“Pratiwi, Bram kenapa?” tanya Nalendra sembari mendekati wanita itu. Mencoba untuk membantunya agar bisa menatap wajahnya. Posisi Pratiwi yang menunduk membuat Nalendra kesulitan untuk memberikan keyakinan agar dia bisa membukanya. Sebenarnya, Nalendra bisa saja membaca pikiran yang ada dalam pikiran wanita itu, akan tetapi Nalendra tidak pernah mau untuk melakukan hal itu. Dia merasa tidak sopan dengan mencuri informasi yang menjadi beban di dalam hidup wanita itu. Dari awal, Nalendra hanya ingin Pratiwi bisa menceritakan dengan keinginannya sendiri. Wanita itu masih bungkam. Nalendra tidak akan memaksakan kehendaknya. Memilih kembali duduk di sofa sembari menikmati air es yang sudah ada di meja. “Kalau memang belum bisa menjawab, enggak usah dilanjutkan. Sekarang, paling penting adala

