Nalendra beranjak dari duduknya. Membuka tirai di ruang tamu untuk melihat kondisi yang terjadi di luar. Terkejut kala melihat banyak orang yang sedang berkerumun di sana. Banyak ibu-ibu yang tengah menyerang ketua RT setempat. Bahkan, terdengar suara-suara yang tidak nyaman. Dari arah dapur, terlihat ibu dari Pratiwi datang. Membawa nampan berisi air minum dan satu piring berisi gorengan. “Biar saya saja yang membuka,” kata Nalendra yang menyadari raut wajah wanita setengah baya itu tidak baik-baik saja. Dewi berdiri. Mendekat ke arah wanita itu berdiri. Memeluknya untuk memberikan dukungan yang tidak seberapa. Menatap punggung dari Nalendra yang tengah memegang pegangan pintu. Tidak lama dari itu, terdengar suara makin riuh di luar sana. Kedua wanita itu melangkahkan kaki beriringan

