melihat istirnya itu menangis dalam diam menambah perasaan menyesal di dalam hatinya. "Ndin, sayang. Maaf! Mas gak bermaksud demikian, maaf." Aditya berusaha mendekati Andini namun wanita itu menjauh seolah tidak ingin Aditya sentuh. "Semua perkataan kamu itu seakan menunjukkan posisi aku yang sebenarnya di sini, Mas. Aku tahu, aku cuma istri sirih yang kamu nikahi secara diam-diam," ujar Andini dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. "Adit, ibu pikir setelah kepergian ayah kamu akan berubah, kamu akan menyadari kesalahan dan tidak lagi berhubungan dengan wanita itu. Tapi ternyata ibu salah, kamu benar-benar masih mempertahankan dia sebagai istri kamu bahkan berani mengajaknya tinggal di rumah yang seharusnya hanya milik kamu dengan Nafisah. Hati ibu sakit, Adit... Sangat sakit

