Tibalah mereka di sebuah tempat hiburan di salah satu wilayah kota yang terkenal.
Dalam sebuah ruangan kantor mereka ber empat duduk berjajar menghadap seorang wanita yang berpakaian seksi dan bermake up tebal.
Seorang wanita berumur sekitar 50 tahun yang masih tampak cantik dengan make up tebalnya.
Semua orang memanggilnya mami Gina. Dialah pemilik Bar yang saat ini mereka datangi.
Atmosfer, sebuah bar ternama yang sering dikunjingi oleh masyarakat kelas atas. Terutama kaum pria yang butuh hiburan maupun pelepasan s*x. Tempat ini mengutamakan kepuasan pelanggan. Segala sesuatu mereka sediakan apa yang pelanggan mereka pinta.
" Dia yang hendak kalian jual" Tanya mama Gina pada Ana yang duduk dengan tatapan kosong.
"Iya mama" jawab Dion.
" Coba berdiri" perintah gina pada Ana,tapi Ana hanya diam saja.
Doni pun berujar pada Ana untuk berdiri, baru Ana melaksanakan perintah yang diberikan padanya.
Mata Gina menatap menelisik tubuh Ana. Tubuh yang bagus. Tidak kurus tidak juga gemuk. Proporsinya pas. Kulitnya juga bagus. Tubuhnya semampai.
'Punya daya jual.' Batin Gina. Parasnya pun. Cantik menambah nilai jualnya.
" Masih perawan?" Tanya Gina sambil menatap ketiga pria yang duduk di hadapannya.
Ketiga orang itu hanya bisa menyengir dan menggeleng bersamaan.
" Oh..jadi sudah kalian garap ya." Dengus Gina sambil menghampiri Ana untuk menilai lebih dekat.
" Dan tentunya sudah kalian garap lagi sebelum kesini.." dengus Gina begitu dia mendekati Ana. Melihat penampilan Ana yang awut-awutan. Rambut yang berantakan dan baju kusut ditambah bau bekas percintaan menempel di tubuh Ana.
"Siaap nama kamu" tanya gina pada Ana. Tapi Ana hanya diam tak menjawab.
"Apa dia bisu? Dari tadi dia tak merespon pertanyaan"
" Dia tidak bisu. Tapi memang begitulah dia. Tidak pernah mau bicara. Hanya menurut"
" Aku tidak mau punya anak buah yang seperti patung. Bagaimana dia bisa melayani pelanggan. Apalagi dia bekas kalian" dengus Gina kembali ke bangkunya.
"Tolonglah mami, kami butuh uang. Saya jamin kamu tidak akan menyesal memilikinya. Dia sangat penurut, diperintahkan apapun dia akan laksanakan. Tak pernah memberontak. Tentunya pelanggan mami akan dipuaskan olehnya" rayu Dion.
Sedangkan Ayahnya dan Doni hanya mengagguk-angguk membenarkan dan menyetujui ucapannya.
Diantara mereka memang hanya Dion yang jago diskusi dan tawar menawar.
" Apa yang dipuaskan jika yang mereka sentuh cuma patung. Itu sama saja dengan mereka bercinta dengan boneka seks" dengus Gina.
" Tentu saja beda. Ana akan bereaksi jika titik sensitifnya disentuh. Seperti ini..." Jelas Dion sambil menghampiri Ana. Kedua tangannya menangkup gundukan d**a Ana dengan kuat & kedua jempolnya memainkan kedua p****g dibalik dressnya yang tak mengenakan bh karena bhnya entah dilempar Doni kemana saat mereka menggumulinya di dalam mobil. Bahkan Ana pun saat ini tak mengenakan celana dalam juga.
" Akh..." Erang Ana keenakan saat p****g dadanya di elus-elus dion. Suara terdengar erotis dan mendesah.
Gina tertarik pada reaksi Ana yang sangat berbanding terbalik dengan dirinya sebelum disentuh. Saat ini ekspresi Ana tampak sangat menggoda dan erotis. Tentu saja ini akan membuat para pria kaya itu suka.
Gina serasa menemukan harta karun. Apalagi dilihatnya Ana yang penurut akan mudah dikendalikan.
" Tapi dia hanyalah barang bekas" Gina mencoba untuk menurunkan nilai beli Ana.
" 300juta." Gina membuka harga penawaran pembuka pada mereka.
Ketiga orang itu saling berpandangan. Agak kecewa dengan nominal yang ditawarkan oleh Gina.
Karena mereka berharap akan mendapatkan 500juta dari Gina.
" Kami ingin 500juta. Atau kami akan ke tempat lain" Dion mencoba nego untuk mendapatkan lebih.
" 350juta. Kalau kalian tidak setuju silakan saja cari tempat lain. Aku jamin tak ada yang mau menerimanya diatas 100juta" ujar Ana penuh keyakinan karena hanya tempat prostitusinya lah yang selalu berani menerima pelayan s*x dengan harga tinggi.
Ketiga orang itu hanya bisa saling berpandangan dengan wajah kalah.
"400juta. Atau kami lebih baik membawanya pulang saja" Dion mencoba harapan terakhirnya untuk bernegosiasi.
Gina menghela napas memandangi keempat orang di hadapannya.
Gina menimbang. Ketiga pria ini tentu sangat membutuhkan uang tentu dia bisa menekan jumlah uang yang hendak dikeluarkannya. Mereka mau tak mau pasti harus menerima penawarannya.
Tapi saat melihat Ana, Gina merasa yakin bahwa dia telah menemukan berlian yang belum diasah. Tentu perempuan ini akan menambah pundi-pundi uangnya.
" Baiklah. 400juta." Desah Gina. Toh nanti dia akan mendapatkan berkali-kali lipat dari Ana di kemudian hari.
Maka urusan jual beli pun terselesaikan. Uang 400juta di transfer ke rekening Dion.
Setelah beres ketiga orang pun beranjak pergi meninggalkan Ana yang hanya berdiri diam.
Di ruangan itu hanya tersisa Ana dan Gina.
" Kamu milikku sekarang" seringai Gina puas menatap Ana.
~~~~~~~~~~~
Hai Reader terima kasih sudah membaca hingga bab ini.
Terima kasih juga jika kalian tak menghujat tulisan ini.
Ini hanya cerita fiktif belaka. Jangan menilai dengan norma-norma agama yang berlaku.