"Kau menghindariku hyung!"Jungkook menatap penuh emosi Taehyung yang terdiam. Sudah beberapa hari ini, kakak kesayangannya yang selalu 'mengerti' dirinya itu terlihat berusaha menjauhinya. Dia sudah mendekat seperti biasa namun respon yang Taehyung berikan terlampau tak biasa.
Jungkook menunduk dengan tangan terkepal, Taehyung masih membisu menatapnya dalam diam.
"Kalau aku punya salah katakan hyung! Jangan mendiamiku, agar aku bisa memperbaikinya"Lirihnya, Taehyung masih terdiam. Dia juga tak mengerti kenapa ia bisa bersikap demikian pada adik kebanggaannya.
"Kau tau, aku tak bisa----
"Diam Jungkook! kau selalu bertingkah seperti keinginanmu tanpa mau mengerti perasaan orang disekitarmu"Taehyung mengatur nafasnya yang memburu, sementara Jungkook menatap kakak ketiganya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Maksudmu?"Tanyanya pelan.
"Lupakan!"Lalu Taehyung berlalu dari hadapannya dan tanpa berniat mengejar, Jungkook justru masuk ke dalam kamarnya dan berlari ke balkon hanya untuk memandang nanar mobil Taehyung yang keluar gerbang Mansion itu.
"Dia benar-benar menghindariku"Gumamnya lalu masuk ke dalam dan terdiam menunduk di ranjangnya.
Ceklek!
Yoongi tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya, dan Jungkook hanya terdiam memikirkan tingkah aneh Taehyung beberapa hari terakhir ini.
"Wajahmu kusut sekali"Yoongi bersedekap d**a, menatap adiknya dengan satu alis terangkat.
"Kenapa? Apa masih ada yang sakit?"Tanyanya saat tak mendapat respon.
"Semuanya sakit! tapi terasa lebih sakit saat Taetae hyung tak mau berbicara lagi denganku"Sahutnya dengan nada ketus, Yoongi mengedikkan bahunya acuh.
"Apa benar begitu?"Santainya.
"Aishh hyung! aku serius"Bola matanya merotasi kesal.
"Aku lihat tidak seperti itu"Jungkook menatap kakaknya itu serius.
"Kalian terlihat malah semakin menempel seperti biasa"
"Begitukah?"Yoongi mendengus kesal.
"Inilah alasan kenapa aku dan yang lain suka mengataimu bodoh! faktanya kau memang seperti tak menggunakan otakmu"Jungkook menyalak tak terima.
"Tapi aku tak merasa begitu"Sungutnya.
"Sudahlah! aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan kalau kau mau"Mata yang menampakkan kekesalan berubah secepat kilat dengan binar mata antusias.
"Yeeyyy Hyung terhebat!"Dan Yoongi lagi-lagi hanya bisa mendengus kesal meski sedikit senyuman terukir di bibir tipisnya.
▪
▪
▪
▪
Yoongi membohonginya. Karena jika jalan-jalan yang yang di maksud pemuda itu adalah berada di ruangan dengan beberapa orang penting berjas hitam dan seorang wanita yang tak pernah ingin di ingatnya lagi terduduk sebagai tersangka disana, jelas Yoongi membohonginya. Tubuhnya membeku dengan pikirannya yang tiba-tiba kosong apalagi saat melirik wanita itu tengah menatap dirinya tajam. Peluh membanjiri wajahnya.
"Jeon Jung----
Belum sempat pria jangkung berkaca mata itu menyelesaikan ucapannya sembari menatapnya, Jungkook sudah menggeleng dengan air matanya.
"D-dia ingin membunuhku hiks"Wanita itu hanya menatapnya tanpa ekspresi. Jungkook mulai terisak.
"D-dia ingin membunuhku hiks hiks"Dengan terus melafalkan kalimat yang sama sebelum kesadarannya semakin menipis.
Dan dari tempat duduknya, Yoongi tersadar! Dirinya kembali melakukan kesalahan besar dengan menghadirkan adiknya di persidangan itu.
▪
▪
▪
▪
Jungkook tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Dengan kamarnya tiba-tiba menjadi gelap dan dalam sekejap berubah menjadi ruangan pengap penuh debu, tempatnya tak ingin memiliki kepercayaan untuk hidup, dan entah kenapa suara tangisan Ibunya berubah menjadi tawa mengerikan wanita yang menyiksanya beberapa waktu lalu.
"Sayang jangan seperti ini hiks"Jungkook menggeleng dengan kepala menunduk dan kedua tangan yang menutup rapat telinganya, peluh dan air mata keluar bersamaan dan jangan lupakan kakinya yang bergerak gelisah diatas ranjangnya.
"Eomma mohon hiks-
"PERGI!"sedari tadi terus berteriak tak karuan. Dia merasa sendirian, merasa ketakutan dan terancam.
"Jungkook ini Eomma"Yoora kacau terus berusaha menggapai tubuh sang anak namun anak itu seolah takut padanya. Bahkan Jungkook tak berani menatapnya.
"PERGI! KU MOHON HIKS PERGI!!" Yoora menggeleng, Putranya tengah terguncang.
"AMPUNI AKU HIKS HIKS!"Jungkook menyembunyikan wajahnya, sedikit sentuhan Ibunya terasa seperti pisau yang menyayat kulitnya.
"Eomma di sini sayang hiks ... Eomma disini!"
"JANGAN LAKUKAN! PERGI!"
"INI SAKIT!!! KU MOHON HENTIKAN!"Yoora tak kuasa, dia tak bisa melihat sang anak sepertu ini.
Di luar kamar Yoongi terduduk menyembunyikan wajahnya dengan punggung bersandar ditembok dekat pintu itu.
Teriakan dan tangisan adiknya adalah sempurna kesalahannya, kenapa ia begitu bodoh?
Lalu saat ia dengar langkah kaki berpacu cepat kearahnya, dia mengangkat wajahnya menatap Kakak tertuanya berlari membuka pintu dengan nafas terengah-engah disusul Taehyung yang terdiam diambang pintu sesekali meliriknya.
"Ini salah Hyung"Lirihnya membuat Taehyung menatapnya.
"Seharusnya Hyung tak membiarkannya bertemu dengan wanita itu"Lanjutnya.
"PERGI!"Taehyung mengalihkan tatapannya kearah adiknya yang memberontak saat Jin ingin memberinya obat penenang.
"A-ampuni aku"Lirih anak itu didekapan Ibunya yang terisak.
Tatapan Taehyung dan Jungkook bertemu. Jungkook hanya menatap sayu Kakaknya itu dengan air matanya sebelum akhirnya menutup dengan hembusan nafas teratur. Dibalik punggung Ibunya Taehyung bisa melihat adiknya itu begitu rapuh membuat perasaannya campur aduk, ia merasa begitu jahat sekarang. Entah untuk alasan yang tak dimengertinya.
°°°°°°°°°
"Apa Eomma perlu memanggil seorang psikiater?"Yoora meletakkan air minumnya, mereka semua yang ada di meja makan sontak menatapnya. Sekarang keluarga Jeon tengah menikmati sarapan mereka tanpa kehadiran si bungsu tentunya.
Jin sontak menggeleng, merasa pertanyaan sang Ibu tertuju untuknya.
"Aku akan menanganinya Eomma, jangan khawatir! seiring berjalannya waktu dia pasti bisa pulih dari traumanya"Yoora mengangguk lesu.
"Apa keadaannya sudah membaik?"Jinwoon bertanya dan Jin hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Appa!"Lalu mereka semua mengalihkan tatapan ke arah belakang punggung Taehyung saat mendengar panggilan lirih dari sosok yang sedari tadi dibicarakan.
Yoora sendiri terkejut melihat putra bungsunya sudah rapi dengan seragamnya, sementara Jinwoon segera menghampiri anak itu dan menuntunnya ke meja makan.
"Sayang ... Istirahat saja ya! jangan pergi ke sekolah"Pinta Jinwoon lembut dengan segera mendapat balasan gelengan dari anak itu.
"Aku baru masuk satu hari masa sudah bolos lagi"Balasnya melirik Taehyung yang menatapnya dalam diam.
"Iya kan hyung?"Senyumnya merekah berharap Taehyung membelanya namun kakaknya itu terdiam.
"Kau keras kepala, ucapanku tak akan kau dengar!"Jin menyahut sangsi dan Jungkook terkekeh dibuatnya. Jinwoon hanya menghela nafas pasrah lalu mengacak lembut surai anak itu mengundang tatapan yang sulit diartikan dari Taehyung yang tiba-tiba bangkit dan tentu membuat Jungkook mengikutinya.
"Taehyung! Adikmu belum memakan sarapannya!"Teriakan Yoora dihiraukannya namun Jungkook tetap mengikutinya dengan senyum anak itu meski masih kentara dengan wajah pucatnya.
Dan itu semua tak luput dari tatapan Yoongi yang seakan sudah mengerti apa yang terjadi.
▪
▪
▪
▪
Jungkook terus berlari mengejar hyungnya yang seakan tuli untuk mendengarkan panggilannya.
"Hyung tunggu aku!!"Teriaknya menabrak siswa-siswi lain yang menghalau jalannya.
"Taetae hyung aisssh"Kesalnya, namun langkahnya terhenti saat melihat Taehyung berintraksi dengan Jihoon teman baru dikelasnya.
Taehyung bersikap hangat bahkan tertawa bersama Jihoon tanpa sadar membuat tangannya terkepal kuat.
"Apa Taetae hyung berubah karenanya?"Gumamnya dengan langkah cepat kearah dua manusia yang entah tengah menertawakan apa.
"Hyung! kau tidak mungkin tidak mendengar panggilanku dari tadi kan?"Kesalnya menatap tajam Taehyung yang hanya bergumam menanggapinya.
"Taehyung hyung sebaiknya aku masuk kelas dulu!"Jihoon tiba-tiba berbicara sedikit menyunggingkan senyum tipis kearah Jungkook yang menatap kesal kearahnya.
Dan Taehyung justru mengulas senyum hangatnya dengan tangan kanan terangkat mengacak surai Jihoon membuat Jungkook membeku.
"Apa sekarang dia menggantikan posisiku?"Taehyung sontak mengalihkan atensinya sepenuhnya kearah Jungkook.
Dia menghembuskan nafasnya berat.
"Aku akan masuk kelas"Ujarnya hendak berlalu sebelum tangan adiknya menahannya.
"Hyung katakan apa salahku? jangan bersikap seperti ini"Jungkook menatap dalam Taehyung yang memalingkan wajahnya darinya.
"Apa kau iri denganku karena Appa, Eomma dan Hyungdeul?"Dan spontan tangan Taehyung mengepal dengan segera menyentak kasar tangan adiknya. Jungkook menghela nafas menanggapi sikap sang kakak, tidak ada raut emosi diwajahnya.
"Hyung aku ini adik yang kau sayangi ... Astaga!"Taehyung menatapnya tajam membuat Jungkook sedikit takut.
"Tidak seharusnya kau iri denganku----
"AKU TIDAK PUNYA ADIK GILA SEPERTIMU!"
Deg!
Bentakannya mampu mengundang tatapan siswa/siswi lain disana.
Taehyung sendiri begitu terkejut dengan ucapannya sendiri, karena emosi dia---
Dalam sekejap mampu mengubah raut tenang adiknya menjadi begitu terluka.
"Saeng ... Hyung------
Jungkook mengusap air matanya lalu berlari pergi darisana.
■■■■■■