"Argggh H-hyung lepas!!"
Jungkook meringis melihat pergelangan tangannya yang memerah dengan Taehyung yang masih menatapnya tajam.
"Jihoon-ah"Panggil Taehyung dengan mata yang tak melepas pandangan dari Jungkook membuat Jihoon menatapnya penuh tanya.
"Kita bisa pergi lain kali"Lanjutnya. Jihoon mengangguk ragu lalu dengan langkah pelan pergi dari sana.
Jungkook menatap kosong kepergian Jihoon lalu menyentak kasar tangan Taehyung dari pergelangan tangannya.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu hyung!"Nadanya sedikit meninggi membuat Taehyung mengeraskan rahangnya.
"Kau sudah berani padaku hah?"Geramnya membuat Jungkook menggelengkan kepalanya tak percaya pada kakaknya itu.
"Kau berubah hyung!"Lirihnya.
"KAU YANG MEMBUAT KU BERUBAH b******k!"
"Berhenti berbicara kasar padaku, kau bukan hyungku!!!"
Plak!
Taehyung memejamkan matanya erat, untuk yang kesekian kalinya ia kelepasan. Karena itu, dia mencoba mengatur emosinya lalu melembutkan tatapannya pada adiknya yang menundukkan kepalanya didepannya.
"Dengar! Aku hanya kecewa dengan sikapmu, kau seolah berusaha menjauhiku Jungkook. Kau hanya memikirkan dirimu!"Jungkook menatap Taehyung penuh luka, bahkan sebelah pipinya masih memerah.
"Lalu aku harus apa hyung?"Jungkook mengepalkan tangannya kuat.
"Bukankah kau yang bilang risih ditempeli terus olehku, bukankah kau yang bilang aku terlalu bergantung padamu, bukankah kau yang bilang agar aku tak lagi menganggumu. Aku mengabulkan semuanya hyung, lalu sekarang kenapa kau marah?"Jungkook mengusap air matanya sementara Taehyung telak bungkam.
"Aku sakit hyung, bahkan kau secara tak langsung mengatakan bahwa Jihoon lebih baik menjadi adikmu dari pada aku"Jungkook menggigit bibir bawahnya menahan isakan.
"Aku sudah memikirkan semuanya, aku sudah berjanji untuk tidak mengganggumu lagi"Taehyung mendongak menatap sang adik sarat akan penyesalan.
"Jungkook berhenti berbicara omong kosong!"Jungkook semakin terisak.
"Ada apa ini?"Jin masih dengan setelah jas putihnya datang diantara kedua adiknya.
Kemudian begitu terkejut mendapati kedua anak itu tengah berselisih paham.
"Kalian bertengkar?"Tanyanya mendekat kearah keduanya.
"Kau bisa melihatnya sendiri hyung hiks. Kenapa bertanya?"Jin terlonjak mendapati adik bungsunya yang kacau tapi masih bisa-bisanya berbicara jengkel padanya.
"Taehyung kau apakan adikmu?"Tanyanya merubah rautnya menjadi marah saat melihat pipi Jungkook ada bekas kemerahan disana.
Hening, tidak ada yang menjawab.
"Taehyung jawab!"Taehyung menatap dengan pandangan yang sulit di artikan Jin yang untuk pertama kalinya berbicara dengan nada dingin padanya.
"Kau menamparnya?"Tanya Jin tak percaya pada adik ketiganya itu. Jungkook yang melihat ketegangan yang terjadi antara kedua kakaknya semakin terisak.
"TAEHYUNG!"Bentak Jin membuat kedua adiknya terkejut.
Tak mendapat jawaban dari Taehyung membuat Jin murka hingga tanpa sadar mengangkat tangannya hendak melayangkan sebuah tamparan sebelum tangannya ditepis langsung oleh Yoongi yang datang entah darimana.
"Bukankah kau terlalu berlebihan hyung?"Tanya Yoongi menyembunyikan tubuh Taehyung di balik tubuhnya.
"Berlebihan?"Jin terkekeh sinis.
"Anak ini sudah berani menyakiti Jungkook, kau bilang berlebihan?"Yoongi menghela nafas berat.
"Dan Jungkook tidak seharusnya menjadi lemah hyung, dia sudah besar. Kau kekanakan!"Hardik Yoongi, Taehyung hanya menunduk dalam diam.
"Kau tidak usah membela Taehyung Yoongi! kau tidak tau apa-apa"Balas Jin, matanya memerah berkilat amarah.
"Ka---
Ucapan Jin terhenti saat mendengar Jungkook berbisik lirih dibelakang tubuhnya.
"Hyung ... Dadaku sesak!"
Menjadikan dirinya segera menoleh ke belakang dan mendapati anak itu sudah memegang dadanya dengan peluh disekitar pelipisnya.
"Kita ke kamar sekarang"Ujarnya memapah tubuh itu menaiki anak tangga mengundang tatapan bingung dari Yoongi dan Taehyung.
▪
▪
▪
▪
"Seharusnya kau tidak datang hyung, semuanya semakin runyam ditambah lagi kita seperti berperang dengan Yoongi hyung dan Taetae hyung"Jungkook memanyunkan bibirnya setelah menelan habis obat yang di beri Jin barusan membuatnya merasa lebih baik.
"Jangan dipikirkan, hyung akan menyelesaikan semuanya!"Tutur Jin lembut membuat anak itu mengangguk kemudian berbaring.
"Akhir-akhir ini kau begitu baik hyung? hyung sehat kan?"Jin memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan sang adik.
"Ah aku tau"Seru anak itu semangat.
"Pasti karena aku habis sakit kan hyung? hyung takut aku kenapa-kenapa lagi kan? ... Aaaaaa aku terharu sekali"Lagi-lagi Jin dibuat mendengus akan ucapan anak itu.
"Tidak ada yang tidak takut melihatmu berbaring bak mayat dirumah sakit Jungkook, jangan bercanda!"Balasnya jengah. Jungkook terkekeh seakan dalam sekejap mata mood anak itu berubah.
"Aku tau kau begitu menyayangiku hyung, tapi tenang saja. Aku sudah merasa baik-baik saja sekarang"Jungkook menghembuskan nafasnya panjang.
"Dua atau tiga hari kedepan pasti sudah bisa menjahilimu seperti dulu"Dan lanjutan dari ucapannya membuat Jin mematung namun mampu mengendalikan ekspresinya menjadi tersenyum tipis pada sang adik.
"Istirahatlah!"Balasnya nyaris berbisik, menaikkan selimut anak itu sebatas d**a lalu mencium keningnya penuh sayang.
"Kau benar-benar berbeda hyung, aku jadi takut sendiri"Dengan wajah polosnya anak itu berbicara sembari menutup wajahnya dengan selimut membuat Jin tersenyum kecil sebelum akhirnya memilih melangkah pergi dari sana.
Setelah menutup pintu kamar itu, Jin dibuat terkejut dengan kehadiran Yoongi yang berdiri kaku disana. Dia hendak berlalu sebelum tangan adik keduanya itu menahannya.
"Hyung ku mohon jangan sembunyikan apapun dariku"
°°°°°°°°°
Yoora menghela nafas menatap penuh harap si bungsu yang menatap tanpa minat hidangan makanan didepannya.
Anak itu sama sekali tak turun untuk sarapan dan setelah Yoora mengecek keadaannya ternyata ia tak bisa memasukkan makanan ke dalam perutnya yang seolah menolak.
"Sedikit saja sayang ... "Paksanya. Jungkook menggeleng.
"Percuma Eomma, mereka-"Tunjuknya pada makanan itu.
"Pada akhirnya akan keluar juga"Lanjutnya dengan merengut.
Ceklek!
Lalu pintu kamarnya kembali terbuka menampilkan Jinwoon yang masuk dan langsung melemparkan tatapan bertanyanya pada sang Istri yang terdengar frustasi.
"Anakmu tak mau memakan sarapannya"Jawab Yoora, Jungkook mengangguk lesu.
"Sayang kenapa tidak dimakan? ... Appa akan menyuapimu okay!"Jungkook menatap ayahnya antusias.
"Dengan senang hati, Appa"Yoora menatapnya horror, sedari tadi anak itu menolak dengan alasan makanan-makanan itu akan keluar lagi, dan sekarang?
"Yakk!"Teriaknya. Ingin sekali memasukkan anak itu kembali ke dalam rahimnya.
▪
▪
▪
▪
Yoongi menatap sedih sebuah kertas dihadapannya.
"Aku mau kau merahasiakan ini dari Taehyung, karena diantara kita semua hanya dia yang tak dapat mengendalikan emosinya"Jin menutup erat matanya sesaat.
"Aku tidak mau Jungkook sampai tau keadaannya dan kehilangan senyumannya"Yoongi tak mengerti kenapa air matanya bisa turun membasahi pipinya.
"Jungkook kita bisa sembuh kan hyung?"Lirihnya bergetar.
■■■■■■