Setelah melewati harinya, Taehyung pulang ke Mansionnya saat hari sudah menjadi gelap, namun hanya mendapati mansion itu yang masih sepi. Dia mengernyit menatap ke sekeliling mencoba mencari keberadaan sang adik ataupun Eommanya disana, namun nihil.
"Huft ... Anak itu pasti marah padaku"Gumamnya mengingat ia sendiri yang meninggalkan adiknya sendirian di taman, suatu hal yang tak pernah di lakukan Jeon Taehyung dalam hidupnya pada sang adik. Apalagi mengingat kata-kata yang dilontarkannya, Taehyung berharap Jungkook tak mengambil pusing atau memasukkannya dalam hatinya. Dia tengah dilanda emosi juga perasaannya yang campur aduk, mencoba berperang pada egonya yang mengatakan ia iri pada Adiknya yang jelas-jelas anak itu segalanya untuknya.
"Kau sudah pulang?"Lalu Taehyung terkejut saat mendapati Yoongi menuruni anak tangga dengan wajah bantalnya, Taehyung kira hanya dirinya yang tertinggal disini.
"Hyung ... Kemana semua orang?"Tanyanya membuat Yoongi mengedikkan bahunya acuh.
"Aku juga tidak tau, Sore tadi keadaan Mansion sudah sepi seperti ini"Jawab Yoongi sekenanya, lalu seorang pelayan melewati mereka membuat mereka spontan bertanya.
"Bi dimana semua orang?"Tanya mereka bersamaan membuat wanita paruh baya dengan seragam pelayan itu menatap mereka berdua.
"Saya tidak tau Tuan"Jawabnya pelan membuat Taehyung menghembuskan nafasnya berat, namun karena tubuhnya yang lelah, dia memilih untuk berlalu ke kamarnya dan istirahat berpikir besok pagi ia pasti sudah menemukan semua anggota keluarganya.
°°°°°°°°°
Taehyung keluar dari kamarnya dengan seragam yang sudah melekat ditubuhnya, saat dia melewati kamar sang adik, dia tergugu dengan perasaan ragu membuka kamar itu yang ternyata masih kosong seperti semalam membuatnya mengernyit.
"Kemana anak itu?"Tanyanya entah pada siapa lalu melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga dan lagi-lagi hanya menemukan Yoongi yang tengah memakan sarapannya seorang diri.
"Hyung?"Panggilnya membuat Yoongi menoleh kearahnya, mengerti akan tatapan penuh tanya sang adik, Yoongi menjawab.
"Kata paman Kwon, Appa pulang tadi malam, tapi sudah larut kemudian pergi lagi"Jawabnya, Yoongi menghela nafas panjang.
"Jin hyung juga pulang tadi pagi sekali, tapi dengan terburu-buru pergi lagi. Sebenarnya ada apasih, kenapa hanya kita berdua yang jadi orang bodoh di sini?"Yoongi bergumam dan Taehyung mengangguk setuju.
▪
▪
▪
▪
"Tae!"Taehyung berhenti melangkah saat mendengar suara Jimin memanggilnya dari belakang, dia berbalik dan mendapati sepupu bantetnya sudah terengah-engah sampai dihadapannya.
"Ku kira kau tidak akan masuk"Jimin berbicara sembari mengatur nafasnya.
"Kenapa aku harus tidak masuk sekolah?"Tanya Taehyung tak mengerti membuat Jimin mengernyit bingung.
"Kau tidak tau?"Jimin menatap Taehyung dengan pandangan yang sulit di definisikan.
"Maksudmu?"Jimin kemudian menatap Taehyung tak percaya.
"Jungkook masuk rumah sakit Tae ... Aku tidak percaya kau tidak tau akan hal itu"Taehyung membeku, dia menatap Jimin seolah mencari kebohongan di manik mata sipit sepupunya itu namun tak sedikitpun menemukan tanda-tanda bahwa sepupunya itu berbohong.
Menjadikan Taehyung mengambil langkah cepat yang dengan segera di cegat oleh Jimin.
"Mau kemana?"Tanya Jimin, Taehyung tak menjawab dan dengan terpaksa Jimin mengejar Taehyung untuk menyamakan langkah pemuda itu.
"Aku benar-benar tak menyangka kau tidak tau Tae"Jimin berbicara serius, Taehyung mengabaikannya.
"Kalau kau ingin melihat keadaannya percuma"Taehyung sontak berhenti lalu menatap Jimin bingung.
"Kata Jin hyung, dia hanya kelelahan tapi sudah membaik, mungkin sekarang sudah boleh pulang"Taehyung menunduk dengan tangan terkepal.
Perasaan terabaikan lagi-lagi menyerangnya, bagaimana bisa adiknya sakit dan tak satupun ada yang memberitahunya.
Atau dia memang tak tau, sakitnya sang adik penyebabnya adalah dirinya sendiri.
Entahlah ...
▪
▪
▪
▪
Taehyung terdiam tak seperti Jimin yang berlari menyambut Jungkook ketika anak itu turun dari mobil, pemandangan yang sangat biasa dimana Jimin yang memeluk leher anak itu erat kemudian mengacak surainya gemas dan respon Jungkook hanya tertawa, meski terlihat lemah dan pucat anak itu tetap tak bisa menyembunyikan tawanya.
Lalu saat mereka semua melangkah masuk dan tinggal selangkah lagi Jungkook berada dihadapan Taehyung, Taehyung tersenyum penuh sesal pada sang adik yang entah kenapa saat melihat dirinya, anak itu melunturkan senyumannya.
"Kookie-ah Hyung mencari-----
Menjadikan pemandangan yang tak biasa bagi semua orang saat Jungkook melewati Taehyung begitu saja bahkan anak itu terlihat enggan hanya untuk menatap sang kakak kesayangan.
Dan Taehyung mematung, tidak ada yang lebih sakit saat melihat sikap adiknya seperti tak menganggapnya ada.
Padahal kenyataannya dialah yang memaksa sang adik seperti sekarang.
"Kau berhutang banyak penjelasan pada Eomma ... Tae"Ujar Yoora membuat lamunan Taehyung buyar.
Dulu, Taehyung dan Jungkook itu seperti Air dan Api, dimana Taehyung yang menjadi api dan Jungkook sebaliknya.
Jika Taehyung marah maka hanya Jungkook lah yang dapat menenangkannya, Memadamkan kemarahannya hanya dengan senyuman dan tingkah lucu anak itu.
Lalu sekarang Jika api dalam diri Taehyung terbakar, disisi lain Jungkook sudah tak mau lagi menjadi air untuk memadamkannya.
Apa yang ia akan lakukan?
■■■■■