Yoongi memasuki kamar adik bungsunya dengan langkah pelan, kemudian tersenyum kecil saat mendapati anak itu sudah terlelap dengan mulut terbuka menampilkan kedua gigi kelincinya yang menyembul lucu.
Dia menyingkirkan poni anak itu yang menutupi matanya, lalu mengecup mata itu pelan. Yoongi membaringkan dirinya di sebelah anak itu lalu memeluknya erat.
Jungkook mengerutkan dahinya dalam tidurnya mungkin sedikit terganggu akan pergerakan Yoongi, namun hanya sesaat sebelum anak itu kembali tertidur dan itu tak luput dari pandangan Yoongi yang terus menatap intens adiknya. Sebelum akhirnya pemuda pucat itu ikut terlelap.
▪
▪
▪
▪
Untuk yang kesekian kalinya Taehyung menghela nafasnya membuat Jimin yang disampingnya mengernyit heran.
"Kau ada masalah?"Tanya Jimin membuat Taehyung menatapnya.
"Masalah tidak pernah jauh dari hidupku Jim"Jawabnya nelangsa tanpa sadar mengundang gelak tawa dari Jimin.
"Aku serius bantet!"Sinisnya melihat Jimin yang tertawa.
"Masalah ada karena kau sendiri yang membuatnya ada"Jimin geleng-geleng kepala.
"Maksudmu?"Tanya Taehyung tak mengerti.
"Terkadang bukan hanya masalah yang datang menghampiri tapi sebaliknya"Taehyung semakin tak mengerti.
"Tanyakan pada hatimu Tae "Taehyung terdiam.
"Soal Jungkook kan?"Taehyung membantu.
"Kau terlalu mengikuti egomu"Jimin berucap santai.
▪
▪
▪
▪
Jungkook membuka matanya perlahan, sontak memekik kecil saat melihat intensitas Yoongi didepan wajahnya.
"Sejak kapan dia berada disini?"Tanyanya tak suka, masih sangat merasa kesal akan ucapan kakaknya itu yang mengatainya lemah.
Kemudian anak itu tersenyum penuh arti. Menggerakkan kedua tangannya pada Yoongi yang terlelap.
"HYUNG DOR!!!"
Sontak tertawa terpingkal-pingkal saat Yoongi terbangun dengan wajah luar biasa terkejutnya.
"Jhahahaha ... Ekspresimu itu hyung! astaga haha"
Tau ekspresi Yoongi seperti apa sekarang?
"Kau--"Geramnya, wajahnya memerah telak, pandangannya menusuk membuat Jungkook menghentikan tawanya lalu menormalkan ekspresinya.
"Kenapa?"Tanya anak itu dengan raut wajah tanpa dosanya, bahkan terlihat dia yang lebih marah sekarang. Kalau Yoongi tidak ingat kondisi anak itu mungkin Jungkook sudah basah kuyup di kolam renang karena dilemparnya.
"Kenapa tidur disini? tidak malu tidur sama orang lemah?"Sindir Jungkook bangkit dari ranjangnya dan Yoongi hanya menghembuskan nafasnya berat.
"Maafkan hyung"Ujarnya pelan membuat Jungkook mendengus.
"Tidak ada kata maaf selama perkataan hyung yang kemarin masih terngiang diotakku"Yoongi membelalak sementara anak itu sudah menutup keras pintu kamar mandinya.
"Anak itu memaafkan Appa yang bahkan berselingkuh didepan matanya tapi kenapa tidak berlaku padaku"Gumam Yoongi lalu kembali tertidur di ranjang anak itu. Karena sungguh, dirinya masih sangat ngantuk sekarang.
°°°°°°°°
Jinwoon dan Yoora saling pandang menatap keempat putra mereka yang memakan sarapan mereka dalam diam, tidak seperti biasanya.
"Kalian kenapa?"Tanya Jinwoon menatap bergantian keempatnya.
"Aku sedang marah Appa"Dan si bungsu lah yang pertama kalinya menjawab membuat kedua orang dewasa disana mengernyit.
"Marah karena? lalu kenapa ketiga kakakmu juga ikut terdiam"Jungkook melirik bergantian para kakaknya.
"Kan aku marah pada mereka Appa, kecuali Jin hyung."Jinwoon dan Yoora kembali saling tatap sesaat.
"Marah kenapa sayang?"Tanya Yoora lembut.
"Aku marah pada Yoongi hyung dan tidak mau dekat-dekat lagi dengan Taetae hyung!"Jawabnya jujur. Sontak kedua pemuda pemilik nama yang disebutkan barusan langsung tersedak makanan mereka masing-masing.
"Iya sayang, tapi kau marah kenapa?"Gemas Yoora.
"Sudahlah Eomma ... Hari ini aku ingin mengunjungi bibi Jihyun, Sudah lama sekali aku tak pergi kesana. Ayo hyung!"Ujarnya menarik tangan Jin bangkit, bahkan kakak sulungnya itu sama sekali belum menghabiskan makanannya.
"Yakk bocah!"Jin protes.
"Sekalian ... Hyung kan mau kerumah sakit!"Balas anak itu menyunggingkan senyumannya.
"Biarkan aku yang menjemputnya nanti"Yoongi menimpali kalem yang dibalas dengusan sebal Jungkook. Namun anak itu tak membantah.
"Kookie---
"Eomma tenang saja, Jimin hyung kan sangat menyayangiku! dia pasti menjagaku dengan baik"Potong anak itu cepat melihat tatapan khawatir Yoora. Dengan penekanan disetiap kata yang dilontarkannya sembari melirik dalam diam Taehyung yang tak berekspresi apapun.
▪
▪
▪
▪
Yoongi dan Jungkook memasuki Mansion mereka dalam keadaan hening, sejak Yoongi menjemput anak itu, Jungkook hanya terdiam tak sedikitpun membuka suara padanya membuatnya berpikir bahwa adik bungsunya itu memang beneran marah padanya.
Saat mereka melewati ruang tengah, mereka mendapati Taehyung yang tengah bercanda dan tertawa bersama dengan seorang pemuda seumuran Jungkook. Yoongi mengernyit kemudian menatap Jungkook yang tak menunjukkan reaksi apa-apa, anak itu hanya berlalu tanpa sepatah kata apapun tapi mampu menyita perhatian Taehyung dan Jihoon yang menatap punggung sempit Jungkook dengan pandangan yang berbeda-beda. Jika itu dulu, Jungkook pasti marah dan melarang siapapun mendekati Taehyung namun berbanding terbalik dengan sekarang. Anak itu bahkan terlihat tak marah sedikitpun.
Karena Yoongi memang tak tau, dalam diamnya Jungkook sedari dia menjemputnya, adiknya itu tengah menahan pening karena terlalu kelelahan bermain bersama Jimin. Tubuhnya lemas dan tak sedikitpun bisa memikirkan apapun selain istirahat, bahkan saat menaiki anak tangga anak itu berusaha mempertahankan kesadarannya karena matanya yang memberat.
▪
▪
▪
▪
"Aku akan memanggilnya!"Yoongi berujar sembari berbalik saat tak mendapati keberadaan Jungkook di meja makan yang langsung disetujui kedua orang tuanya.
Ceklek!
Yoongi masuk ke dalam kamar itu dan tak mendapati Jungkook diranjangnya, dia kalut hendak mengecek ke kamar mandi sebelum ...
"H-hyung?"Panggil Jungkook yang ternyata terduduk bersandar ditembok samping pintu kamarnya.
"Astaga! kau kenapa?"Tanya Yoongi berjongkok pada sang adik yang menggeleng lemah.
Wajah anak itu pucat, dan matanya berkaca-kaca terlihat menahan tangis.
"Saeng!"Panggil Yoongi lembut.
"A-aku ingin turun makan malam hyung, tapi aku tak kuat berjalan hiks"Lirih anak itu pelan sesekali mengusap air matanya yang entah sejak kapan turun.
Yoongi menghela nafas panjang lalu memapah tubuh anak itu ke ranjangnya.
"Tubuhku seperti tak memiliki sedikitpun tenaga hyung hiks hiks ... Aku sangat takut!"Yoongi memeluk anak itu erat.
"Kau tidak usah takut heum? hyung disini"Ujarnya menenangkan anak itu. Kemudian melonggarkan pelukannya dan menatap dalam anak itu yang pandangannya sayu.
"Apa perlu aku panggilkan Jin hyung?"Jungkook sontak menggeleng lemah.
"Aku akan mengacaukan semuanya, mungkin aku hanya lelah hyung"Dia sudah berhenti terisak.
"Hyung kenapa lama sekali?"Lalu Taehyung masuk ke dalam kamar itu, tatapan sayu Jungkook bertemu dengan tatapan penuh kebingungan Taehyung.
Tak ada sedikitpun diantara keduanya untuk membuka suara bahkan sekedar untuk saling menyapa. Ini berlangsung semenjak Taehyung menampar anak itu kemarin, mereka seperti orang asing sekarang.
"Hyung! aku sudah tak apa-apa ... Sebaiknya kau turun, semua sudah menunggumu dibawah"Jungkook tersenyum dan Yoongi menghela nafasnya menatap bergantian kedua adiknya.
"Kalian membutuhkan waktu untuk bicara"Tegas Yoongi bangkit hendak keluar sebelum tangan adiknya menahannya.
"Hyung! ku mohon"Lirih Jungkook lagi-lagi membuat Yoongi menghela nafas.
Bahkan Taehyung terlihat sama sekali tak peduli, seharusnya ia menyelesaikan peliknya bersama Jungkook karena dia lebih dewasa namun dia yang malah mendiamkan sang adik.
"Taehyung keluarlah, aku akan menyusul"Ujar Yoongi membuat Taehyung mengangguk ragu lalu membawa tungkainya pergi dari sana dan Yoongi dengan telaten memberikan Jungkook obatnya, Sementara anak itu hanya memandang nanar kepergian Taehyung.
°°°°°°°°°°
Jungkook menopang dagunya dengan kedua tangannya, disampingnya Jimin duduk tengah sibuk dengan ponselnya, Sementara didepan mereka terlihat Jihyun dan Jinwoon tengah bersitegang, entah apa yang membuat mereka berdua begitu saling emosi hingga tak memperdulikan kedua putra bungsu mereka masing-masing tengah menatap mereka bosan.
"Hyung kenapa wajahmu kesal begitu?"Jungkook menatap Jimin lalu anak itu tersenyum pongah.
"Ah kau pasti ditolak oleh seorang gadis kan?"Jimin mengalihkan atensinya dari ponselnya lalu menatap Jungkook dengan kening berkerut.
"Ku tebak, gadis itu lebih tinggi darimu makanya kau ditolak kan?"Raut bingung Jimin berubah sekejap mata menjadi memerah karena amarah.
Dia hendak protes sebelum Yoora datang diantara keduanya, Sementara Jungkook malah sibuk tertawa.
"Sayang sudah, sebaiknya kau istirahat sekarang!"Ujar Yoora lembut melewati kedua anak itu disofa lalu melangkah ke suaminya dan kakak iparnya yang masih bersitegang.
"Hyung nanti kalau Appaku sudah tidak berdebat dengan Eommamu lagi, bangun kan aku ya"Pinta anak itu, Jimin hanya meliriknya malas, masih kesal dengan anak itu.
"Heum"Hingga dia hanya membalas dengan gumaman.
Jungkook hendak memasuki alam mimpinya sebelum Sejeon yang datang entah darimana melewati mereka berdua hanya untuk berlari memeluk Ibunya.
Semuanya terkejut. Apalagi Jinwoon dan Jihyun. Terlebih lagi Yoora.
"Akhirnya aku menemukanmu Kim Yoora"Yoora lebih terkejut lagi saat kakak iparnya itu menyebut marga sebelumnya apalagi dengan mata berkaca-kacanya Sejeon dan tubuhnya yang bergetar seperti menahan tangis.
■■■■■■