part 20

1105 Kata
Taehyung membawa tungkainya tergesa-gesa memasuki Mansionnya dibelakangnya dengan raut bingung Jimin mengekorinya dari belakang. "Taehyung mau kemana?"Yoora bertanya membuatnya menghentikan langkahnya sejenak saat dia hendak menaiki anak tangga. Jimin menatap raut tegas Yoora semakin dibuat penasaran, apalagi saat disekolah Taehyung hanya terdiam termenung yang ia tak tau kenapa. Belum lagi Jungkook yang entah mengapa tidak masuk sekolah hari ini. Pikirnya. "Kamar Jungkook"Jawabnya singkat langsung berbalik hendak melanjutkan kembali langkahnya namun lagi-lagi Ibunya menghentikannya. "Jangan ganggu adikmu dulu"Taehyung mengernyit, kembali berbalik menatap Ibunya dengan raut penuh tanya. "Kenapa? aku hanya ingin memastikan keada----- "Apa kau bisa menjelaskan kenapa adikmu bisa ditemukan pingsan seorang diri ditaman dekat sekolah kalian?" Taehyung mematung dan Jimin menutup mulutnya tak percaya. Taehyung tersadar dari lamunannya dan tanpa mendengarkan ucapan sang Ibu, dia berlari menaiki anak tangga. "Jim ... Aku ingin bicara dengannya berdua"Ujarnya dan Jimin mengerti, kedua adik sepupunya tengah dirundung masalah. Sementara Yoora memijit keningnya pelan. ▪ ▪ ▪ ▪ Rasa bersalah Taehyung semakin besar saat mendapati anak itu tengah menatap kosong langit-langit kamarnya. Dia terdiam sebelum akhirnya membawa tungkainya mendekat. Mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan poni sang adik yang menghalau penglihatan anak itu, namun pergerakannya tak membuat adiknya menatapnya. "A-aku tidak gila hyung"Jungkook berujar lirih tanpa menatap Taehyung yang membisu. "Aku tidak gila!"Ulangnya. Setetes air matanya jatuh membuat Taehyung sontak langsung menariknya bangkit dan memeluk tubuhnya erat. "Maaf"Gumamnya serak, Jungkook mempererat pelukan sang kakak, menyalurkan betapa sakitnya dia sekarang. Taehyung melonggarkan pelukannya lalu memegang kedua bahu adiknya erat dengan mata menatap dalam mata doe sang adik. "Kau tidak gila saeng heum ... Hyung yang gila karena sudah berani membentakmu"Seulas senyum terukir dibibir Jungkook yang dengan segera kembali memeluk tubuh Kakaknya. "Aku menyayangimu hyung"Ujarnya parau. Dan dengan senang hati memaafkan sikap kasar sang kakak beberapa waktu lalu. Meski kata-kata Kakaknya begitu menyayat hati hingga ia harus bolos sekolah dan berakhir nangis sendirian di taman kemudian dia lupa apa yang terjadi setelahnya. ▪ ▪ ▪ ▪ Jungkook terlihat gelisah di tengah acara makan malam bersama keluarganya, sesekali dia menatap ragu satu persatu anggota keluarganya yang sibuk dengan apa yang tersaji di hadapan mereka. "Emmmm ... Appa, Eooma"Gumamnya membuat dua orang dewasa disana sontak langsung mengalihkan atensi mereka sepenuhnya kearahnya begitupun yang lain. "Ada apa sayang?"Tanya Jinwoon lembut. "Aku sudah mempertimbangkan semuanya"Ujarnya membuat Yoongi satu-satunya orang disana yang berdecak sebal. "Tch bocah! Jangan bertele-tele"Kesalnya yang langsung mendapat lirikan tajam dari Jin, Yoongi juga tak mengerti biasanya kakak tertuanya itu yang paling acuh tak acuh pada hal-hal kecil seperti ini. Namun setelah Jungkook kembali, Jin berubah paling possesive pada Jungkook antara mereka semua. Jungkook menghela nafas melirik sebal Yoongi lalu menjulurkan lidahnya kearah pemuda pucat itu. "Kookie-ah ... "Panggil Yoora pelan membuat anak itu tersenyum manis. "Aku ingin Homescholling saja Eomma seperti kata Jin hyung" Uhuk! Jimin yang berada disebelah Taehyung dengan segera menyodorkan air pada anak itu yang tiba-tiba terbatuk. Berbeda dengan reaksi Taehyung, Jin justru bangkit dan berjalan kearah si bungsu dan mengacak surai anak itu lembut. "Ini baru adik hyung"Ujarnya lagi-lagi mengundang tatapan tak bersahabat dari Taehyung yang melihat Jin bisa bersikap selembut itu pada adik mereka. "Kenapa?"Lirih Taehyung membuat Jungkook menatapnya lalu menyunggingkan senyum lebar sebelum anak itu kembali menatap kearah Jin. "Aku pikir ada yang aneh dengan tubuhku"Jin membeku ditempatnya begitupun Jinwoon dan Yoora. "Sedikit berlari saja atau duduk terlalu lama aku---- "Sayang ... "Suara Yoora bergetar membuat Taehyung, Yoongi dan Jimin menatapnya bingung. "Aku juga sering kesulitan bernafas ... Hyung apa ada yang salah?"Tanya anak itu pada Jin yang mematung. "Jin hyung!"Panggilnya membuat Jin tersadar dari lamunannya. "Efek koma"Jin menjawab kikuk dan Jungkook mengangguk mengerti lain hal dengan Yoongi. "Apa begitu?"Tanyanya merasa tak puas dengan jawaban sang kakak. "Aku yang pernah mengalami koma tidak seperti itu"Sahut Taehyung ikut tak percaya. "Kau koma tidak sampai sebulan sementara Jungkook?"Jin menjawab ragu tapi mampu membuat Taehyung bungkam. ▪ ▪ ▪ ▪ "Jungkookie ada apa?"Tanya Jimin saat mendengar anak itu beberapa kali menghembuskan nafasnya berat. Namun Jungkook hanya menggeleng sebagai balasan. Anak itu meletakkan kasar gelas minumannya membuat air dalam gelas itu sedikit terseok. "Aku selesai!"Ujarnya bangkit membuat semua orang yang ada dimeja makan itu menatapnya heran serta khawatir. Baru beberapa langkah, anak itu sudah memegang keningnya dengan satu tangan memegang kursinya sebagai penyangga. "Jungkook!"Panik Jin berlari kearah sang adik begitupun yang lain pengecualian untuk Taehyung yang menatap adiknya dalam diam. "Sayang ... jangan tutup matamu!"Jinwoon segera membawa anak itu kedalam gendongannya sementara Yoora terlihat tengah menahan tangis. Yang lain sibuk dengan kekalutan mereka masing-masing pada Jungkook, Taehyung sendiri terdiam dengan senyuman pahitnya. "Apa mereka pernah sekhawatir itu padaku?"Tanyanya entah pada siapa. "Bahkan mereka tak sedikitpun menunungguku waktu aku pertama kali membuka mata pasca koma"Lanjutnya. "Astaga apa yang aku pikirkan!"Ujarnya mengacak rambutnya frustasi. °°°°°°°°°°° Jungkook menatap sedih dari kejauhan Taehyung yang begitu dekat dengan Jihoon, niat hati ingin mengajak sang kakak kesayangan menghabiskan waktu bersama berdua harus menjadi rasa kesal luar biasa saat mereka berdua bertemu Jihoon di taman. Dirinya yang harus bermanja ria dan mengembalikan kondisi persaudaraan mereka seperti sedia kala harus pupus begitu saja. Sekarang dia hanya sendiri, terabaikan menatap hampa Taehyung yang begitu bahagia tanpa dirinya, namun rasa kesal berubah amarah saat menyaksikan kakaknya itu tertawa bersama mengabaikan keberadaannya. Membuat langkah lebar lalu dengan sengaja menarik lengan sang kakak berupaya membuat Jihoon sadar bahwa dirinyalah adik Taehyung yang sebenarnya disini. "Hyung! Aku ingin pulang"Rengeknya dengan wajah memelas pada sang kakak yang sontak langsung mengusap surainya. Membuat Jihoon yang sekarang dilanda kesal merasa waktunya dengan kakak idamannya terganggu. "Jungkook-sshi apa kau tidak malu bersikap seperti itu pada Taehyung hyung?"Jihoon berbicara menatap cemooh Jungkook yang mengerutkan keningnya bingung. "Dia Hyung-ku. kenapa harus malu?"Sahut Jungkook merasa jengkel. "Kau sudah besar! Taehyung hyung juga, dia pasti ingin memiliki privasinya sendiri dan tidak terus-menerus melakukan apa yang kau mau"Jungkook melepas tangan Taehyung kasar lalu menatap tajam Jihoon membuat Taehyung menghela nafas berat sepenuhnya membenarkan ucapan Adik kelasnya itu. "Diam! Tau apa kau tentang Hyung-ku!"Tanpa sadar Jungkook meninggikan suaranya. "Aku tau, kau hanya memanfaatkannya sa---- Bugh! "JUNGKOOK!"Bentak Taehyung menatap emosi sang adik yang sudah melayangkan pukulannya pada Jihoon yang meringis dan mencoba bangkit dari tersungkurnya dibantu Taehyung yang merasa bersalah akan kelakuan adiknya. "Dia Hyungku, bagaimana bisa oramg baru sepertimu berpikiran seperti itu, aku tida------ "Cukup!"Taehyung memotong ucapan sang adik lalu menatap adiknya tajam. "Jihoon benar Jungkook! ... Kau sudah besar dan berhenti bergantung padaku, aku memiliki hak untuk berteman dan menganggap siapapun sebagai adikku termasuk Jihoon"Jungkook menatap tak percaya sang kakak. "Sudah saatnya kau belajar mandiri seperti Jihoon-- "Berhenti menyamakanku dengannya hyung!!!"Jungkook menunduk dengan tangan terkepal. "Kenapa? karena dia tidak manja sepertimu?"Sarkas Taehyung tajam. "A-aku--- "Dan mulai sekarang Hyung harap kau merubah sikapmu, kau pikir aku tak risih ditempeli terus"Jungkook lagi-lagi merasa mencelos mendengar ucapan menyayat hati dari Taehyung. "Berhenti mengangguku lagi Jungkook"Dan setelahnya Taehyung berlalu dari sana menyisakan Jungkook yang masih berdiri membeku menatap dirinya yang merangkul hangat Jihoon meninggalkan adiknya. Tanpa sadar tatapan penuh luka syarat akan kecewa terpancar dari mata doe adiknya yang sudah tak dapat membendung tangis. ▪ ▪ ▪ ▪ Yoora yang bersiap-siap hendak pergi ke kantor suaminya dikejutkan dengan kehadiran si bungsu yang berdiri kaku diambang pintu, raut letih dan mata sembab terlihat jelas diwajah anak itu membuat Yoora mendekat dengan tatapan khawatirnya. "Sayang ... ka--- Brugh! ■■■■■■
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN