Jinwoon memasuki ruang rawat itu dengan peluh membanjiri sebagian wajahnya, nafasnya memburu, namun semua itu tak ia rasakan saat yang pertama kali ia lihat adalah senyuman lemah putra bungsunya yang sedikit merentangkan kedua tangannya ingin di peluk.
Dan tanpa aba-aba Jinwoon berlari memeluk anak itu erat.
Uhuk!
"Ap-pa jangan ter-lalu k-kuat" Saking kuatnya pelukannya membuat anak itu terbatuk tak bisa bernafas, dan Jinwoon segera melonggarkan pelukannya lalu mengusap air matanya kemudian mengecup sayang puncuk kepala putranya.
"Kenapa tidur lama sekali heum?"Yoora hanya terkekeh melihat suaminya.
Jungkook mengerjap polos lalu menyamankan tubuhnya untuk kembali berbaring.
"Sayang ... Kau berhasil membuat Appa gila beberapa bulan ini"Jungkook hanya mengangguk kecil menanggapi. Dirinya masih terlalu lemah untuk menanggapi ayahnya seperti biasa.
"A-aku ingin p-pulang"Sontak semua yang ada diruangan itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
Jinwoon mengusap lembut punggung tangan sang anak.
"Bagaimana keadaanmu heum?"Tanyanya menatap haru sang anak yang ia tak nyangka masih bisa menyunggingkan senyum dihadapannya, meski kentara dengan wajah pucatnya.
"B-buruk Appa!"Jungkook menghela nafas panjang, matanya bergulir menatap Ibu serta Taehyung yang masih setia menatapnya.
"S-semuanya terasa sakit"Yoora mengusap lembut rambutnya.
"B-bahkan sampai s-sekarang aku masih m-melihat Taetae hyung ada lima orang"Jinwoon dan Yoora terkekeh, sementara Taehyung melotot.
"Aku ada lima?"Gumamnya melihat sisi kiri dan kanannya namun kosong.
"Kau masih butuh istirahat sayang ... Lalu kenapa kau ingin pulang?"Tanya Yoora lembut dalam hati mengucap banyak syukur pada Tuhan karena putra bungsunya terlihat sedikitpun tak mengingat kejadian yang menimpanya.
____Atau mungkin belum?
Jungkook menggeleng mendengar pertanyaan Ibunya kemudian ucapannya mampu membuat Ayah dan Ibunya membeku bahkan Taehyung sekalipun.
"Entahlah ... Aku merasa sudah sangat jauh dengan kalian"
▪
▪
▪
▪
Jin dan Yoongi masuk ke dalam ruangan itu membuat Jungkook yang semula tertidur menggunakan paha Ibunya sebagai bantal segera bangkit dibantu Yoora tentunya.
"Jangan terlalu banyak bergerak bodoh!"Jin menyahut cepat, Tak habis pikir, bagaimana bisa anak itu menyuruh Ibu mereka duduk diranjang hanya untuk menggunakan paha sang Ibu sebagai bantal.
"Hyung~ berhenti mengataiku b-bodoh"Wajahnya merengut kesal, Namun didetik kemudian dia tersenyum manis pada hyung tertuanya itu.
"Hyung~ Apa aku boleh pulang?"Tanyanya sedikit memelas membuat Jin melotot.
"Yak!!! kau pikir aku mau merawatmu di rumah nanti, pasienku tidak hanya kau saja!"Jungkook mencebikkan bibirnya, kemudian menatap Yoongi yang sedari tadi diam menatapnya intens.
"Kalau rindu bilang saja, tidak usah di tahan! sini peluk~"Yoongi membuka mulutnya lebar saat anak itu menyengir dengan tangan menyuruhnya mendekat.
Yoongi memutar bola matanya malas tapi tetap masuk ke dalam pelukan adiknya.
"A-aku rindu membuatmu kesal Hyung"Yoongi mengusak halus suarainya.
"Hyung lebih rindu ingin memukul kepalamu yang bodoh itu"Lagi-lagi Jungkook merengut dengan cepat melepaskan pelukan itu.
"Hyung-deul Aku tidak bodoh. Eomma hiks"
°°°°°°°°°
Setelah beberapa hari, akhirnya anak itu diperbolehkan pulang. Dengan semangat bersama Taehyung dan Jimin yang ditugaskan menjemputnya anak itu menyapa orang-orang dirumah sakit itu, meski ia tak mengenal orang-orang yang disapanya sekalipun.
"Hyung, Jimin hyung! kita beli es cream dulu ya~"Pintanya memelas yang dengan segera ditolak cepat oleh kedua orang itu.
"Kalau kau masih ingin dirawat disini beli saja"Jawab Taehyung lalu melengos masuk ke dalam mobilnya, diikuti Jimin dan Jungkook yang menghela nafas pasrah.
▪
▪
▪
▪
Setelah sampai di kediaman mereka yang langsung disambut hangat oleh keluarga besarnya, Jungkook bersama yang lain sekarang tengah menikmati makan malam bersama.
Jihyun tak henti-hentinya menatap bahagia keponakannya yang kembali seperti dulu seolah apa yang menimpanya tak pernah terjadi, Jihyun sangat sanang akan hal itu.
"Kookie-ah ... Apa besok kau sudah mulai masuk sekolah?"Tanya Taehyung pelan yang langsung ditatap penuh semangat oleh adiknya yang mengganggukkan kepalanya antusias.
"Tentu saja Hyung ... Woaah, aku tak bisa membayangkan reaksi mereka semua, pasti mereka sangat merindukan wajah tampan ku ini"Ujarnya yang disambut kekehan gemas oleh para orang dewasa disana.
Tak!
Lalu mereka semua terkejut saat Jin tiba-tiba membanting sendok makannya.
"Jin-ah ...
"Tidak ada sekolah-sekolah! mulai sekarang kau Homescholling Jungkook ... Dan jangan pernah keluar sendiri tanpa pengawasan aku dan yang lain"Jungkook menatap Kakak sulungnya tak percaya begitupun yang lain.
"Jin hyung kenapa?"Tanya Jimin penasaran.
"Sayang ... Kan ada Taehyung dan Jimin, Eomma tau kau khawatir pada adikmu tapi tidak dengan cara mengekangnya"Yoora melirik putra bungsunya yang mengangguk lesu.
Jin menatap tajam Ibunya.
"Jin hyung pokoknya aku akan tetap pergi ke sekolah!"Jungkook melirik Taehyung dan Jimin yang juga tengah menatapnya.
"KU BILANG TIDAK YA TIDAK!"Jin tiba-tiba bangkit dengan wajah memerahnya.
Deg!
Jungkook sontak memegang dadanya.
"Appa! Dadaku sesak"
▪
▪
▪
▪
"Jin hyung pasti punya alasan saeng!"Taehyung berbicara lembut dengan tangan mengusap lembut rambut adiknya. Sekarang mereka tengah berbaring di kamar anak itu setelah makan malam yang kacau itu terjadi, untung Jungkook tak apa-apa meski sempat mengeluh tadi.
"Tapi kenapa harus semarah itu Hyung? Diantara kalian hanya dia yang paling sabar padaku selama ini, dan tadi dia membetakku"Jungkook menerawang, setelah memalingkan wajahnya dari Taehyung yang menatap sedih dirinya.
"Hyung akan mengurus semuanya heum? sekarang tidurlah! hyung akan mengusahakan agar kau bisa masuk sekolah seperti biasa besok"Jungkook tersenyum senang dengan cepat menganggukkan kepalanya.
°°°°°°°°
Taehyung membuktikan ucapannya, karena berhasil membawa adiknya masuk sskolah setelah mendapat ijin dari kedua orang tua mereka.
Meski Jin menentangnya tapi Kakak tertuanya itu tak punya cukup alasan untuk membuat kedua orang tua mereka yakin dan mematuhi ucapannya.
Karena jika ditanya Jin hanya diam dan membisu.
▪
▪
▪
▪
Taehyung mengusak surai Jungkook penuh kehangatan saat mereka sudah sampai didepan kelas anak itu dan menatap adiknya sampai anak itu benar-benar sudah masuk ke dalam kelasnya, dia benar-benar mencoba menjaga adiknya dengan baik.
"Taehyung hyung?"Jihoon datang dari arah belakang dengan senyuman manisnya dan dibalas dengan senyuman juga oleh Taehyung.
"Kau terlihat lebih bahagia Hyung"Jihoon sedikit basa basi.
"Kau tau jelas alasannya jihoon-ah"Jawab Taehyung sekenanya, karena Jihoon pasti melihat dirinya dengan Jungkook barusan.
"Bukankah kau terlihat terlalu memanjakan adikmu hyung?"Taehyung mengernyit.
"Maksudmu?"Tanyanya, Jihoon tersenyum.
"Sebaiknya jangan terlalu membuatnya bergantung padamu hyung, kau tidak takut Jungkook di masa depan tidak bisa melakukan apapun sendiri"Taehyung mengangguk mengerti ucapan adik kelasnya itu.
"Dia adikku satu-satunya!"Jawabnya.
"Sebaiknya kau harus sedikit mengajarkannya mandiri Hyung!"Setelah mengucapkan itu Jihoon segera masuk ke dalam kelasnya dan Taehyung terdiam dalam hati membenarkan ucapan Jihoon.
▪
▪
▪
▪
Jungkook tak mengerti, setelah pulang dari sekolahnya ia disambut dengan pelukan erat Ibunya yang terlihat matanya sudah sembab.
"Eomma kenapa?"Tanyanya pelan, menatap dalam manik Ibunya yang dibelakang Ibunya ayahnya tengah menatap sendu dirinya.
"Tidak apa-apa sayang"Jawan Yoora serak tak membuat Jungkook puas, Namun anak itu hanya tersenyum.
"Kalau kalian mengkhawatirkanku, aku tidak apa-apa"Jungkook melirik Taehyung disampingnya yang sedari tadi terdiam.
"Taetae hyung dan Jimin hyung menjagaku dengan baik"Yoora kembali memeluk tubuh anak itu erat yang entah kenapa Taehyung merasa tak beres akan hal itu. Tapi ia lebih fokus pada orang tuanya.
Apa setelah kejadian ini perhatian orang tuanya sepenuhnya akan teralih pada adiknya?
Dan sesungguhnya Taehyung mulai membenci perasaan yang beberapa detik lalu itu menghampirinya.
■■■■■■