Bab 123 Menghibur Diri Ajeng berjalan tak tentu arah lalu memutuskan untuk naik kendaraan umum yang akhirnya mengantarkannya ke Kafe Adgaf. Ia merasa kebingungan. Tidak tahu ingin ke mana. Perasaannya sangat terluka setelah mendengar kebenaran dari mulut suaminya. Tak ia sangka jika foto dan video yang dilihatnya benar. Suaminya bahkan tidak mengelak sedikit pun. Dalam mobil taksi, Ajeng memikirkan kehamilannya. Apakah saking tidak siapnya punya anak suaminya harus tega melakukan pengkhianatan? Padahal mereka baru seumur jagung menikah hingga Ajeng hamil. Kenapa hal yang seharusnya membahagiakan justru terasa tragis? “Mbak, kita sudah sampai,” ujar driver taksi itu sambil menolehkan kepalanya ke belakang. Ajeng yang terisak pun segera melihat ke lu

