Se-kyun membelai pelan setiap bekas luka bakar di wajahnya, dibalik jerusi besi dia memandang kosong ke depan.
"Maaf! maafkan Eomma Jihwa ... Mungkin sebentar lagi Eomma akan menyusulmu dan seharusnya Eomma membawakan mu seorang teman seperti janjiku, maafkan Eomma sayang" Rintihnya seorang diri disana.
°°°°°°°°°
Yoora bersedekap d**a dengan pandangan fokus ke luar jendela, menyaksikan putra bungsunya tengah bersenda gurau dengan suaminya dibawah sana. Di belakangnya sosok Taehyung menunduk terduduk diranjang.
"Apa Eomma akan memarahiku soal Jungkook?"Tak tahan dengan keheningan yang terjadi, Taehyung angkat bicara membuat Yoora spontan mengalihkan atensinya sepenuhnya pada putra ketiganya itu.
"Taehyung-ah mengertilah ... "Taehyung bangkit dengan sorot mata tajam.
"Apa yang harus ku mengerti Eomma, sedangkan aku pun tak tau kenapa sikap kalian berbeda pada kami"Setelah ucapan itu keluar dari mulutnya, sedikit lebih banyak Yoora mengerti keadaan yang menimpa kedua putranya.
"Jadi itu alasannya kau menjauhi adikmu"Yoora menghembuskan nafasnya berat.
"Kemana Taehyung yang dulu sangat menyayangi adiknya heum?"Taehyung menunduk, dia juga tidak tau kenapa dia bisa sampai seperti ini.
"Perbaiki semuanya, dan minta maaflah pada adikmu"Lalu dia mengangkat wajahnya.
"Kenapa harus?"
"Karena kau akan 'menyesal' jika tau alasannya"Taehyung menyalak tak terima.
"Maka beritahu aku Eomma ... Kenapa kalian mempersulitnya?"Yoora mendekat lalu menatap dalam mata sang anak.
"Pergi minta maaf, dan lindungilah adikmu seperti dulu!"
"Eomma!"Taehyung sedikit meninggikan suaranya.
"Adikmu tidak akan bisa lagi seperti dulu Tae ... Sayangilah dia"Yoora memejamkan matanya erat.
"Kenapa?"Lirih Taehyung.
"Karena dia sedang dalam keadaan 'tidak baik-baik saja' " Setelahnya Yoora berlalu meninggalkan Taehyung yang sama sekali tidak bisa mencerna ucapannya.
°°°°°°°°°°
Setelah dari semalam Taehyung tak bisa tidur karena mengingat pembicaraannya dengan sang Ibu membuat langkah Taehyung sampai pada pintu berwarna cokelat tua itu, kamar adiknya.
Menghela nafas berat sebelum akhirnya dia memilih memutar knop pintu dihadapannya, dia tau anak itu masih kecewa dengannya. Namun hal yang di lihatnya pertama kali mampu membuat degup jantung berdetak hebat.
"JUNGKOOK!"Paniknya menghampiri anak itu yang terduduk bersandar dilemarinya dengan pecahan gelas berserakan dihadapannya.
Wajah anak itu memucat dengan keringat dingin menghiasi pelipisnya, terlihat sekali sedang mengatur nafasnya yang memburu.
"Apa yang terjadi hah?"Tanya Taehyung hendak memapah tubuh anak itu sebelum ditepis kasar oleh sang empunya.
Menjadikan Taehyung mematung sesaat, namun meski mendapat penolakan dirinya tetap memvawa tubuh anak itu ke ranjangnya.
"P-pergi!"Lirih Jungkook sontak membuat Taehyung menggeleng dengan raut frustasinya.
"Kau kenapa heum?"Tanyanya lembut membuat anak itu memalingkan wajahnya.
"Bukan urusanmu, pergi dari kamarku sekarang!"Meski sakit tapi Taehyung sadar ini karena dirinya, menjadikannya menarik tubuh anak itu ke dalam dekapannya yang langsung mendapat berontakan kecil dari tubuh anak itu.
"Kau jahat hyung hiks ... pergi! kau sudah tak menyayangiku lagi hiks hiks"Taehyung luar biasa lebih sakit saat adiknya menangis karena dirinya.
"M-maaf"Hanya itu yang dapat terlontar dari mulutnya tapi mampu membuat isakan dari sang adik tak terdengar.
"Seharusnya kau tidak membuang air matamu karena hyungmu yang bodoh ini"Jungkook melonggarkan pelukannya lalu menatap Taehyung lemah.
"Kau tau sendiri hyung seperti apa untukku"Taehyung kembali membawa anak itu ke dalam pelukannya.
"Hyung menyayangimu saeng sampai kapan pun ... maafkan hyung"
Dan untuk yang kesekian kalinya Jungkook dengan senang hati memaafkan sang Kakak karena faktanya dia memang terlalu dekat dengan Taehyung.
Kalian/kita bisa apa?
▪
▪
▪
▪
"Ekhem!"Jungkook berdehem membuat dua sejoli yang sedang saling memeluk itu gelagapan seketika, sementara Jungkook dengan santai dan senyuman lebarnya menghampiri sang Ibu yang sudah memerah karena malu.
"Eomma dan Appa sedang ngapain?"Tanyanya polos, Yoora menggeleng kikuk dalam hati merutuki sang suami yang lupa mengunci pintu kamar mereka.
Jungkook tak ambil pusing yang terjadi antara kedua orang tuanya, dia hanya terus tersenyum dari tadi.
"Putra Appa tengah bahagia rupanya!"Jinwoon mencoba menggoda anak itu yang langsung menggelengkan kepalanya.
"Eomma aku membawakanmu Bunga!"Mengabaikan sang ayah anak itu dengan semangat menyerahkan setangkai bunga untuk Ibunya, Yoora tersenyum ke-Ibuan dengan tangan terangkat untuk mengusap kepala anak itu.
"Terima kasih sayang"Jungkook melunturkan senyumannya.
"Eomma tidak tanya aku dapat darimana?"Yoora hanya terkekeh dengan cepat mengecup pucuk kepala anak itu.
"Aku memetiknya di taman bunga Eomma lo"Jinwoon hanya menatap bergantian putra bungsunya dan Istrinya yang sudah terlihat mematung.
Sementara Jungkook tetap menunggu reaksi Ibunya yang marah, dia berharap Ibunya sama seperti dulu.
"Eomma tidak mengejarku, menghukumku, atau memukulku?"Yoora tersentak, rasa sesak kini kembali menyergap dadanya.
"Aku ingin Eooma yang seperti dulu, lalu aku berlindung dibalik tubuh Appa"Yoora tiba-tiba memeluk tubuh anak itu erat, sementara Jinwoon berharap penuh pada sang istri agar dapat mengendalikan emosinya supaya tidak menangis dihadapan si bungsu.
"Sayang ... Ayo ikut Appa"Jinwoon segera bertindak saat melihat Yoora terlihat tengah mati-matian menahan tangisnya.
°°°°°°°°
Jungkook menuruni anak tangga dengan semangat, pakaiannya yang rapi pagi ini membuat Taehyung mengernyit menatap adiknya bingung.
"Kookie-ah mau kemana?"Tanyanya berusaha terlihat biasa meski dalam hati merasa canggung pada adiknya. sementara Jungkook membalas dengan senyumnya.
"Jimin hyung mengajakku jalan-jalan hari ini"Taehyung masih tersenyum berjalan mendekat hendak mengusak surai adiknya namun anak itu dengan segera menghindar.
Membuatnya membatu, Jungkook memang telah memaafkannya namun hubungannya dengan sang adik tak serta merta seperti dulu lagi, Anak itu hanya akan bicara jika ia yang memulainya, tersenyum untuk membalasnya dan itu lebih menyakitkan bagi Taehyung apalagi Jungkook selalu menghindari kontak fisik dengannya.
Lalu saat bunyi klakson mobil Jimin terdengar, Taehyung tersadar dari lamunannya menatap sendu punggung sang adik yang dengan semangat keluar mansionnya.
"Dulu, kemana pun kau pergi. Kau selalu mengajakku saeng"Dia bergumam lirih.
▪
▪
▪
▪
"Taetae hyung aku--- " Ucapan Jungkook mengambang di udara saat melihat sang kakak kedatangan tamunya.
Jihoon menyapanya ramah saat melihatnya menuruni anak tangga yang di balas tak kalah ramah olehnya, meski dalam hati ingin sekali menendang anak itu jauh dari kakaknya.
"Kami berencana pergi bersama, Jungkook-sshi apa kau ingin ikut?"Tanya Jihoon, Taehyung menatap sang adik penuh harap.
Sementara Jungkook menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal lalu memasang senyuman palsunya.
"Sebenarnya, tadi aku ingin mengajak Taetae hyung ke rumah sakit menemui Jin hyung, tapi karena kalian sudah berjanji, nanti aku mengajak Jimin hyung saja"Senyumnya mengembang.
Karena Jungkook sadar, dirinya bukanlah prioritas utama kakaknya lagi, maka dari itu dia berusaha menjaga jarak dengan Taehyung, terlebih kata-kata yang dilontarkan Taehyung masih mampu membuat hatinya berdenyut sakit apabila ia mengingatnya. Taehyung tak membutuhkannya lagi, Jungkook sadar itu.
Sementara lain dengan Taehyung yang spontan mengepalkan tangannya kuat mendengar penuturan sang adik, hingga tanpa sadar dia menarik lengan anak itu kasar membuatnya meringis, matanya berkilat tajam. Bagaimana bisa anak itu menggantikan posisinya dengan Jimin?
"b******k! sebenarnya apa mau mu hah?"Hardiknya tajam, Jihoon sampai terkejut.
"Argggh H-hyung lepas!!"
■■■■■■■