bc

Berapa yang Kau Dapat dari Suamiku

book_age16+
2.9K
IKUTI
19.2K
BACA
drama
city
office/work place
cheating
like
intro-logo
Uraian

Warning 18++

Yasmine Roselia menemani suaminya dari nol hingga memiliki jabatan penting di perusahaan. Namun, setelah memiliki segalanya, Asraf mulai lupa diri hingga berani menjalin hubungan terlarang dengan sekretarisnya, Maurina.

Mengetahui sang suami telah berkhianat, Yasmine memutuskan untuk berpisah dan membawa putri kecil mereka bersamanya.

Namun siapa sangka, dalam waktu bersamaan kenyataan lain lebih mengejutkan saat Yasmine mengetahui wanita yang selama ini dicintai Vincenzo Andera, kakak angkatnya sendiri.

"Aku akan bertahan bagaimanapun kondisi pasanganku, selama itu bukan pengkhianatan." Yasmine Roselia.

Bagaimana kelanjutan kisah Yasmine?

Cover by: Canva

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1 Memergoki Pengkhianat
Jika kamu dikhianati, lepaskan kekecewaan sekaligus. Dengan cara itu, kepahitan tidak memiliki waktu untuk berakar.—Toba Beta. . Ting. Saat pintu lift berdenting, jantungku pun sama. Ikut bendenting, bahkan lebih hebat kadar getarannya. "Yasmine?" panggil seseorang yang berdiri di depan pintu lift yang baru saja terbuka, dengan terbata. Lalu, langsung menepis tangan seorang wanita yang mengapit lengannya. "Kau!" Aku memegang erat tangan seseorang di sampingku yang terasa bergetar, dengan erat. Agar tidak menghabisi seorang laki-laki yang tampak keren dalam balutan jas kantornya, yang masih berdiri mematung bersama seorang wanita di hadapan kami. "Lepas Yasmine. Biar kukirim b*****h itu ke neraka!" "Sabar, Kak. Jangan gegabah. Biar kita hadapi masalah ini dengan kepala dingin," ujarku sembari menarik Kak Vincen keluar dari lift. Sekarang kami berdiri di hadapan pasangan laknat itu dengan jarak yang hanya beberapa centi saja. "Tadinya ingin sengaja kupergok, eh ketemu di sini." Mata Mas Asraf menajam mendengar ucapanku. "Maksud kamu apa, Yasmine? Jelas-jelas kamu yang tertangkap sedang berdua dengan laki-laki ini di dalam lift, dan sekarang ingin menuduh suamimu berselingkuh?" cerca Mas Asraf. Pintar sekali memutarbalikkan fakta. Tak hanya hari ini, sudah jauh-jauh hari kuketahui wajah asli orang yang selama inu kucintai. Hingga akhirnya menjadi alasan mengapa cinta itu perlahan memudar. "Memangnya kenapa jika aku berdua dengan laki-laki ini di dalam lift, dia kakakku," tekanku penuh penekanan. Aku memantang tatapan Mas Asraf tak kalah tajam. Biar laki-laki tidak tahu diri itu tahu siapa aku. "Hanya Kakak Angkat, jangan lupa itu." Memang benar, Kak Vincen hanyalah kakak angkatku. Tapi, laki-laki inilah yang selalu menjagaku sejak kecil. Dan laki-laki ini sering berkata, akan menghabisi siapapun yang berani menyakiti adiknya. "Lalu, wanita di sampingmu ini siapa?" "Dia sekretarisku, kamu juga tahu, itu." "Oh, aku baru tahu ada sekretaris yang berani menggandeng tangan atasannya yang sudah beristri." "Jangan bicara kurang ajar pada suamimu, Yasmine!" "Hei, b*****h, jangan membentak adikku!" Melihat Kak Vincen yang mulai tidak bisa mengontrol emosinya, aku panik. Dan mulai mencari jalan tengah agar tidak membuat keributan di tempat terbuka seperti ini. "Bagaimana kalau kita bicarakan masalah ini di dalam ruanganmu saja, Mas. Itu pun kalau kau tidak ingin orang-orang di kantor ini tahu kelakuanmu. Bagaimana?" tawarku pada Mas Asraf. Laki-laki itu tampak mengusap wajahnya frustasi. Sebelum akhirnya membiarkan kami mengikutinya menuju ruangan di ujung sana. "Kamu ikut juga!" perintahku pada sekretarisnya yang belakangan kuketahui bernama Maurina. Bajunya terlalu kurang bahan, pantas Mas Asraf sampai tergoda. "Ba—baik, Bu." "Ayo, Kak Vincen!" . "Jadi, berapa yang kau dapat dari suamiku selama kalian berhubungan?" tanyaku langsung, setelah kami duduk di sofa dalam ruang kerja Mas Asraf. Jabatan suamiku General Manager. Pantas dia mendapat fasilitas ruangan mewah ini dan seorang sekretaris cantik. Hingga membuatnya lupa diri, dan lupa anak istri. "Jawab!" "Yasmine, apa-apaan ...." "Diam kamu, Asraf!" potongku cepat membuat Mas Asraf tidak bisa berbuat apa-apa selain mengepal tangannya. Mungkin karena ada Kak Vincen sekarang, jadi membuatnya sedikit segan. "Jawab Maurina! Apa saja yang laki-laki ini berikan selama kau menjadi selingkuhannya?" "Mo—mobil," jawab jalang itu dengan suara terbata. "Apalagi?" "A—apartemen." Suara wanita di depanku ini terdengar bergetar. Heh, kenapa baru sekarang dia merasa takut, setelah merebut suami orang. "Itu saja?" "Ka—kartu kredit," sambung Maurina dengan wajah menunduk. "Wah, apa itu unlimited? Padahal, aku saja masih diberi uang cash yang hanya beberapa juta per bulan." "Cukup, Yasmine! Kenapa kamu jadi seperti ini?" Mas Asraf terdiam saat aku menatap tajam ke arahnya. "Baiklah. Aku kemari hanya bermaksud menanyakan itu, tidak ada yang lain. Oh ya, Mas, mulai sekarang kamu tidak perlu pulang ke rumah. Pulang saja ke tempat selingkuhanmu. Ayo, Kak Vincen, kita pergi." "Kamu tidak berhak melarangku untuk pulang ke rumahku sendiri, Yasmine," ucap Mas Asraf membuat langkahku terhenti. Aku menoleh dengan senyuman sinis ke arahnya. "Kalau begitu ... biar aku sama Nari yang pergi." "Tidak, Yasmine. Bukan seperti itu ...." Bugh! Aku kembali menoleh dan ... Mas Asraf tampak memegang rahangnya dan seperti kesakitan. "Pak Asraf!" "Aku yang menjaga dan merawatnya dari kecil. Dan kau seenaknya menyakiti adikku. Akan kubuat kau mati sekarang!" Bugh! Bugh! "Kak Vincen, hentikan! "Hentikan, Kak! Jangan kotori tanganmu karena manusia sepertinya!" Aku sedikit lega, karena akhirnya Kak Vincen berhenti menyerang Mas Asraf. "Argh ...!" "Mas, eh, Pak Asraf tidak apa-apa?" tanya Maurina atau yang biasa di panggil Maurin. Aku mengetahuinya dari teman yang juga bekerja di kantor ini. Wanita itu tampak tidak tenang. Gelagatnya ingin menolong Mas Asraf yang kini tampak kesakitan, namun, tidak punya cukup keberanian. Sepertinya. Di hadapanku lagaknya begitu polos dan lugu. Seolah-olah dia yang korban di sini. Padahal, dari foto-foto yang kudapat, ketika bersama Mas Asraf. Tatapannya pada suamiku b1nal sekali. Munafik. "Tolong obati wajahku, Yasmine. Aku kesakitan karena ulah kakakmu. Awas kau, Vincenzo, aku akan membalasmu," ringis Mas Asraf. "Mau balas sekarang, heh? Ayo, maju ke sini!" "Kak, sudah. Ini kantor, jangan terpancing dengannya," ujarku menahan Kak Vincen yang kembali bersiap untuk adu kekuatan dengan suamiku. "Baiklah. Maafkan, Kakak." "Yasmine, kenapa kamu masih berdiri di sana. Cepat obati aku, Sayang." Suaranya penuh permohonan kali ini. Benar-benar buaya. Sekilas aku melirik ke arah Maurin. Wajahnya berubah kecut, meski tidak kentara. Sepertinya dia sakit hati karena barusan Mas Asraf meminta aku mengobati lukanya, dan mengabaikan pertanyaan Maurin. Huft. Setidaknya dia sedikit paham tentang apa yang kurasakan selama ini. "Maurin, apa kamu tidak dengar kalau kekasihmu menyuruhmu mengobati wajahnya? Oh, atau jangan-jangan kalian sudah menjadi suami istri, ya?" "Bu ...." "Apa-apaan kamu, Yasmine?!" bentak Mas Asraf menggelegar. Tubuhku sampai gemetar mendengarnya. Dadaku sakit. Baru kali ini laki-laki bernama lengkap Asraf Abram yang merupakan suamiku sendiri membentakku di hadapan orang lain. Dan itu di depan kekasihnya. "Kau membentakku, Mas?" tanyaku dengan suara bergetar. Sementara tanganku menahan lengan Kak Vincen agar tidak maju menghampiri laki-laki itu. "Bukan begitu, Sayang. Aku hanya tidak mau kamu berbicara seperti itu pada Maurin." "Tapi, yang kukatakan itu benar, kan?" Laki-laki itu tampak menyugar rambutnya kasar. Dia bahkan tidak berniat meminta maaf karena sudah membentakku. "Kenapa diam? Mas tidak bisa menjawabnya, kan? Karena itu benar, kan? Kalian berselingkuh." "Yasmine, sebaiknya kita bicarakan masalah ini di rumah. Tolong jangan buat keributan, ini kantor," mohonnya dengan wajah pias. "Tidak perlu. Aku sudah tahu semua kelakuan busuk kalian. Bod0h sekali aku dulu, sampai menentang keluargaku demi bisa bersama laki-laki misk1n seperti kamu, Mas. Menj1jikan!" Aku menatap Mas Asraf dengan perasaan jijik. Sepertinya laki-laki ini mulai lupa diri setelah sedikit berpunya. Apa aku perlu menyadarkannya sedikit. "Maurin, urus kekasihmu dengan baik. Dan kamu Mas, jangan pernah mencari aku dan Nari lagi. Hiduplah dengan baik dengan selingkuhanmu. Oh ya, jangan lupa pertahankan jabatanmu, agar tidak merasakan hidup sebagai buruh seperti dulu. Kasian Maurin, kalau harus ikut berjuang dari nol seperti aku. Ayo, Kak, kita pergi." Saat hendak melangkah, tiba-tiba Mas Asraf bangkit dari sofa dan menghampiriku. "Yasmine, tolong jangan pergi! Ayo, kita bicarakan masalah ini baik-baik di rumah, nanti," bujuknya sembari menahan lenganku. "Nanti? Kenapa tidak sekarang?" Laki-laki itu terdiam, sesekali tatapannya mengarah ke arah wanita yang masih berdiri tidak jauh di belakang kami. "Eum ... Mas tidak bisa pulang sekarang, Yas. Mas, masih punya banyak kerjaan." "Oke. Ayo, Kak Vincen, kita pulang." Aku menghempas tangan Mas Asraf dengan kasar dan berlalu keluar dari ruangan itu dengan diikuti Kak Vincen. Dari keputusan Mas Asraf barusan, tampak jelas sekali siapa yang lebih diutamakan olehnya. Memang tidak ada lagi yang perlu di harapkan dari laki-laki seperti itu. Sekali pengkhianat tetap pengkhianat. "Kamu baik-baik, saja?" tanya Kak Vincen saat kami sudah di koridor. "Kak Vincen tidak perlu khawatir, aku sudah siap menghadapi semua. Aku sudah mempersiapkan diri untuk hari ini dari jauh-jauh hari." "Kenapa baru kamu bilang sekarang? Kamu tahu, aku sangat membenci suami kamu. Argh ...!" "Aku beraninya baru sekarang, Kak." "Huft. Aku bisa gila! Sekarang kita ke mana?" "Aku harus menjemput Nari di sekolah dan membawanya pergi. Aku tidak membiarkan Mas Asraf bertemu Nari. Saat dia memutuskan berselingkuh, berarti Mas Asraf sudah siap kehilangan anak dan istrinya." "Dek." Tiba-tiba Kak Vincen meraih bahuku dan memutar tubuhku menghadap ke arahnya. "Ingat, apapun yang terjadi kamu tidak sendiri." Ucapan Kak Vincen membuat tangis yang sedari tadi tertahan pecah seketika. Sakit sekali membayangkan pengkhianatan yang dilakukan Mas Asraf. Aku masih tidak habis pikir dengan kebenaran lain yang kutemui pada sosok Mas Asraf. bersambung ...

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook