepasannya. Lenguhan panjang penuh kepuasan keluar dari bibirnya.
Di belakangnya pun si pria mengerang,disertai hentakan terakhirnya yang keras dan kuat hingga semburan lahar panas keluar dari ujung penisnya yang berkedut di dalam liang Gina, cairan itu muncrat berkali-kali dalam jumlah banyak hingga mengalir tumpah membasahi sofa.
Mereka pun istirahat sejenak merebahkan diri di atas sofa mengumpulkan energi sambil mengatur nafas mereka yang masih memburu.
Diatas pembaringan Ana menatap mereka lapar dan mengundang mereka untuk menghampirinya.
Sambil duduk memeluk lututnya Ana memanggil mereka dengan menggerakkan jari telunjuknya.
"Ayo kita buat permainan yang lebih menggairahkan" ajak Ana.
"Ayo Brian, kita bergabung dengan kevin dan Ana" ajak Gina.
Gina dan Brian menuju pembaringan sambil melucuti sisa pakaian mereka yang masih melekat di tubuh masing-masing.
Ana menyambut kedatangan mereka yang telah telanjang bulat diatas pembaringan dengan senyum bahagia.
" Mari kita bersenang-senang bersama" gumam Ana langsung memagut bibir Brian. Sedang tangannya membelai gundukan d**a telanjang Gina.
Sedangkan si pria bernama kevin yang tadinya kelelahan melayani Ana. Mulai duduk dan menyambut Gina, memagut bibir merah merekah dan bengkak Gina bekas percintaannya dengan Brian. Sedangkan tangannya mengelus pangkal paha Gina yang masih terdapat cairan kental Brian.
Dua pria dan dua wanita diatas pembaringan dengan tubuh tanpa sehelai benangpun di tubuh mereka saling menyentuh dan perpagutan.
Saling mengecap dan mengulum. Lidah saling bertempur di dalam rongga mulut mereka. Hanya terdengar gumaman diantara mereka dengan air liur yang saling menetes karena telalu lama membuka mulut mereka. Mereka saling mereguk seakan tak pernah merasa puas.
Tangan Ana asik mengocok-ngocok kejantanan Kevin yang sedang asik mencumbu Gina.
" Aaakkkhhhhh......"
Ana menggelinjang nikmat saat Brian menggigit gemas p****g d**a miliknya yang keras dan menantang kemudian dikenyotnya p****g itu dengan penuh kenikmatan. Membuat napas Ana semakin memburu dan terengah. Tubuhnya dihentakkan telentang diatas pembaringan. Sehingga Brian bisa leluasa menggerayangi buah dadanya yang ranum.
Lidah Brian terus membelai dan bermain di kedua buah dadanya membuat Ana terus menggelinjang.
" Masukkan" pinta Ana pada Kevin yang sudah melepaskan pagutannya dari Gina. Penisnya sudah berdenyut keras dan tegang.
kevin merangkak menuju pangkal paha Ana yang basah dan lembab siap menyambut kedatangan penisnya.
Sedangkan Ana menarik pinggul Gina untuk duduk diatas tubuhnya.
Gina mengangkang diatas wajah Ana. Dengan mata penuh kabut birahi ditatapnya Ana yang menjulur- julurkan lidahnya. Menjilati pangkal pahanya yang basah bercampur cairan lengket.
Disela tubuhnya yang mulai dihentak Kevin di bawah sana. Pria itu Berada diantara kedua pahanya yang terkangkang lebar.
"Mmmppphhh ..hhhh....." Ana mendesah-desah nikmat sambil bibirnya mencumbui belahan v****a yang terpampang di atas wajahnya.
Sedangkan d**a Ana tetap terus dicumbu Brian yang masih belum merasa puas mengulum dua bukit kembar Ana itu.
Pinggul Gina mengeliat- liat nikmat menerima belaian lidah Ana dibawah himpitannya disertai tangan Ana yang sudah menyodok dengan memasukkan dua jarinya mengocok-ngocok di dalam liang vaginanya.
Lidah Ana sungguh sudah terlatih menjilati dan membelai klitorisnya.
"Ouuucchhh....akhhh..." Jerit Gina setelah beberapa saat .
Ingin mencapai pelepasannya diiringi dengan cecapan bibir Ana pada klitorisnya serta kocokan jari Ana yang semakin kencang..
" Ooohhhhh.... yaaaaaahhhh..." Jerit Gina lagi disertai tubuhnya yang mengejang dan menggelinjang menyambut pelepasannya. Orgasmenya ternyata tak hanya berhenti disitu saja.
Kocokan tangan Ana di liang vaginanya tak serta merta berhenti dan tetap dengan tempo cepat. Hal Membuat Gina menggelinjang dan gelisah seperti menahan sesuatu yang akan meledak dan hendak keluar sebentar lagi
" Oughhhh...." Erang Gina dengan napas tercekat mencengkeram kepala Ana mengisyaratkan agar Ana menghentikan kocokannya.
" Keluarkanlah..." Ujar Ana sambil menyeringai bukannya mengentikan ataupun mengurangi tempo kecepatan tangannya. Dia malah menyodok dengan lebih cepat dan keras.
" Aaakkkhhh....." Jerit Gina membahana diiringi cairan yang menyembur keluar membasahi wajah Ana di bawahnya.
Gina mejatuhkan tubuhnya lelah disamping Ana dengan napas ngos-ngosan memburu.
Ana menyeringai puas sambil mengeringkan wajahnya
Tubuhnya masih bergerak digenjot Kevin di bagian bawah tubuhnya. Suara tumbukan pertemuan kedua kelamin mereka terus bergema diiringi desahan-desahan keduanya.
Kevin kemudian membalik tubuh Ana dan menunggingkan bokongnya untuk mengganti posisi menggenjot dari belakang, sensasi yang berbeda membuatnya semakin bernafsu meningkatkan ritme hentakannya.